Gorontalopost.id – Di Gorontalo tak hanya usaha butik yang kini berkembang dengan baik. Saat ini, bisnis pakaian bekas juga mulai menjamur.
Selain harganya jauh lebih murah, kualitas barang bekas tersebut juga masih bagus dan tak kalah modelnya dibanding pakaian bermerek. Dari hari ke hari, usaha ini malah makin menjamur menyaingi usaha butik yang sudah lama ada.
Sehingga banyak warga yang ikut berburu pakaian bekas layak pakai ini. Usaha butik dan pakaian bekas memiliki kesamaan dalam penjualannya, dimana mereka sama-sama menjual pakaian. Tetapi dalam dalam hal
pendapatan terlihat perbedaan yang sangat besar.
Hal tersebut dikarenakan dalam membuka usaha butik biasanya diperlukan modal Rp100-200 juta, sedangkan untuk usaha thrifting sendiri hanya diperlukan modal Rp7 juta saja. “Kalau modal awal saya dulu sekitar Rp7 juta. Dulu saya memesan pakaian satu ball sweater yang berisi 500 lembar pakaian,” ungkap Riska Akili, pemilik usaha
pakaian bekas.
Riska mempromosikan usahanya melalui media sosial seperti instagram dan facebook, bahkan tidak jarang ia akan melakukan diskon besar- besaran untuk menarik perhatian pembeli. Barang yang dijual dalam usaha thrifting seperti blus, atasan, sweater, kemeja, hoodie, dan kaos. Berbeda halnya harga pakaian bekas, dimana Riska mematok harga Rp10 ribu untuk kualitas bawah, Rp 25 ribu untuk kemeja jeans, Rp 50 ribu untuk blus, dan Rp 50-100 ribu keatas untuk kaos dan sweater. Untuk pendapatan, Riska bisa mendapatkan Rp1 juta per hari, jika banyak pembeli.
Nur Santi, owner salah satu butik di Kota Gorontalo mengaku hadirnya usaha pakaian bekas saat ini tak menjadi masalah baginya. Karena menurutnya, tak semua orang menyukai barang bekas. “Saya tidak merasa tersaingi, sebab menurut saya ada pembeli yang memang tidak mau membeli pakaian bekas,” katanya.
Untuk barang yang dijual dalam usaha butiknya seperti jilbab, kemeja, baju pesta, baju koko, baju anak, gamis, dan daster. Untuk harga yang dipatok dalam butik berbeda-beda, gamis dihargai dikisaran Rp100 ribu lebih, sedangkan untuk harga daster dan jilbab sendiri ia beri harga kisaran Rp 35 ribu. Santi bisa mendapatkan Rp2 juta per hari jika banyak pembeli, namun jika sepi ia hanya mendapatkan Rp 200 ribu per hari.(dan)












Discussion about this post