Gorontalopost.id – Sukses dengan usaha dibidang logistik, Arbet Tako melirik usaha peternakan. Ia mendirikan PT Anugerah Kartika Kargo. Ia termotivasi setelah melihat bisnis pengembangan ayam broiler menyedihkan. Belum tergarap maksimal, padahal potensinya besar. Pemicunya adalah rendahnya knowledge SDM para peternak yang ada.
Memang dalam bisnis ini, Arbet Tako sudah memperhitungkan fluktuasi harga yang cukup tajam, sehingga ketika panen, bisa saja agen-agen ayam broiler dengan segala upaya menekan harga sampai bawah BEP.
“Jujur saya harus mengatakan, bahwa bisnis ayam broiler secara umum di tahum 2019 sangat memprihatinkan, dan hal ini menurut pandangan saya sangat sederhana,”katanya.
Kuncinya, ada pada pemerntah daerah, agar melalui pemangku kenijakan di Kementerian Pertanian, untuk melaksanakan regulasi secara konsisten dan konsekuen.
“Penurunan bisnis ayam broiler tahun 2019 terjadi karena demand dan supply doc pakan ternak harus benar-benar dikendalikan, dan mengambil keputusan untuk menyelamatkan nasib para peternak.
Kini PT Anugerah Kartika Argo sudah memiliki 20 kantor cabang di sejumlah daerah di Indonesia, dengan visi bisnis membantu para peternak.
Tadinya peternak menjalankan usaha dengan pola lama, yaitu beternak sendiri, memasarkan sendiri, kini dilakukan sistem kemitraan yaitu plasma (peternak) bertanggungjawab kandang sanitasi sesuai SOP, dengan kapasitas produksi antara 5000, 7500, dan 11000 sampai 20 ribu perminggu.
Setiap bulan berjalan ayam-ayam ini harus terjual tanpa harus menunggu timming, karena secara logika semakin lama ayam dipelihara, semakin besar biaya produksi yang dikeluarkan.
Dalam menjalankan bisnis ini, PT Anugerah Kartika Agro menjalin kerja sama dengan pabrikan, seperti PT Charoen Phokphand Indonesia, PT. Japfa Comfeed Indonesia, PT Multi Pakan Jaya Sentosa. dam PT Dinamika Megatama Citra.
“Usaha kami tetap eksis melalui usaha kemitraan peternakan ayam broiler, dan tidak pernah terpikir masuk ke dalam usaha pakan ternak, dan BOC.Sehingga pabrik pakan ternak yang sudah ada, mutlak harus bekerja sama untuk saling men-support, dan berkembang bersama-sama,”kata Arbet Tako.
Pria asli Gorontalo yang merantau ke pulau jawa sejak 1983 ini kini sudah mendirikan 45 perusahaan,semuanya berada dalam naungan Tako Anugerah Koorporasi yang bergerak dibidang usaha logistik, forwading, angkutan darat, pergudangan, kuliner, penternakan perunggaran, operator pelabuhan laut, trading (distributor), bongkar muat bulk kargo/kontainer, jasa handling, PPJK, ekspor impor. Ia mengatakan, Indonesia merupakan surga bisnis bagi dunia.
“Pahamilah, bukan Singapore, Jepang ,China. Makanya Koes Plus bilang bukan lautan hanya kolam susu,”ujarnya. Ditambah dengan kemudahan insvestasi, maka siapa saja bisa memulai bisnis. Dalam buku biografinya, Arbet Tako Anak Kampung berharap bisa memberikan motivasi kepada masyarakat Gorontalo terutama generasi milenial untuk berwirausaha. “Semoga akan berdampak bagi the next generation,”tandasnya. (tro)











Discussion about this post