Gorontalopost.id – Puluhan warga yang rata-rata emak-emak dari Kelurahan Padebulo, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo, tiba-tiba mendatangi rumah dinas (Rudis) Wali Kota Gorontalo, Kamis (9/6) siang. Saat itu, baru saja usai proses pelantikan hasil mutasi pejabat di lingkungan Pemda Kota Gorontalo. Salah satu pejabat yang dimutasi adalah Lurah Padebuolo, Rina Tahir. Puluhan warga yang mendatangi Rudis Wali Kota itu, memprotes keputusan Wali Kota Marten Taha, yang memutasi lurah mereka. Rina Tahir kini mendapat jabatan baru sebagai Lurah Wongkaditi Timur.
“Kami masyarakat Padebuolo menolak lurah kami dipindahkan. Kami tetap mau dipimpin Bunda Rina,” teriak orator demo, Agung Datau melalui pengerasuara. Bagi Agung yang mengklaim mewakili warga Padebuolo, Lurah Rina Datau adalah sosok pemimpin yang pro aktif mendengarkan dan memperjuangkan aspirasi warga. Sehingga begitu, banyak pembangunan dan perubahan yang dialami Kelurahan Padebuolo semenjak dipimpin Rina. Inilah yang menjadi alasan warga Padebuolo melakukan aksi demo menolak figur dari kalangan wanita yang bertitel Sarjana Sosial itu.
Ia mengungkapkan, pihaknya telah menerima informasi dari beberapa sumber terpercaya, jika Rina hanya akan dimutasi ke kelurahan lain. “Kalau hanya dipindahkan ke kelurahan Ipilo, lebih baik beliau tetap bersama kami. Di Ipilo juga kan bunda Rina hanya Lurah. Kalau hanya menduduki jabatan yang sama, buat apa dimutasi,” tegas Agung.
Para pendemo yang berjumlah sekitar puluhan orang itu melancarkan aksinya di depan gerbang rudis Wali Kota yang telah ditutup rapat oleh Satpol PP.
Beberapa masa aksi, juga membentangkan spanduk, yang bertuliskan menolak Lurah Rina dipindahkan. Sebagian warga bahkan ada yang menangis lantaran tidak terima dengan keputusan wali kota. Sehari kemarin, beberapa foto beredar menggambarkan sebuah ruangan lurah, dipalang menggunakan potongan bambu, mereka sepertinya menolak lurah baru.
Setelah meluapkan seruan penolakan Lurah Rina Tahir, Agung bersama pendemo lainnya mendengarkan penjelasan dari pihak Pemerintah Kota Gorontalo yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Kota Gorontalo, Ismail Madjid. Sekda yang saat itu didampingi langsung oleh Lurah Rina, menjelaskan, jika mutasi terhadap Lurah Rina dilakukan demi kepentingan organisasi, termasuk jenjang karir yang bersangkutan. Selain itu, kata Sekda Ismail, mutasi terhadap Lurah Rina bertujuan untuk promosi jabatan dikemudian hari.
“Namanya pejabat yang akan dipromosikan itu, harus pindah dari jabatan eselon IV ke jabatan eselon IV lain,” tutur Sekda Ismail.
Untuk itu, Sekda Ismail mengatakan, jika memang warga Padebuolo menginginkan Rina Tahir naik jabatan, harusnya mendukung penuh mutasi ini.
Usai mendengarkan penjelasan Sekda Ismail para pendemo yang didominasi kaum emak-emak perlahan membubarkan diri. Rina yang melihat warganya tak menginginkan dia dipindah, tak tahan mengeluarkan air mata.
Sementara itu, berdasarkan data yang diperoleh dari BKPP Kota Gorontalo, Rina dilantik sebagai Lurah Wongkaditi.
MUTASI PEJABAT
Selain memutasi lurah Padebuolo Rina Tahir, Wali Kota Gorontalo juga merolling sejumlah pejabat. Total ada 125 pejabat administrator, pengawas dan fungsional yang dilantik kemarin, tiga diantaranya camat, dan 18 lurah. Tiga camat yang dilantik tersebut masing-masing Camat Sipatana, Lukman Laisa, Camat Kota Timur, Sriyanti Ano, dan Camat Hulondalangi, Kasim Pilobu.
Wali Kota Gorontalo, Marten Taha mengingatkan pata pejabat dilingkungan Pemerintah
Kota Gorontalo untuk menghindari ego sektoral. Menurut Marten, ego sektoral harus
dikesampingkan dalam menjalankan sebuah organisasi, termasuk pemerintahan.
“OPD (Organisasi Perangkat Daerah) adalah satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan, dan tidak
harus ada ego sektoral serta rasa menang sendiri. Seluruh OPD harus ciptakan kerja-kerja yang
bersifat tim agar memperkuat kerjasama antara OPD,” tegas Marten.
(rwf/tro)












Discussion about this post