Gorontalopost.id – Beranda media sosial, dalam dua hari terakhir, dihebohkan dengan postingan yang menyayat hati. Seorang bocah perempuan berusia lima tahun, meninggal dalam kondisi yang tidak wajar. Wajahnya yang imut itu penuh lebam, tubuh mungilnya penuh luka dan membiru karena menjadi korban penganiayaan. Kondisinya itu yang membuat bocah bernama Alisya Korompot ini, meregang nyawa pada Rabu 18 Mei 2022, di rumah kos di Jl.Manggis, Kota Gorontalo.
Yang memilukan, peristiwa penganiyaan yang dialami Alisha, diduga dilakukan orang tuanya, lebih tepatnya ibu tiri, berinisial SWA (27), dan nenek tirinya, SI (65). Merisnya lagi, ayah kandungnya, KK, yang mengetahui putrinya dianiaya istri dan mertuanya, hanya membiarkan, hingga tewas.
Alisha awalnya memang tidak tinggal serumah dengan ayahnya.
Ia menjadi bocah yang kurang beruntung. Sedari bayi, rumah tangga orang tuanya berantakan. Ayah dan ibunya sudah bercerai, dan masing-masing menikah lagi. Ia kemudian diasuh oleh neneknya, orang tua dari ayahnya di Kotamobagu, Sulawesi Utara. Baru satu bulan belakangan, atau kurang lebih sepekan bulan ramadhan yang lalu, Alisya dikirim ke Gorontalo.
Ayahnya bersama SWA sang ibu tiri memang sudah menetap di Kota Gorontalo, dengan menyewa rumah kos Rp 2 juta per bulan di kawasan Jl Manggis, Kota Gorontalo. Alisya harapan neneknya di Kotamobagu akan disekolahkan di taman kanak-kanak (TK) yang ada di Gorontalo.
Namun, cita-cita Alisya untuk sekolah terkubur dalam-dalam. Sejak tinggal bersama ibu tirinya itu, Ia bak masuk kandang singa. Diduga hampir setiap hari, tubuh mungilnya itu menjadi bahan sansak ibu dan nenek tirinya.
Sebab diduga setiap usai menghantam Alisya, sang ibu tiri melapor ke suaminya, ayah Alisya. Bukanya membela Alisya, ayahnya diduga membiarkan buah hatinya itu merintih kesakitan dianiaya. Alisya menahkan sendiri sakit tubuhnya yang dianiaya.
Puncaknya pada Rabu (18/5), tubuh Alisya yang penuh luka itu terbujur kaku, tak lagi bergerak. Mereka membawanya ke rumah sakit. Pihak rumah sakit memastikan Alisya tak lagi bernyawa. Jazad kaku bocah perempuan ini dibawa lagi ke rumah kos.
Pemilik kos kaget, ada penghuni yang meninggal dunia. Saat itu ia bahkan sempat mendoakanya, tapi begitu dilihat, nampak tak wajar sebab penuh luka dan lebam. Beberapa saat kemudian, KK, ayah Alisyah menghubungi keluarganya di Kotamobagu dan mengabarkan,jika anaknya itu sudah meninggal dunia.
Sontak keluarga kaget, saat itu juga mereka ke Gorontalo, dan membawa Alisya ke Kotamobagu. Namun begitu dilihat, tubuh Alisya ternyata penuh luka. Nenek korban, Siti Bangki yang merawatnya sejak kecil tidak terima dengan kematian Alisya yang tidak wajar itu. Ia mengaku merawatnya dengan kasih sayang sejak masih bayi.
.”Selama ini Icha (Alisya,red) tinggal bersama saya. Karena dia rindu sama papanya, maka pamannya mengantarkan Icha ke Gorontalo,” ujar nenek Siti Bangki, di Kotamobagu, kemarin.
“Saya kaget saat papanya telepon kalau Icha sudah meninggal. Icha so nyanda ada ma,” ujar Siti menirukan. Kondisi Alisya yang meninggal tidak wajar, membuat pihak keluarga menempuh jalur hukum. Tante Alisya yang tinggal di Jl Durian, Novita, mendatangi Mapolres Gorontalo Kota untuk mengadukanya.
Plh Kapolres Gorontalo Kota, Kombes Pol. Ferdiansyah,S.I.K melalui Kasat Reskrim, Iptu Mohammad Nauval Seno,S.T.K,S.I.K membenarkan adanya peristiwa memilukan itu. Ia mengatakan, begitu mendapati laporan itu, personel Polres Gorontalo Kota bersama tim dari Polda Gorontalo, langsung melakukan penyelidikan di lokasi kejadian.
Dari hasil penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban ASK, serta beberapa alat bukti yang diduga digunakan oleh pelaku, untuk melakukan penganiayaan. Alat bukti itu berupa sapu yang patah dua, diduga digunakan untuk menghantam korban, gunting, dan pakaian korban yang penuh darah.
“Ibu tiri korban yang bernama SWA (27) dan nenek tiri korban yang bernama SI (65), berasal dari Kelurahan Molinow, Kecamatan Kotamobagu Barat, Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara (Sulut),” ujarnya.
IPTU Nauval menambahkan, setelah melakukan olah TKP, pihaknya kemudian berkoordinasi dengan Resmob Polres Kotamobagu, untuk mengamankan ibu dan nenek tiri korban sudah berada di sana.
“Setelah diamankan, keduanya kini sudah dibawa ke Polres Kotamobagu untuk dilakukan interogasi terkait dengan kematian bocah ini. Tak hanya itu saja, ayah kandung korban pun sudah diamankan, karena diduga turut melakukan pembiaran,” ujarnya.
Setelah kasus ini mencuat, jenazah korban tak langsung dimakamnkan, kemarin, masih dibawah ke RS Bhayangkara Manado, untuk diautopsi. Korban akan dimakamkan dipekuburan keluarga di Kotamobagu.
“Untuk ke dua pelaku SWA dan SI serta ayah kandung korban, akan dibawa ke Kota Gorontalo untuk pemeriksaan lebih lanjut,” pungkas Iptu Nauval. Polisi belum memastikan apa motif, sehingga SWA dan SI tega menganiaya Alisha hingga tewas. (tro/kif)












Discussion about this post