Gorontalopost.id – Gorontalo merupakan wilayah yang cukup banyak tanaman pohon aren. Dulunya ada petani yang memanfaatkan aren untuk dijadikan miras, tetapi sebagian para petani mengolah aren ini menjadi gula yang halal untuk dikonsumsi.
Seperti halnya di Kelurahan Polohungo, Kecamatan Limboto. Roni Nopo salah seorang yang merintis usaha gula aren atau ia sebut sebagai gula semut.
Ia termotivasi dari berbagai petani yang hanya mengelola aren menjadi bahan yang haram kini mempunyai peluang untuk memanfaatkan aren menjadi gula semut.
Dengan proses pembuatannya tidak jauh dari pembuatan gula aren pada umumnya. Hanya saja ada beberapa perubahan sistem pembuatan gula semut ini yang ditambah atau dikurangi.
Dari hasil pembuatan tersebut pendapatan gula semut per bulan mencapai Rp 224 juta. “Untuk sementara ini yang menjadi tantangan kita adalah pasar yang awalnya pasar kita adalah pasar luar daerah dengan memasukan produknya di Surabaya tapi karena adanya pandemi covid sehingga kita juga ikut terimbas sehingga pasar yang menjadi andalan kita di Surabaya sementara dihentikan, dan sekarang kita menjajahi pasar lokal yang ada di Gorontalo tetapi tidak menutup kemungkinan juga akan terbuka pasar-pasar luar, minggu kemarin ini kita sudah mengirim produk kita sudah sampai ke Malaysia,” kata Roni Nopo.
Harga gula semut bervariasi dan bentuk kemasan yang berbeda pula, ukuran 100 gram Rp10 ribu, kemasan 250 gram Rp15 ribu dan yang berukuran 400-500 gram Rp 20 ribu.
“Harganya bervariasi dari 100 gram, 250 gram, 400-500 gram, itu kalau harga yang akan kita jual ke reseller jadi ada orang lain yang datang membeli produk kita kemudian akan menjualnya dan sekarang juga produk kita sudah ada di Mufidah, Maharani, Qmart, Omart serta di toko-toko besar di Gorontalo lainnya,” ucapnya.(Mg07)












Discussion about this post