Gorontalopost.id – Pembangunan islamic center Gorontalo punya titik terang untuk terealisasi. Penjabat Gubernur Gorontalo, Hamka Hendra Noer, berhasrat untuk mewujudkanya. Bahkan, kata dia, jika semua kebutuhan teknis sudah terpenuhi, pelaksanaan groundbreaking (peletakan batu pertama) pembangunan islamic center bisa segera dimulai.
“Ada beberapa hal teknikal yang perlu kita selesaikan dengan teman-teman legislatif, kalau hal teknikal ini bisa selesai, saya mudah-mudahan, tidak banyak janji tapi kita bisa groundbreaking lebih awal,”ujar Pj Gubernur Hamka Hendra Noer, saat dialog forum demokrasi Gorontalo, Senin (11/7) malam.
Kehadiran islamic center menjadi mimpi masyarakat Gorontalo, sebagai daerah dengan penduduk mayoritas beragama Islam, Gorontalo sudah selayaknya memiliki islamic center, yang tak sekadar menjadi tempat salat dan kegiatan-kegiatan islam, tapi menjadi pusat kegiatan masyarakat. Ditambah lagi, Gorontalo menganut falsafah adat bersendi syariat dan syariat bersendi Alquran.
Saat Prof. Zudan Arif Fakhrullah, menjabat Pj Gubernur Gorontalo pada 2017, pembangunan Islamic Center Gorontalo hampir terealisasi. Saat itu, masyarakat bahkan urunan kumpul dana, supaya islamic center bisa terwujud. Masa jabatan Zudan yang singkat, membuat semangat pembangunan islamic center juga cepat selesai. Pada era kepemimpinan Gubernur Rusli Habibie dan Wagub Idris Rahim, keinginan mewujudkan Islami Center masuk dalam program Pemprov Gorontalo.
Hal ini juga untuk mendukung program prioritas RPJMD yang ke-enam, yakni agama dan budaya lebih semarak. Hanya saja 10 tahun memimpin Gorontalo, wujud islamic center Gorontalo tak terealisasi di-era Rusli-Idris. Kini, upaya membangun Islamic Ceter ada di tangan Pj Gubernur Hamka Hendra Noer.
Kata dia, sejak awal ia konsen merealisasikan islamic center, bahkan lanjut Hamka, ia bersama Sekda Provinsi Darda Daraba bersama para pimpinan OPD sudah bicara lebih jauh agar islamic center segera terwujud. “Saya ingin islamic center itu bukan sekadar tempat salat, tiap jumat datang salat, atau idul fitri orang datang, tidak. Kita buat seperti konsep masjid Al Bina GBK,”ujar Hamka. Masjid Al Bina, merupakan masjid di kawasan gelora bung karno, Senayan, Jakarta.
Masjid bergaya Turki itu mampu menampung 1000 jamaah. Tidak hanya menjadi tempat salat, tapi beragam kegiatan dilakukan, termasuk menjadi lokasi pernikahan. Ashraff Sinclair dan Bunga Citra Lestari, serta Anang Hermansyah dan Ahanti, merupakan pasangan selebriti yang memanfaatkan Masjid Al Bina GBK sebagai lokasi ijob kabul.
“Seperti apa konsep itu, islamic center ruang outdor bisa untuk aktivitas lain, jadi pusat peradaban, pusat pendidikan. Ada UMKMnya disitu,”kata Hamka. “Ada (yang) pulang kantor, singgah, joging disitu, mandi, salat, kemudian pulang senang. Dua nilai substansi yang didapat, niali ibadah dan olahraga,”katanya. Hamka menyebut, dalam merancang bangunan Islamic Center, ia hendak melibatkan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Menurutnya, di Indonesia, belum ada yang mampu menandingi keunggulan Ridwan Kamil dalam meng-arsiteki masjid. Pemprov Jawa Timur, termasuk yang memanfaatkan jasa Ridwan Kamil untuk merancang renovasi Islamic Center Surabaya. “Waktu ke Bandung, maunya ketemu Ridwan Kamil, kita ingin meminta opini desain islamic center, karena (beliau) satu-satunya arsitek yang hebat, belum ada yang bisa tandingi beliu. Cuma masih belum berjodoh, karena beliau masih berduka,”terangnya.
“Yang pasti persoalan teknikal itu sudah selesai, insya Allah grondbriking itu lebih cepat,”tandas Hamka. Sayangnya, Hamka tak membeber persoalan teknikal dimaksud.
Seperti diketahui, islamic center yang sudah lama direncanakan, belum ada kepastikan soal lokasi. Awalnya, direncanakan berlokasi di Kelurahan Moodu, Kota Gorontalo, namun Pemprov belum juga melakukan pembebasan lahan. Beberapa pihak menyarankan agar berlokasi di kawasan Gorontalo Outer Ring Road (GORR), atau tepian Danau Limboto agar lebih estetik dan indah. Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo, termasuk yang mengusulkan Islamic Center di bangun di tepian danau. Alasannya, karena pesisir danau saat ini sementara di revitalisasi sehingga pembebasan lahan masih murah. Alasan kedua menjadi salah satu bagian dari penataan danau Limboto. Ketiga aksesibilitasnya juga tersedia berupa jalan lingkar yang menghubungkan dua daerah. Keempat biasanya masjid yang berada di pinggiran danau dan laut bisa menjadi potensi wisata religi. Kelima bisa berdampak pada masyarakat di kawasan sekitar.
“Alternatif kedua yang disiapkan yakni di lokasi Gorontalo Outer Ring Road. Tepatnya di wilayah Telaga. Daerah ini tepat berbatas dengan dua daerah lainnya, kota dan Kabupaten Bone Bolango. Daerah ini juga memiliki aksesibilitas yang bagus, serta penduduk yang banyak. Serta menjadi jalur lalu lalang warga,”kata Nelson kepada Gorontalo Post, belum lama ini. Sementara, Bupati Bone Bolango, Hamim Pou juga menyarankan agar islamic center dibangun di kawasan GORR, tepatnya di Tapa, yang berbatasan dengan Telaga, Kabupaten Gorontalo.
“Ya, Ini dekat GORR perbatasan antar Bone Bolango, Kota Gorontalo, dan Kabupaten Gorontalo. Ini di tengah tengah sehingga sangat strategis. Dan menjadi kutub pertumbuhan baru di Provinsi Gorontalortlo,” ungkap Hamim. Bupati Bone Bolango dua periode ini berharap agar jangan semua terkonsentrasi di kota yang sudah sangat sesak, macet, dan menjadi epicentrum semua kegiatan. (tro)











Discussion about this post