Gorontalopost.id – Bupati Gorontalo Utara, Indra Yasin, mampu menunjukan dedikasinya sebagai kepala daerah hingga akhir hayatnya.
Sehari sebelum wafat, Kamis (3/3) kemarin, sosok yang dikenal low profile ini, masih terus bekerja, menyelesaikan sejumlah pekerjaan, termasuk menerima tamu untuk kelanjutan pembangunan di Gorontalo Utara.
Padahal Rabu (2/3), ia sudah disarankan oleh dokter agar beristirahat, lantaran mengeluh batuk saat memeriksakan kondisi kesehatanya.
Beberapa hari sebelum itu, agenda yang dijalani Indra Yasin memang terbilang padat, dan melelahkan. Ia melakukan perjalanan dinas ke Kota Manado, Sulawesi Utara untuk menghadiri dan membuka kegiatan pemerintah daerah. Balik dari Manado, via darat Bupati menyempatkan diri
mampir di Pantai Minanga, Kecamatan Atinggola untuk membuka kegiatan Bimtek. Sehari kemudian, Jumat pekan lalu, Bupati menghadiri peringatakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Pohuwato dan masih ada lagi beberapa agenda lainnya. Hingga selasa (1/3), Indra Yasin, beraktivitas seperti biasanya, namun ia mengeluh kurang sehat, kemudian memeriksakan ke dokter spesialis.
Ia kemudian disarankan agar beristirahat. Atas saran dokter itu, pada Rabu (2/3) Indra Yasin tidak berkantor, dan hanya istrahat di rumah. Namun, ia tidak istrahat total, sebagai pimpinan ia terus memonitoring kondisi daerah, termasuk menerima kunjungan beberapa pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) untuk berkonsultasi.
Bahkan hingga malam hari, pada pukul 20.00 wita, di rumah pribadinya di Jl Pangeran Hidayat, kawasan JDS, Kota Gorontalo, Bupati masih menerima tamu dari Balai Jalan Nasional. Mereka membicarakan perbaikan jalan trans sulawesi di wilayah Gorontalo Utara.
Pertemuan ini penting, sebab kondisi jalan banyak yang perlu perbaikan karena rusak akibat bencana. Bupati dalam pertemuan itu, bahkan masih sempat menandatangani berkas, terkait perbaikan jalan di Gorontalo Utara.
Bisa jadi tamu dari balai jalan nasional tersebut, merupakan tamu terakhir Indra Yasin. Sebab, usai pertemuan itu, sekira pukul 22.00 wita, Bupati menjalani istrahat malam.
“Pukul 20.00 Wita, pak bupati masih menerima tamu dari Balai Jalan, terkait dengan rencana perbaikan jalan trans,”kata Kepala Bagian (Kabag) Humas Setda Gorontalo Utara, Sahril Mointi.
Kondisi Bupati Indra Yasin, saat itu baik-baik saja, bahkan berangsur pulih, sebab ia hanya mengeluh batuk. Bahkan, sempat menyampaikan agenda untuk besok harinya, Kamis (3/3) yakni menerima tim dari Dinas Pariwisata Gorontalo Utara. Hanya saja, jelang salat subuh, Kamis (3/3), ia mengeluh pusing ketika hendak dibangunkan istrinya, Reny Hiola, untuk salat subuh.
“Dan setelah itu, ibu mengusap air di wajahnya, bupati tidak memberikan reaksi lagi, dan setelah dicek ternyata telah meninggal dunia,” kata salah satu pihak keluarga. Sontak keluarga kaget, masih belum percaya, sang tokoh panutan itu tutup usia dengan sangat tenang.
Saat itu juga, kabar duka membanjiri platform media sosial di Gorontalo. Whatss App (WA) Grup, laman facebook dan instragram, ramai dengan ucapan belasungkawa atas wafatnya Bupati Gorontalo Utara dua periode itu.
“Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Duka cita mendalam atas berpulangnya Pak Indra Yasin,”tulis Gubernur Gorontalo Rusli Habibie dalam sebuah WA Grup yang diterima Gorontalo Post, kemarin. Rusli membagi kenanganya bersama Indra Yasin, bagi dia, Indra Yasin merupakan sosok guru, senior, dan abdinegara yang disiplin, dan berdedikasi tinggi.
“Beliau orang baik, pekerja dan disiplin,”kata Rusli Habibie. Seperti diketahui, Rusli – Indra merupakan pasangan Bupati dan Wakil Bupati Gorontalo Utara yang pertama.
UPACARA ADAT
Almarhum Indra Yasin dikebumikan pada pekuburan keluarga di Desa Timbualo, Kecamatan Botupingge, Bone Bolango, Kamis (3/3) bakda zuhur.
Sebelum diberangkatkan ke pemakaman, jenazah disalatkan di rumah duka, dan di masjid Almuhajirin, dekat rumah duka. Sebagai pimpinan daerah, dan tokoh yang diberi gelar adat Gorontalo, pulanga, proses pemakaman Indra Yasin kental dengan nuansa adat.
Indra Yasin merupakan penerima gelar adat pulanga, Tauwa Lo Madala, yang artinya, pemimpin negeri yang indah. Gelar adat itu dianugerahkan dalam upacara adat pulanga, yang berlangsung di Kwandang, pada 23 Mei tahun 2017.
Suasana rumah duka, sejak pagi kemarin, dipadati pelayat, sejumlah pejabat termasuk para bupati dan walikota se Gorontalo turut hadir di rumah duka. Papan ucapan duka cita juga memadati kawasan rumah duka.
DPRD Kehilangan Sosok Panutan
Belum lama ditinggal Ketua DPRD Gorontali Utara, Djafar Ismail, kini Kabupaten Gorontalo Utara, kehilangan sosok panutan, Bupati Gorontalo Utara, Indra Yasin. Kabar duka ini membuat jajaran DPRD Gorontalo Utara, kaget. “Pak bupati orangnya sangat baik dan menjadi tokoh sentral yang disegani banyak orang,”ujar Ketua DPRD Desy M Datau.
Kata Desy, sebagai pemimpin Indra Yasin tak pernah terlihat marah-marah, yang ada pembawaanya santun, dan membuat banyak orang segan.
“Olehnya kepergian bupati meninggalkan rasa kehilangan yang mendalam bukan saja bagi kami, namun bagi masyarakat dan daerah” tegasnya. Hal yang sama juga disampaikan oleh Wakil Ketua I DPRD Gorut, Roni Imran. Ia yang saat mendengar berita duka tersebut langsug menuju rumah duka.
Ungkapan duka aleg Nasdem tersebut diunggah melalui laman facebooknya Roni Imran lengkap dengan foto dirinya tengah melayat.
“Innalillahi wainna ilahihirojiuun telah berpulang ke rahmatullah bapak bupati lo rakyati Gorut” tulis Roni Imran. Begitu pun dengan Wakil Ketua II DPRD, Hamzah Sidik. Politisi Golkar ini mengaku sangat kehilangan sosok bupati yang ramah ke semua orang itu.
“Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji’un, semoga almarhum meninggal dalam keadaan husnul khotimah, diampuni segala dosa-dosanya, diterima segala amal kebaikannya dan semoga, aamiin yaa rabbal alamiin,” ucap Hamzah sembari mendoakan.
Bupati dua periode tersebut memiliki pribadi yang ramah serta berintelektual “Komunikasinya kepada orang lain bagus dan santu. Almarhum adalah sosok pribadi yang baik, sabar serta berintelektual,” tegasnya. (abk/tro/mag-ung)











Discussion about this post