Gorontalopost.id – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Gorontalo terus melakukan terobosan dalam membina para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) agar menjadi mandiri. Salah satu terobosan terbaru yang dilakukan yakni membina WBP untuk mengubah sampah menjadi rupiah.
ROY TILAMEO – KOTA GORONTALO
Meskipun dibalik tembok penjara, para WBP Lapas Kelas IIA Gorontalo tak pernah berhenti berkreasi. Kali ini dalam mewujudkan fungsi pembinaan yang efektif, jajaran Lapas Kelas IIA Gorontalo terus melakukan pembinaan kemandirian bagi warga binaannya.
Harapannya WBP akan menjadi pribadi yang berkarakter positif dan memiliki keterampilan/kecakapan sebagai bekal merauf nafkah/penghasilan yang halal dan baik setelah bebas nanti. Seperti terpantau pada Sabtu (12/02), Wardo Talani seorang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas IIA Gorontalo yang terjerat kasus narkoba beserta rekan-rekan lainnya tengah disibukkan dengan kegiatan seninya untuk “mengubah sampah menjadi bernilai rupiah.
Hal ini nampak di sudut selasar bengkel kerja Lapas Gorontalo mereka dengan cekatan membuat handy craft dengan mengolah bahan bekas (botol plastik air minum kemasan) dan bahan bekas pendukung lainnya seperti batok kelapa disulap menjadi mahakarya dalam bentuk hiasan ruangan atau cinderamata yang memiliki nilai estetika yang tinggi serta memiliki nilai ekonomis yang dapat bersaing.
Sabaruddin,SE,SH Kasie Kegiatan Kerja (Giatja) yang mendampingi beberapa Warga Binaan tersebut menjelaskan bahwa “bakat dan keterampilan yang mereka miliki akan terus kami asah melalui program kegiatan pembinaan kemandirian, sehingga setelah selesai menjalani masa pidananya mereka dapat memiliki bekal hidup di tengah-tengah masyarakat, bersaing dalam bursa tenaga kerja, membuka lapangan kerja sekaligus mencegah mereka untuk mengulangi tindak pidana kembali, selain itu pula dapat menunjang terwujudnya keamanan dan ketertiban ditengah tengah masyarakat”. ujarnya.
Tak hanya itu “hastakarya atau kerajinan tangan yang dihasilkan oleh warga binaan ini menurut kami selaku pihak Lapas Gorontalo adalah sebuah mahakarya seni yang cukup tinggi karena menitikberatkan pada keterampilan tangan dan ketelitian yang berfungsi untuk mengolah bahan baku yang sering ditemukan di lingkungan menjadi benda-benda yang tidak hanya bernilai pakai, tetapi juga bernilai estetis dan ekonomis.
Olehnya mahakarya dari warga binaan ini akan kami dorong untuk dipamerkan sekaligus kami upayakan untuk dilakukan kerjasama dengan perusahaan produsen air minum kemasan isi ulang diantaranya PT. Tirta Investama (Danone AQUA) atau yang dikenal dengan Aqua yang merupakan sebuah perusahaan pelopor air mineral dalam kemasan di Indonesia melalui program program CSR- nya sehingga dapat dilakukan kerjasama pendampingan bagi warga binaan, pun juga dengan kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif agar mahakarya warga binaan Lapas Gorontalo dapat dipromosikan dan dapat tembus ke pasar dunia”urai Sabaruddin.
Ketika dimintai keterangan Wardo salah satu warga binaan yang hampir penuh tato ditubuhnya berucap “meskipun kami didalam penjara, namun tak menyurutkan tekad kami untuk terus berinovasi dan berkarya.
Harapan kami agar Lapas Kelas IIA Gorontalo dapat mewujudkan mimpi kami yaitu menjembatani karya seni ini untuk dapat dipamerkan sekaligus dipasarkan sehingga setidaknya kedepan kami memiliki penghasilan tambahan dari keterampilan yang kami miliki.
Sekarang kami adalah kelompok sampah masyarakat, namun percayalah kami akan mengubah sampah menjadi sebuah emas,” harapnya. (*)











Discussion about this post