Gorontalopost.id – Tensi di Internal Golkar sedang naik. Di level nasional, Golkar diterpa isu pelengseran Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto lewat ajang musyawarah nasional luar biasa (Munaslub). Di daerah, Golkar Jawa Barat bahkan telah menyelenggarakan Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub).
Lalu bagaimana dengan Golkar Gorontalo? Pengamat Politik Ferdi Gani mengatakan, potensi untuk melengserkan Ketua DPD I Golkar Rusli Habibie melalui Musdalub cukup terbuka. Apalagi Rusli sudah tak memiliki jabatan politis setelah meninggalkan kursi Gubernur.
“Memang jika dilihat saat ini Pak Rusli sudah tidak punya jabatan di eksekutif, sehingga bisa saja isu musdalub terjadi, karena dalam politik tak pernah ada yang abadi,” ujarnya.
Meski begitu, menurut Ferdi, untuk sampai pada Musdalub tidak semudah yang dibayangkan. Karena harus ada alasan kuat bagi DPP Golkar untuk menyetujui Musdalub. Alasannya tentu berkaitan dengan performa maupun kinerja Ketua DPD I. Dari aspek ini, Rusli Habibie sambung Ferdi memiliki performa yang baik. Selama memimpin Golkar, Rusli bisa memenangkan partai pada perhelatan Pilkada dan Pileg. Buktinya Golkar dua kali memenangkan Pilgub.
“Posisi Ketua DPRD bisa diraih Golkar, baik di Kabupaten-kota hingga kursi DPR-RI. Sehingga jika kepemimpinannya dianggap gagal dan akan dilakukan Musdalub itu tak mungkin,” jelasnya.
Di Gorontalo, wacana Musdalub jelang Pilkada bukan hal baru. Pada 2017, menjelang pemilihan Walikota (Pilwako), Golkar Kota Gorontalo juga diterpa isu Musdalub. Sempat ada upaya untuk melengserkan Ketua DPD II Marten Taha melalui ajang Musdalub.
Menjelang Pilgub 2024 mendatang, isu Musdalub DPD I juga mulai jadi perbincangan di kalangan politisi. Termasuk para kader Golkar.
Asumsi yang berkembang, Musdalub sesungguhnya menjadi pertarungan kader Golkar untuk mendapatkan tiket pencalonan ke Pilgub. Siapa yang akan mendapatkan kursi Ketua DPD I, akan mempermulus langkahnya meraih rekomendasi Golkar.
Diketahui, ada beberapa kader Golkar yang dielus ke Pilgub. Yaitu kader Golkar di DPP masing-masing Zainudin Amali dan Roem Kono. Ada juga Toni Uloli. Di daerah, ada Idah Syahidah, Marten Taha serta syarif Mbuinga.
Salah satu pengurus DPD I Golkar, Kun Idrus, menanggapi santai potensi terjadinya Musdalub. Dia menyebut, ini bukan isu baru.
Menurutnya, untuk menyelenggarakan Musdalub tidak mudah. Karena harus disetujui oleh DPP.
“Dan alasannya harus kuat. Sekarang kalau mau Musdalub alasannya apa?,” ungkapnya.
Kun mengatakan, bila Musdalub hanya untuk kepentingan pencalonan Pilgub, Rusli Habibie selama ini memberikan kesempatan yang sama bagi semua kader yang ingin tampil di Pilgub. Rusli meminta semua kandidat untuk rajin turun ke masyarakat mensosialisasikan diri. Karena Golkar akan mengusung figur yang memiliki hasil survei tinggi.
“Walaupun menempati kursi ketua DPD I, belum tentu akan dicalonkan DPP kalau hasil survei rendah. Jadi kalau ingin dicalonkan, rajin sosialisasi,” ujarnya sembari menambahkan sosok yang rajin turun ke masyarakat sejauh ini yang nampak baru Idah Syahidah.
Sementara itu wakil Ketua DPD l Golkar, Maman Zakaria menampik potensi Rusli Habibie dilengserkan melalui Musdalub. Dia memastikan, Rusli Habibie akan tetap menjadi Ketua DPD I sampai habis masa periode kepengurusan di 2025 mendatang.
Soal Pilgub, Maman mengatakan, Golkar menganut mekanisme survei. Jadi siapapun kader Golkar yang memiliki survei tinggi berpeluang besar akan diusung partai. Dia memastikan, kader Golkar yang saat ini dielus ke Pilgub seperti Idah Syahidah, Marten Taha, Roem Kono, Syarif Mbuinga, Toni Uloli dan Zainudin Amali juga mengetahui mekanisme ini.
“Memang itulah Golkar banyak kader yang diwacanakan, karena memang partai Golkar adalah partai yang paling siap menghadapi Pilgub. Siapapun lawan Golkar sebut saja Rahmat Gobel, Nelson Pomalingo ataupun Elnino torang lawan,” tegas Maman.
Maman memastikan Golkar Gorontalo sekarang ini dalam kondisi yang solid dan terkonsolidasi dengan baik. “Golkar paling siap dengan calon Gubernurnya siapapun dia,” tegas Maman. (wie/rmb)
Comment