Gorontalopost.id – Penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan pemerintah, berdampak pada penurunan angka kemiskinan di Gorontalo. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo merilis, persentase penduduk miskin di daerah ini per september 2021 sebesar 15,41 persen, atau menyusut 0,20 persen dibandingkan dengan angka kemiskinan pada Maret 2021, dan menurut 0,18 persen dibandingkan dengan september 2020.
Kendati menyusut, namun jumlah masyarakat miskin di Gorontalo masih lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional, yang hanya pada 9,71 persen. Bahkan di dataran sulawesi, Gorontalo masih menempati urutan pertama sebagai daerah paling miskin, disusul Sulteng 12,18 persen, sedangkan Sulut jauh terpaut pada angka 7,36 persen.
Jumlah penduduk miskin di Gorontalo tercatat masih ada 184,60 ribu jiwa. Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhammad Mukhanif, Rabu (2/2), mengatakan, jumlah penduduk miskin Gorontalo berkurang 1.069 orang selama enam bulan, sejak Maret 2021.
Persentase penduduk miskin di perkotaan pada bulan September 2021 sebesar 4,06 persen, menurun 0,17 persen poin dari kondisi bulan Maret 2021 yang tercatat sebesar 4,23 persen.
Sedangkan persentase penduduk miskin di perdesaan pada bulan September 2021 tercatat sebesar 24,38 persen, menurun 0,09 persen poin jika dibandingkan kondisi bulan Maret 2021 sebesar 24,47 persen.
Menurut Hanif, berbagai program yang dilakukan oleh pemerintah selama masa pandemi COVID-19 berdampak pada penurunan angka kemiskinan di Gorontalo. “Bayangkan jika tidak ada program itu, seberapa besar angka kemiskinannya, saya yakin ini merupakan hasil dari program dalam masa pandemi, salah satunya bantuan sosial tunai,” kata dia.
Menurutnya, bantuan sosial tunai yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat terdampak pandemi, dapat meningkatkan daya beli. Seperti diketahui, pemerintah mengerahkan program penanganan dampak pandemi langsung kepada masyarakat. Pemprov Gorontalo misalnya, menyalurkan langsung bantuan sosial, bantuan pangan, dan intervensi program terhadap para pelaku usaha mikro.
Sementara itu, terkait dengan perkembangan tingkat kemiskinan di Provinsi Gorontalo dalam lima tahun terakhir, terus mengalami penurunan baik jumlah maupun persentase, kecuali pada Maret 2017 sempat mengalami naik tipis dibandingkan dengan September 2016.
Penurunan kemiskinan paling signifikan terjadi pada september 2018, yakni sebesar 0,98 persen dibandingkan dengan Maret 2018, sedangkan pandemi Covid-19 yang terjadi pada 2020-2021 ikut mempengaruhi meningkatnya juga kemiskinan, namun belakangan kembali menyusut.
Pada periode september 2020-september 2021 menurut hingga 0,18 persen. Ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi tingkat kemiskinan di Gorontalo pada periode Maret-September 2021, yakni ekonomi Gorontalo yang mengalami pertumbuhan pada triwulan III 2021, pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2021 tumbuh 0,54 persen, termasuk angka inflasi umum sebesar 0,02 persen, terjadi deflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar -2,24 persen. Tingkat pengangguran terbuka sebesar 3,01 persen, turun 1,27 persen poin dibandingkan dengan agustus 2020. (tro)













Discussion about this post