GORONTALO -GP– Peringatan hari patriotik 23 Januari 1942 tahun ini diharapkan menjadi momentum bagi masyarakat Gorontalo. Untuk bisa menyatukan semangat untuk bersama-sama melawan pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung dua tahun lebih.
Selain menempuh langkah-langkah yang mengarah pada berakhirnya pandemi, tantangan lain yang harus ditaklukkan adalah membangkitkan ekonomi rakyat yang sangat terpuruk akibat pandemi Covid-19. Hal itu disampaikan dekalarator pembentukan provinsi Gorontalo, Nelson Pomalingo, yang juga Bupati Gorontalo dua periode itu.
“Kalau dulu bapak Nani wartabone berjuang melawan penjajah, kalau saat ini kita melawan masalah kemiskinan, kebodohan dan ekonomi serta kerusakan lingkungan dan itu yang harus diatasi melalui momentum 23 Januari ini,” tandasnya.
Bagi Nelson, peringatan hari patriotik tahun ini menjadi saat bagi masyarakat untuk mulai menyiapkan figur pemimpin daerah masa depan. Mengingat tahun ini, masa kepemimpinan Gubernur Rusli Habibie-Idris Rahim akan berakhir. Menurutnya, Gorontalo membutuhkan figur pemimpin.
Dia mengungkapkan ada tiga aspek yang harus menjadi perhatian pemimpin daerah di masa depan. Pertama mendorong kesejahteraan masyarakat. Kedua, mengembangkan sumber daya manusia Gorontalo. Ketiga membangun jati diri Gorontalo.
“Membangun ekonomi masyarakat, membangun sumber daya manusia agar lebih unggul dan membangun jati diri sebagai orang Gorontalo, yakni budaya, sejarah jati diri serta ornament Gorontalo dan lainnya yang berkaitan dengan kebanggaan Gorontalo harus digenjot,” ungkap Nelson.
Ditanyakan siapa calon yang pas untuk meneruskan pemipin Gorontalo, Nelson mengatakan, banyak kalangan yang dirasa mumpuni baik yang didaerah maupun diluar, sebut saja seperti yang diwacanakan Marten Taha, Ida Syahidah, Rum Pagau, Rahmat Gobel, Tony Uloli.
“Semua berpotensi menjadi pemimpin Gorontalo kedepan, tinggal bagaimana dan mau maju dan menawarkan program membangun seperti yang saya impikan tadi dan intinya calon pemimpin Gorontalo itu banyak baik dalam dan luar daerah,” jelas Nelson.
Peringatan Sederhana
Sementara itu, Gemuruh hari kemerdekaan masyarakat Gorontalo yang diperingati setiap tanggal 23 Januari, perayaannya pada tahun ini tak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Khususnya sebelum pandemi Covid-19.
Di masing-masing daerah, peringatan hari patriotik hanya ditandai dengan pelaksanaan upacara bendera di masing-masing Pemda.
Bahkan di Kabupaten Pohuwato, upacara hanya berlangsung virtual.
Meski jauh dari riuh perayaan, Asisten 1 Pemerintahan dan Kesra, Arman Mohammad mengatakan, hal itu tak akan menyurutkan semangat patriotik. PIhaknya tetap menggelar kirab bendera hari patriotik yang dimulai dari Kabupaten Pohuwato, Sabtu (22/1) kemarin.
“Untuk saat sekarang ini memang kita belum melaksanakannya, karena pertimbangannya berbagai hal. Salah satunya kondisi pandemi yang kita hadapi sekarang ini. Tapi semangatnya masih tetap dikumandangkan. Dengan arak-arakan bendera kita ajak warga untuk ikut menyemarakkan peringatan hari patriotik. Artinya, kondisi pandemi saat ini membatasi kita,” kata Arman, Ahad (23/1) kemarin.
Untuk Pemerintahan Kabupaten Pohuwato sendiri, jelas Arman. Juga melaksanakan upacara peringatan secara virtual di rumah jabatan Wakil Bupati Pohuwato, Suharsi Igirisa.
“Kemudian acara semaraknya semacam upacara itu dilaksanakan di sekolah-sekolah. Secara umum tidak ada karena kita masih dalam suasana pandemi,” jelasnya.
Kedepan, lanjut Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Kominfo itu. Jika kondisi dimasyarakat sudah kembali normal. Pandemi sudah bisa teratasi dengan baik. Peringatan hari kemerdekaan ataupun hari patriotik 23 Januari akan digalakkan kembali di seluruh wilayah.
“Kalau memang suasana sudah normal. Peringatan patriotik kita akan kembalikan lagi pada rohnya, semaraknya. Karena perayaan kemerdekaan daerah kita ini sangat istimewa karena menjadi hari kemerdekaan yang pertama sebelum negara kita menyatakan kemerdekaannya. Sehingga saya setuju ketika dibuatkan regulasi agar supaya perayaannya di tahun-tahun akan datang akan lebih semarak agar generasi muda kita tidak melupakan nilai-nilai juang patriotik itu,” tambah Arman. (wie/ryn)













Discussion about this post