Oleh-oleh Gorontalo Makin Laris

Gorontalopost.id – Semenjak dihapusnya syarat PCR dan Antigen untuk calon penumpang yang telah vaksin lengkap dalam penerbangan, sejumlah usaha di Gorontalo perlahan mulai pulih.

Saat ini beberapa usaha UMKM yang berada di Gorontalo sudah mulai mengalami peningkatan dalam penjualan produknya. Oleh-oleh khas Gorontalo, seperti kue Krawang dan baju Karawo makin laris.

Kue krawang merupakan salah satu oleh-oleh khas Gorontalo yang memiliki banyak peminat. Kue Krawang biasa dibanderol dengan harga Rp 350 ribu per toples.

Menurut Elmawati Pou, pemilik usaha oleh-oleh kue krawang, bahwa dalam penjualan oleh-oleh kue krawang sendiri sebenarnya cukup menguntungkan tetapi semenjak adanya pandemi covid 19 penjualan mengalami penurunan yang sangat drastis.

Naik Tipis, Inflasi Gorontalo 2,21 Persen

Transformasi UMKM Penopang Ekonomi Gorontalo 2026, BI: Penguatan Tidak Lagi Dilakukan Parsial

Toyota Tegaskan Realisasi Multi-Pathway: World Premiere New Veloz Hybrid EV dan Perkuat Produk Elektrifikasi Dalam Negeri

Pertamina Dorong Ekonomi Sirkular

“Namun semenjak dihilangkannya tes PCR ini membuat usaha kembali berkembang. Saat ini wisatawan sudah mulai banyak sehingga pembeli oleh-oleh sudah mulai meningkat,” katanya.

Strategi marketing yang digunakan Elmawati dalam penjualan produk, biasanya promosi lewat sosial media.
Berbeda halnya dengan usaha oleh-oleh kaos Karawo yang tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan semenjak adanya pandemi covid-19.

Menurut Novi, owner baju karawo, pandemi covid 19 usaha yang ia tekuni tidak mengalami perubahan, apapun baik itu kenaikan ataupun penurunan penjualan.

“Alhamdulillah walaupun dengan keadaan pandemi sekarang ini, penjualan kaos karawo ini bertambah, bahkan semakin kesini semakin naik.

Peminatnya juga saya lihat sudah banyak dari kalangan anak muda hingga kalangan orang tua, suka dengan adanya baju dan kaus karawo ini. Bahkan penjualannya sudah sampai ke pulau Jawa,” ungkap Novi.

Untuk kaos karawo lengan pendek dibanderol dengan harga kisaran Rp165-210 ribu per picis, sedangkan untuk busana karawo sendiri dibanderol dengan harga Rp185-245 ribu per picis.

Novi berharap usaha yang ia rintis ini kedepannya bisa berkembang lagi dan bisa membantu para perajin lainnya agar perekonomian mereka tetap jalan, apalagi situasi pandemi sekarang ini. (mg04/mg06/dan)