GORONTALO – GP – Masyarakat Gorontalo kini sudah bisa menikmati siaran televisi digital. Seiring dengan itu, dekoder penerima siaran digital set top box (STB) juga sudah mulai didistribusikan ke masyarakat penerima. Gorontalo kebagian 44.334 unit STB untuk rumah tangga miskin (RTM) yang menjadi sasaran bantuan STB.
Menarikanya, bantuan STB bagi RTM tidak perlu dijemput di kantor lembaga penyiaran, atau mengantri di kantor lurah. Sebab, STB bantuan yang menjadi komitmen lembaga penyiaran penyelenggara multipleksing bersama pemerintah itu, akan dikirim langsung ke alamat penerima. Hal ini disampaikan Staf khusus Menteri Kominfo, Rosarita Niken Widiastuti, seperti dikutip dari kanal youtube Siaran Digital Indonesia, Senin (20/6).
Menurutnya, lembaga penyiaran yang bertugas langsung mengirimkan STB ke rumah warga penerima. “Tidak perlu antri, tinggal tunggu saja di rumah, sebab lembaga penyiaran yang akan kirim langsung ke rumah-rumah,”jelasnya. Kata dia, Kementerian Kominfo sudah menerima data-data RTM dari Kementerian Sosial. Data berisi nama dan alamat itu, yang kemudian diserahkan ke lembaga penyiaran untuk menjadi sasaran penyaluaran STB.
Ditekankanya, terkait dengan data RTM penerima bantuan STB, saat ini Kementerian Kominfo sedang melalukan verifikasi untuk memastikan data penerima benar-benar valid dan sesuai. “Kemenkominfo dapat data dari Kemensos, data terpadu kesejahteraan sosial. Dari situ Kemenkominfo (kini) sedang melakukan verifikasi,”paparnya. Jalangan sampai, lanjut Niken, RTM penerima tidak sesuai lagi dengan kriteria. “Jangan sampai datanya miskin ternyata sudah tidak miskin, atau malah tidak punya televisi,”ujarnya. Syarat utama RTM penerima STB adalah warga miskin yang memiliki televisi, televisi tersebut hanya terhubung dengan saluran televisi terestrial yang ditangkap melalui antana. “Syarat dapat STB adalah RTM yang memiliki televisi. Kalau tidak punya tv ya tidak diberi STB,”terangnya.
Bantuan STB yang menjadi komitmen lembaga penyiaran, kata Niken, akan dikirim sesuai dengan mekanisme yang ada pada lembaga penyiaran, yakni dikirim via pos, atau menerjunkan langsung teknisi untuk memasang pada RTM sasaran. “Yang ada parabola tidak terima (STB) itu. Pemerintah ada verifikasi faktual ke masyarakat di lapangan, agar tepat sasaran,”kata Niken. Ia menekankan, tidak semua RTM mendapat STB, sebab data RTM di Indonesia kurang lebih 20 jutaan jiwa, sementara STB gratis yang disiapkan hanya 6,7 juta unit. “Yang memenuhi syarat yang dapat,”tandasnya.
Terkait dengan siaran tv digital, di Gorontalo saat ini sudah ada 20 kanal. Jumlah kanal tersebut lebih banyak dibandingkan dengan kanal pada siaran televisi analog yang hanya ada 12. Terpisah, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Gorontalo, Safrin Saifi mengatakan, pihaknya terus mengawal migrasi televisi analog ke siaran televisi digital. “Pada dasarnya, hak masyarakat mendapatkan siaran televisi yang berkualitas. Nah, dengan siaran televisi digital, kualitas itu yang benar-benar dijamin,”ujarnya.
Dengan siaran televisi digital, lanjut Safrin, bukan hanya kanalnya yang bertambah banyak, sehingga warga memiliki banyak pilihan kanal, tapi gambar siaranya yang bersih, dan suaranya yang jernih. “Juga ada teknologinya yang canggih. Sudah saatnya kita beralih ke siaran televisi digital,”tandasnya. (tro)
Comment