Gorontalopost.id – Aksi mahasiswa menolak jabatan Presiden tiga periode, perpanjangan jabatan presiden, hingga protes kelangkaan minyak goreng juga berlangsung di Gorontalo, termasuk di Limboto, Kabupaten Gorontalo, Senin (11/4).
Masa aksi bahkan bertahan hingga malam hari, mereka memaksa untuk bertemu Gubernur Rusli Habibie. Awalnya, masa dari aliansi atau gabungan dari sejumlah organisasi mahasiswa itu mendatangi rumah jabatan gubernur di kompleks lapangan taruna remaja.
Masa aksi yang dipimpin Madyatama SY. Failisa sebagai koordinator lapangan ini, ingin menyampaikan aspirasi langsung kepada Rusli Habibie. Rusli diharap memberikan pernyataan langsung untuk menolak perpanjangan jabatan Presiden Joko Widodo, termasuk menjamin stabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat.
Hanya saja di depan rudis Gubernur, mereka tak bertemu Rusli Habibie. Sang gubernur ternyata sedang berada di Jakarta. Ketua Senat Fakultas MIPA, UNG, Moh. Fajri Langgene yang turut memberi orasi meminta agar ada perwakilan Pemprov Gorontalo yang menerima keluhan mereka. Tak lama berselang, staf ahli Gubernur, Taufik Sidiki datang menemui mereka.
Usai dari rumah dinas Gubernur, masa aksi kemudian bergerak menuju bundaran tugu saronde. Tepat di jantung Kota Gorontalo ini mereka melakukan orasi menentang oligarki, dan meminta Jokowi menurunkan harga minyak goreng, BBM, hingga menghapus kebijakan menaikan pajak.
Dalam aksi, mereka juga turut membakar ban bekas. Kupalan asap membumbung, padahal lokasi demo sangat dekat dengan station pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Terlibat aksi dorong dengan aparat, saat masa aksi mencoba mengusai SPBU milik swasta itu. Masa dalam kesempatan tersebut tetap meminta Gubernur Rusli Habibie atau Wakil Gubernur Idris Rahim untuk hadir. Namun jelang magrib, mereka hanya ditemui Asisten III Setda Provinsi Gorontalo, Iswanta.
Dihadapan masa aksi, Iswanta memastikan pemerintah Provinsi Gorontalo menjamin kebutuhan pokok masyarakat, termasuk minyak goreng. Pemprov kata dia, berhasil mendatangkan satu juta liter minyak goreng, yang didatangkan secara bertahap.
“Setiap hari ada 20 ribu liter yang masuk. Kita memang keterbatasan armada,”terang Iswanta. Hanya saja, penjelasan Iswanta disela mahasiswa. Masa tetap tidak percaya, sebab kenyataanya harga minyak goreng di pasaran tetap mahal. “Butul poli ini pak, jangan bo himbulo,”teriak mahasiswa.
Jelang magrib, suasana aksi makin panas, saat petugas berupaya untuk membubarkan. Aksi terhenti saat buka puasa dan salat magrib. Mahasiswa kemudian mendapat tambahan penjelasan dari Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Gorontalo, Imran Bali.
Atasnama Forkopimda, kata Imran, pihaknya memastikan menampung semua aspirasi mahasiswa yang kemudian diteruskan ke pimpinan untuk dirapatkan.
“Saya Kepala Badan Kesbangpol mewakili gubernur Gorontalo, pak dandim mewakili pak Danrem, Karo OPS mewakili Kapolda, perwakilan Kajati juga, kami turun langsung dilapangan mewakili Forkopimda karena memang lagi berada diluar daerah.
Pada prinsipnya kami menerima semua tuntutan yang disampaikan hari ini,” ungkap Kepala Kesbangpol Provinsi Gorontalo Imran Bali. Aksi serupa juga dilakukan mahasiswa di Limboto. Mereka mendatangi, kantor DPRD setempat dan berorasi di kolong menara Limboto.
Tuntutan pun sama, menolak Jokowi memperpanjang jabatanya sebagai presiden, dan tidak ambisius untuk tiga periode. Masa aksi juga melakukan bakar ban bekas di halaman kantor DPRD. (mg17/tro)











Discussion about this post