Gorontalopost.id – Kurikulum Sekolah Penggerak adalah program Merdeka Belajar yang diluncurkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Nadiem Makarim pada 1 Februari 2021. Program ini dimulai pada tahun ajaran 2021/2222.
Kebijakan Program Sekolah Penggerak berupa Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1177/M/2020 tentang Program Sekolah Penggerak dan kemudian dilanjutkan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 162/M/2021 tentang Program Sekolah Penggerak memberikan kekuatan yuridis pada pelaksanaan Program Sekolah Penggerak di wilayah Negara Indonesia.
Maka, Program Sekolah Penggerak dilaksanakan dengan Kurikulum Sekolah Penggerak sebagai memperkuat dan peningkatan mutu kurikulum sebelumnya. Oleh karena itu, terdapat beberapa penyempurnaan dalam kurikulum sekolah penggerak ini.
Dalam surat keputusan MendikbudRistek RI dijelaskan bahwa fokus program sekolah penggerak adalah peningkatan kompetensi peserta didik untuk mendorong peserta didik memiliki Profil Pelajar Pancasila.
Di daerah Gorontalo sendiri terdapat beberapa sekolah menengah pertama (SMP) yang telah menerapkan Program Sekolah Penggerak.
Dimana program sekolah penggerak ini baru dilaksanakan pada tahun 2021, pada tahun tersebut baru tiga sekolah yang menerapkan program sekolah penggerak. Kemudian pada tahun 2022 terdapat lima sekolah yang telah menerapkan program sekolah penggerak.
Di Gorontalo, sekolah yang telah menetapkan program sekolah penggerak seperti seperti SMP 1, SMP 6, SMP 10, SMP 11, SMP 12. “Sekolah penggerak yang berada di Gorontalo itu baru lima yaitu SMP 1, SMP 12, SMP 6, SMP 10, dan SMP 11.
Dimana kami menggunakan kurikulum merdeka belajar yang sekarang ini dilakukan oleh pak Nadim. Lalu pelaksanaan kurikulum baru ini sendiri mulai dilakukan tahun 2021, tapi tahun lalu baru tiga sekolah nnti sekarang baru sudah lima sekolah,” ungkap Sulastri Katili selaku Kepala Sekola SMP Negeri 12.
Hal yang menarik dari kurikulum baru ini ialah sekolah diberikan keleluasaan untuk menerapkan model pembelajaran yang kolaboratif misalnya yang telah dilakukan oleh SMP negeri 12 pada tanggal (28/3), yaitu kegiatan project profil Pancasila dimana SMP negeri 12 sendiri melakukan kegiatan dengan tema kearifan lokal.
Dimana siswa melakukan observasi langsung pada kebudayaan lokal yang berada di provinsi Gorontalo, seperti kunjungan yang dilakukan para siswa di lapangan taruna dan museum provinsi Gorontalo. mereka melihat dan mempelajari secara langsung mengenai kearifan lokal yang berada di Provinsi Gorontalo.
“kalau yang sekarang berlangsung itu tema kearifan lokal, dimana siswa melakukan observasi langsung pada kebudayaan lokal yang berada di provinsi Gorontalo,” jelas Sulastri Katili. (mag06)












Discussion about this post