Gorontalopost.id – Yang lagi pusing saat ini adalah emak-emak. Harga kebutuhan pokok, naiknya seakan tak bisa direm. Sangat cepat. Harga cabai rawait pekan lalu masih di kisaran Rp 70-80 ribu per kg, Selasa (28/6) kemarin, tembus Rp 100 ribu.
Bahkan menurut pedagang, itu sudah berlangsung dalam beberapa hari terakhir. Tiga pekan lalu, harga cabai berkisar di angka Rp 60 ribu. Normalnya, cabai (baca : rica) hanya Rp 30-35 ribu per kg.
Belum lagi harga minyak goreng yang tak punya kepastian. Harga minyak goreng kemasan, Rp48-50 ribu per dua liter. Minyak goreng curah yang dijual pedagang lapak pinggir jalan, Rp 15 ribu per 600 ml. Padahal, ketetapan pemerintah, harga migor curah hanya Rp 14 ribu per liter (1000 ml).
Pantauan Gorontalo Post, Senin (27/6), harga bahan pokok di Kota Gorontalo khususnya di Pasar Sejahtera Andalas, harga bawang merah dikisaran Rp70 ribu-Rp80 ribu per kg.
Tadi malam, di lapak pedagang kompleks jembatan jodoh, telaga. harga bawang merah mencapai Rp 90 ribu per kg, normalnya hanya Rp25-30 ribu per kg. Tomat Rp20 ribu per kg, semalam sudah mencapai Rp 25 ribu per kg, normalnya Rp5 ribu per kg.
Selain rempah-rempah, beras dijual Rp9-10 ribu per liter per liter tergantung kualitas beras tersebut, harga normal beras premium dikisaran Rp9 ribu-9.500 per liter. Telur ayam masih Rp52 ribu per bak (30 butir) dari sebelumnya Rp47 ribu, serta daging sapi Rp130-140 per kg dari Rp120-125 ribu per kg.
Di Pasar Senin Bongoime, Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango, rica dipatok dikisaran Rp90 ribu-Rp100 per kg dari Rp30 ribu per kg, bawang merah Rp84 ribu per kg dari Rp35 ribu, bawang putih Rp30 ribu dari Rp20 ribu, tomat Rp20 ribu per kg dari Rp6 ribu, minyak goreng curah Rp25-27 ribu 1,5 liter, daging ayam broiler Rp55 ribu per ekor normalnya Rp45-50 ribu per ekor, telur Rp50 ribu per bak dari Rp48 ribu. “Memang belakangan ini harga rempah-rempah naik apa lagi sekarang menjelang hari raya Idul Adha,” ungkap Roni salah seorang pedagang.
Menurut Roni kenaikan harga sekarang tidak lain disebabkan stok yang kurang, selain itu kenaikan komoditas bahan pokok hampir selalu terjadi ketika menjelang idul adha.
Di Pasar Gentuma Raya, Gorontalo Utara, belum lama ini, bawang merah dibanderol Rp20 Ribu untuk ukuran 2,5 ons, rica Rp100 ribu ukuran 1 kg, dan tomat Rp25 ribu per kg.
Mencekiknya harga sembako, tak lantas membuat pemerintah langsung turun tangan, misalnya menetralisir harga dengan melakukan operasi pasar. Yang terjadi, pemerintah melalui instansi teknis sekadar koordinasi.
“Perindag Boalemo dalam setiap hari itu ada laporan perkembangan harga, dan tentu itu selalu di-update jika ada kenaikan-kenaikan bahan pokok,”ujar Kabid Perdagangan Disperindag Boalemo, Nursia. Yang dilakukan saat ini adalah berkoordinasi dengan Pemprov untuk rencana pasar murah. Itu pun kata dia, baru rencana.
“Melonjaknya harga bahan pokok tersebut, dimana terinformasi gagal panen dan tentunya untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan pokok rencana akan menggelar pasar murah,” ujarnya.
Di Gorut, Dinas Perindagkop setempat mengakui sudah terjadi kenaikan harga bahan pokok. Faktor cuaca, dan mahalnya pestisida seperti pupuk dijadikan alasan harga rempah-rempah itu naik. Sekretaris Dinas Perindagkop Gorut, Wilson Hadju mengatakan, persoalan ini sudah dibahas bersama oleh pemerintah daerah. Hasilnya akan dibentuk satgas pangan, artinya belum terbentuk.
“Pembentukan satgas pangan sementara berproses, yang anggotanya tentu dinas terkait dan juga mungkin melibatkan Forkopimda,” jelasnya. Untuk operasi pasar, pihaknya pun baru berencana. Rencana itu baru akan terealisasi, kalau Satgas pangan terbentuk.
Padahal, saat ini masyarakat ‘menjerit’ lantaran harga bahan pangan yang terus meroket. “Kita masih menunggu satgas pangan terbentuk. Dan terhadap metode dan mekanisme operasi pasar masih sementara dirembukan,” ujarnya yang mengaku serius dengan persoalan ini.
Tak jauh beda yang dilakukan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Perdagin) Kota Gorontalo. Kabid Perdagangan, Faniar, kepada koran ini mengatakan, mengatasi kenaikan harga beberapa bahan pokok, pihaknya baru akan melakukan beberapa langkah. Diantaranya, menggelar operasi pasar.
“Insya Allah dalam waktu dekat kita akan menggelar operasi pasar. Kita akan turun langsung melihat ketersediaan dan kondisi harga dipasaran,” tandasnya.
Selain operasi pasar, lanjut Faniar, pihaknya juga akan menggelar pasar murah yang rencananya akan digelar menjelang Idul Adha. “Kita juga akan melaksanakan pasar murah. Kegiatan ini dikhususkan untuk warga yang ekonominya lemah,” ujar Faniar.
Di Pohuwato, harga bahan pokok pangan yang melambung gila-gilaan itu, disebut stabil oleh Dinas Perindagkop setempat. “Hari ini kita pantau harga di pasar itu sudah ada sedikit penurunan. Contoh, rica itu di posisi Rp100 roibu per kg pada dua hari yang lalu. Saat ini sudah posisi Rp80 ribu per kg.
Kemudian juga tomat di posisi Rp30 ribu per kg, hari ini (kemarin, red) di posisi Rp20 ribu. Yang masih bertengger itu bawang merah, bawang merah itu di posisi Rp80 ribu per kg,” kata Kadis Perindagkop Ibrahim Kiraman. Ia yakin, jika harga-harga tersebut dalam beberapa hari kedepan akan terus menurun seiring dengan meningkatnya stok bahan-bahan pokok di pasar.
“Saya yakin dan percaya ini akan terus ada penurunan karena memang kemarin alasan kita adalah stoknya yang kurang di pasaran, stoknya yang kurang didistribusi. Dalam rapat dengan TPID itu, panen kita di bulan Juli. Sehingga saya memprediksi di bulan Juli akan ada penurunan lagi, ini kita pantau terus,” jelasnya.
“Saat ini upaya kita masih terus memantau. Kemudian kita juga masih meminta bantuan dari Pemerintah Provinsi untuk pasar murah agar dilaksanakan di Pohuwato,” pungkas Ibrahim Kiraman.
(dan/tro/Mg02/Mg16/Mg14/Mg15/Mg08/rwf/abk//tr-75/ayi)











Discussion about this post