Gorontalopost.id – Pandemi covid 19 yang tidak berkesudahan membuat masyarakat harus pandai menjaga kesehatan dengan berolahraga maupun menjaga pola makan.
Untuk menjaga pola makan tak sedikit warga yang mengkonsumsi sayur daging ataupun buah-buahan. Konsumsi buah buahan yang meningkat di masa corona ini pun membuat rezeki para pedagang buah makin bertambah.
Seperti halnya penjual buah di bahu jalan di wilayah Bone Bolango. Mereka bisa meraup omzet hingga Rp1 Juta lebih dalam sehari.
Pantauan Gorontalo Post, berbagai macam jenis buah yang merupakan buah yang banyak digemari oleh masyarakat dijual pedagang, diantaranya Semangka, Mangga, Pisang, Anggur, Apel dan masih banyak lagi.
Dari informasi yang diperoleh, buah-buahan tersebut dipasok dari pasar tradisional. Untuk stok buah per haripun berbeda-beda tergantung dari jenis buah tersebut.
“Buah-buahan ini kita biasanya kalau cuman seperti pisang kita pasok dari pasar, tapi kalau untuk apel, anggur atau semangka biasa itu bos saya ambilnya dari lapak yang ada di daerah Telaga, dan kalau untuk stok per hari biasa kalau untuk rambutan, salak, dan alpukat itu satu dos, kalau pepaya biasa 4 tas jumbo, sama kalau untuk pisang itu 4 tandan. Tergantung dari ukuran buahnya juga itu,” ungkap Awil.
Awil mengatakan omzet yang bisa diraup untuk satu hari bisa mencapai Rp1 Juta lebih, dan untuk keuntungan bersih yang bisa didapatkan adalah Rp500 Ribu atau Rp800 Ribu.
“Alhamdulliah omzet yang bisa saya dapatkan untuk satu hari itu sekitar Rp1 Juta lebih, ini juga tergantung dari pembeli yang datang. Tapi, kalau untuk keuntungan dari omzet itu saya dapat Rp500 ribu atau Rp800 Ribu,” tuturnya.
Namun, tentu dalam penjualan buah-buahan ini bukanlah suatu hal yang mudah, buah-buah yang mudah busuk tentunya akan menjadi suatu masalah dan bisa berdampak kepada pendapatan penjual.
Madi Lihawa, pedagang lainnya juga mengaku pendapatan di saat pandemi mengalami kenaikan. Dimana, ia bisa memperoleh Rp1,3 juta dalam sehari. “Apalagi musim durian bisa sampai Rp2 juta pendapatan,” katanya.
Hanya saja untuk buah yang cepat rusak ia tak bisa memperoleh keuntungan besar. “Misalnya mangga, pepaya itu keuntungan tipis,” tuturnya.(Mg08/dan)












Discussion about this post