Gorontalopost.id – Para petani di Gorontalo semakin menderita. Pasalnya, harga pupuk non subsidi yang dijual di daerah ini mengalami kenaikan drastis. Hampir mencapai 100 persen kenaikannya dibanding harga sebelumnya.
Meskipun penyaluran pupuk subsidi tersedia melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), namun stoknya terbatas. Banyaknya persyaratan bagi petani yang ingin mendapatkan pupuk subsidi tersebut, juga bisa membuat petani mulai kehilangan kesempatan untuk mendapat jatah pupuk subsidi. Sedangkan untuk beli pupuk nonsubsidi harganya pun semakin mahal.
Informasi dirangkum Gorontalo Post, harga pupuk yang mengalami kenaikan hingga 100 persen ini, yakni pupuk non subsidi jenis urea. Sebelumnya, harga pupuk non subsidi per sak ukuran Rp370 ribu naik menjadi Rp650 per sak. Sedangkan harga per kg sebelumnya dikisaran Rp8 rib, kini naik menjadi Rp15 ribu.
Daeng (65), salah seorang penjual pupuk nonsubsidi mengatakan, saat ini pupuk nonsubsidi jenis urea naik 100 persen. “Di pasaran semua jenis pupuk nonsubsidi mengalami kenaikan harga, ditambah pupuk jenis phonska langka di pasaran,” kata Daeng.
Selain itu, salah satu penjual pupuk bersubsidi di sekitar Jalan Taman Surya, Kota Gorontalo mengatakan harga pupuk subsidi tetap sama dari tahun kemarin hanya saja harga pupuk non subsidi jenis urea yang mengalami kenaikan, sementara harga pupuk jenis phonska Rp115 ribu/karung sedangkan pupuk urea Rp112 ribu 500/karung.
“Pupuk bersubsidi harganya sudah ditentukan oleh pemerintah jadi kami tidak bisa mengubah harga dari pupuk subsidi tersebut,” jelasnya.(Mg07/dan)












Discussion about this post