Gorontalopost.id – Asosiasi Desa Pesisir yang terdiri dari 528 desa yang masuk dalam kategori daerah pesisir di kawasan Teluk Tomini dan Maluku Utara resmi terbentuk setelah perwakilan kepala-kepala desa yang tergabung dalam asosiasi tersebut menandatangani dan membacakan Deklarasi Desa Pesisir Kawasan Teluk Tomini dan Maluku Utara.
Rektor Universitas Negeri Gorontalo Dr. Eduart Wolok, ST., MT., yang juga merupakan inisiator Asosiasi Desa Pesisir Kawasan Teluk Tomini dan Maluku Utara mengatakan bahwa desa pesisir memiliki potensi luar biasa.
“Wilayah pesisir dihuni oleh berbagai kelompok masyarakat dengan preferensi yang berbeda. Pemanfaatan sumberdaya dengan cara yang berbeda akan menimbulkan konflik.
Ini tidak mudah, justru ini yang paling berat untuk kita atasi. Bagaimana kita menyamakan persepsi bahwa kita memiliki tujuan sama dengan karakteristik kita masing-masing,” ujarnya.
Menurut Eduart ada empat persoalan besar di wilayah pesisir, yaitu kemiskinan, kerusakan sumber daya pesisir, minimnya infrastruktur dan kesehatan lingkungan di pemukiman desa, dan rendahnya kemandirian organisasi sosial desa.
“Kemiskinan di daerah pesisir merupakan sebuah ironi. Indonesia sebagai negara maritim dan salah satu penghasil sumber daya laut terbesar di dunia tetapi mayoritas desa nelayannya itu masuk dalam kategori desa miskin,” ungkapnya epala Desa Apitalawu Kecamatan Paguyaman Pantai, Kabupaten Boalemo Ismail Hadjarati terpilih sebagai Ketua Asosiasi Desa Pesisir Kawasan Teluk Tomini dan Maluku Utara setelah perwakilan kepala-kepala desa yang tergabung dalam asosiasi tersebut menandatangani dan membacakan Deklarasi Desa Pesisir Kawasan Teluk Tomini dan Maluku Utara pada Senin (7/2) di lantai IV rekotrat Universitas Negeri Gorontalo.
Ismail mengatakan bahwa langkah awal yang akan dia lakukan bersama dengan Asosiasi Desa Pesisir adalah menyatukan pikiran atau gagasan semua desa yang ada di pesisir Teluk Tomini dan Maluku Utara agar bisa bangkit bersama dengan potensi yang ada di desa masing-masing.
“Selama ini, kita terlalu terlena dengan apa yang diberikan oleh pemerintah, sementara tidak sempat memikirkan potensi yang ada di desa masing-masing. Ternyata desa kita memiliki potensi, khususnya potensi di bidang perikanan dan kelautan,” ungkapnya.
Ismail berharap agar desa-desa pesisir mendapatkan dukungan dari pemerintah khususnya kementerian yang menangani bidang perikanan dan kelautan agar potensi yang ada di desa-desa pesisir lebih bisa dimaksimalkan lagi.
“Kami mengapresiasi peran Universitas Negeri Gorontalo yang sudah menginisiasi terbentuknya Asosiasi Desa Pesisir. Hal ini adalah kolaborasi yang sangat tepat untuk pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus kedepan,” pungkasnya. (wan/ung)












Discussion about this post