Gorontalopost.id – Tumbilotohe merupakan salah satu tradisi budaya di Gorontalo yang layak untuk dikembangkan. Oleh karena itu, tradisi tumbilotohe terus dilestarikan oleh masyarakat Gorontalo hingga saat ini.
Tumbilotohe memiliki banyak potensi yang salah satunya dapat menarik kunjungan wisatawan ke daerah Gorontalo, karena tradisi Tumbilotohe tidak dijumpai di daerah manapun di Indonesia.
Minyak tanah menjadi salah satu kebutuhan dalam memeriahkan tumbilotohe, khususnya untuk lampu tradisional. Di Kota Gorontalo harga minyak tanah pun sampai saat ini masih terus melonjak.
Ela, salah seorang pedagang minyak tanah di Jalan Raja Eyato, mengatakan harga minyak tanah tahun ini dan tahun lalu berbeda jauh. Ramadan tahun lalu biasanya dijual Rp 22 ribu per botol, sekarang naik menjadi Rp 30 ribu per botol ukuran 1,8 liter.
“Satu hari itu biasanya laku 30 sampai 50 botol, tapi Alhamdulillah pernah laku sampai 100 botol karena di tempat ini sudah banyak yang berlangganan.
Stok yang kami sediakan selama Ramadan ini ada dua drum, harga per durm-nya Rp 3 juta 405 ribu, dan stok nya di ambil langsung dari agen,” ungkapnya.
Sama halnya dengan Andrian penjual minyak tanah lainnya. Ia mengatakan harga minyak tanah sekarang tidak menentu. Sebelum Ramadan biasanya dijual Rp28 ribu untuk per 1,8 ilter, sekarang naik menjadi Rp30 ribu. Sedangkan ukuran 600 ml dijual Rp15 ribu.
“Sebenarnya sebelum ramadan harga minyak Rp28 ribu, terus naik Rp29 ribu dan sampai saat ini naik menjadi Rp30 ribu per 1,8 liter. Untuk stok biasanya saya ambil dari kampas minyak per drom. Setiap harinya minyak tanah yang laku terjual bisa sampai 12 botol,” ungkapnya.(Mg09/dan)












Discussion about this post