Gorontalopost.id – Aksi penolakan perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo ramai dimana-mana. Di Gorontalo, aksi ini belum nampak. Di beberapa daerah, mahasiswa dengan jumlah ribuan turun ke jalan, menuntut tak ada penundaan pemilu, termasuk agar Jokowi tidak memaksakan untuk kembali mencalonkan sebagai Presiden periode ketiga.
Di Bogor, ribuan mahasiswa se kota Bogor bahkan merengsek hingga dekat istana bogor, Jumat (8/4) siang. Demo bertema Gerakan Bogor Menggugat Istana itu dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se Kota Bogor, setelah ikut unjuk rasa dengan Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) pada Jumat, (1/4) pekan lalu.
3Kedatangan mereka untuk menyuarakan keberatan atas keputusan yang dikeluarkan pemerintah atas kebijakan yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat kecil.
Pantauan Radar Bogor, ribuan mahasiswam melakukan aksi long march dari Tugu Kujang arah ke Istana Bogor. Namun, aksi long march mereka terhenti karena petugas kepolisian sudah berjaga di Pintu 3 Istana Bogor, tepatnya di Jalan SSA sekitar 15:40 WIB.
Adapun, isi tuntutan para mahasiswa yang mengatasnamakan Gerakan Bogor Menggugat Istana itu diantaranya, menolak keras wacana perpanjangan masa jabatan presiden, penundaan pemilu dan wacana tiga periode.
Kemudian, menuntut Presiden Jokowi untuk mengeluarkan pernyataan resmi terkait penolakannya terhadap wacana perpanjangan masa jabatan presiden, penundaan pemilu dan wacana tiga periode. “Dua periode aja ancur,” tulis spanduk yang dibawa mahasiswa saat aksi.
Mahasiswa kemudian memberikan petisi, mereka meminta Presiden yang merupakan kader PDI Perjuangan itu dapat merealisasikan petisi yang berisikan enam tuntutan dalam waktu 3×24 jam.
“Sudah kami sampaikan. Dengan tuntutan tersebut, kami berikan waktu kepada Presiden Jokowi untuk mengeluarkan pernyataan resmi dalam waktu 3×24 jam,” kata Koordinator BEM se-Bogor, Rizki Nuria Sury Altar kepada wartawan. Rizki mengingatkan jika sampai pada waktu yang sudah ditentukan tidak ada tindak lanjut, pihaknya akan memfollowup melalui audiensi.
Sementara itu, perwakilan Istana Bogor yang ditunjuk menerima petisi dari para mahasiswa mengaku akan menyerahkan hal ini langsung ke pimpinannya.
“Petisi kami terima dari perwakilan para mahasiswa Bogor. Dimana atas izin pimpinan, kami sebetulnya hanya cukup menerima dan kami akan sampaikan ke pimpinan kami,” ujar pria yang mengenakan batik berwarna cokelat tersebut.
Tidak hanya meminta Jokowi menolak penundaan pemilu dan tiga periode, tapi mahasiswa juga mendesa k segera Presiden Jokowi untuk mencopot Menteri Perdagangan, dan segera mengambil langkah preventif untuk memastikan ketersediaan bahan pokok murah bagi masyarakat Indonesia.
Selanjutnya, menuntut dan mendesak Presiden Jokowi untuk menunda dan mengkaji ulang UU-IKN dengan mempertimbangkan dampak kerusakan ekologis dan kemungkinan konflik agraria lainnya.
Selain itu, menuntut dan mendesak Pemerintah Pusat untuk menurunkan harga BBM non-subsidi dan memastikan ketersediaan BBM bersubsidi bagi masyarakat Indonesia. Terakhir, mendesak pemerintah pusat untuk membatalkan kenaikan pajak pertamabahan nilai (PPn) dikarenakan bisa memicu kenaikan harga disektor lain yang menjadi kebutuhan masyarakat.
DEMO DI SEMARANG RICUH
Aksi massa menolak jabatan Presiden tiga periode, termasuk menolak perpanjangan jabatan Presiden Joko Widodo, juga berlangsung di Kota Semarang, Jawa Tengah. Massa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Negeri Islam (UIN) Walisongo, Kota Semarang itu menggelar unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Jateng, Jumat (8/4).
Isi tuntutanya sama, salah satunya penolakan wacana Presiden Jokowi tiga periode. Aksi yang dimulai pukul 16.00 wib ini, berakhir ricuh.
Massa datang dengan membawa sejumlah poster berisi enam tuntutan, yakni penolakan penundaan Pemilu 2024, wacana Presiden Jokowi 3 periode, kelangkaan minyak goreng, kenaikan tarif PPn, kenaikan BBM subsidi Pertalite, dan kenaikan gas elpiji 3 kg. Awalnya, aksi unjuk rasa atau demo itu berlangsung kondusif.
Namun mendekati waktu berbuka puasa, massa aksi mulai ricuh. Hal itu menyusul keinginan mahasiswa yang berdemo untuk masuk ke Kompleks Kantor Gubernur Jateng. Ketua PMII Komisariat UIN Walisongo Semarang, Khoirul Fajri Assyihan, mengatakan massa aksi menolak keras terkait beberapa wacana yang digemborkan pemerintah.
“Kami menolak karena bertentangan dengan konstitusi dan mencederai demokrasi,” kata Fajri, sapaan akrabnya. Disinggung harga minyak goreng naik, ia mengungkapkan fenomena tersebut tak seharusnya terjadi di Indonesia. Hal itu dikarenakan Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia.
“Kami menuntut pemerintah untuk mengusut tuntas dan mengutuk keras kartel-kartel mafia minyak goreng yang tidak bertanggung jawab sehingga mengakibatkan terjadinya kelangkaan dan mahalnya minyak goreng dalam masyarakat,” tegasnya.
Selain itu, ia menegaskan PMII juga menolak rencana wacana pemerintah soal menaikkan PPn. Untuk itu, meminta pemerintah segera berikan keadilan dan harmonisasi dalam peraturan perpajakan yang sudah ditetapkan. Tak hanya itu, PMII ikut menyoroti rencana kenaikan BBM jenis Pertalite dan gas elpiji 3 kg.
Menurut Fajri, permasalahan itu membuat masyarakat semakin berat dan Indonesia bakal terjadi inflasi besar-besaran. Maka, pihaknya mendesak pemerintah segera mencari solusi agar perekonomian Indonesia stabil dan masyarakat sejahtera. (rb/sp)












Discussion about this post