PM Korsel Puji Siswa MAN IC Gorontalo 

Raih Platinum Prize, pada  16th International Standards Olympiad


GORONTALO -GP-
Tiga siswa Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) Gorontalo, bikin bangga Indonesia. Mereka masing-masing Fayza Amalia Putri Kusumawardani, Farrel Aryo Wahyudi, serta Zidny Ilma Hasan.

Pada ajang 16th International Standards Olympiad atau Olimpiade Standar Internasional ke-16 yang diselenggarakan di Korea Selatan (Korsel) oleh Korean Agency for Technology and Standards (KATS) bekerja sama dengan Korean Standards Assosiation (KSA) pada tanggal 24-26 Agustus 2021 baru-baru ini, mereka berhasil meraih platinum prize, penghargaan tertinggi dalam ajang tersebut. Tak heran, prestasi mereka mendapat apresiasi langsung dari Perdana Menteri (PM) Korsel, Kim Boo-Kyum.

Platinum Prize yang diraih tim N.Everrest yang semuanya adalah siswa MAN IC Gorontalo itu, diserahkan langsung PM Korsel Kim Boo Kyum, pada clossing ceremony, Kamis (26/8). “The International Standard Olympiad adalah sebuah ajang kompetisi standar yang diselenggarakan oleh Korean Standardization Association (KSA) yang berkoordinasi dengan Korean Agency for Technology and Standards dan bekerjasama dengan institusi terkait sejak tahun 2006 silam, bertujuan untuk memperluas pengetahuan siswa akan standardisasi dan menyadari peran penting dari standardisasi dalam kehidupan sehari-hari,”ujar Fayza Amalia Putri, ketua tim N.Everrest, kepada Gorontalo Post, Kamis (2/9) kemarin.

Siswa kelas XII IPA  MAN IC Gorontalo  ini mengatakan, dalam ajang ini Indonesia mengirimkan tiga perwakilan tim yang telah terseleksi melalui Kompetisi Standardisasi Nasional yang diselenggarakan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). Tugas utama dari para peserta olimpiade adalah untuk mempersiapkan dan mempublikasikan dokumen standar internasional sesuai dengan topik yang dipresentasikan.

Chairman dari Korea Standard Association, Mr. Myung Soo Kang mengakui bahwa tugas ini tidak mudah. Untuk itu, Mr. Kang mengapresiasi para peserta yang telah menyelesaikan tugas tersebut. Perwakilan Indonesia berhasil membawa pulang dua penghargaan, yaitu platinum prize dan silver prize.

Platinum prize atau biasa dikenal dengan nama Grand Prize dan Prime Minister Award adalah penghargaan tertinggi yang diberikan kepada satu tim terbaik diantara semua peserta yang mengikuti lomba ini, baik dari kategori High School maupun Middle School.

“Tim N.Everrest yang memiliki tiga orang anggota dan diketuai dan dipimpin oleh saya sendiri yang merupakan peserta didik MAN IC Gorontalo berhasil membawa pulang platinum prize tersebut. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Perdana Menteri Korea, Kim Boo-Kyum,”ujar Fayza. Sementara tim Indonesia yang berhasil meraih silver prize untuk kategori senior high school adalah tim dari SMA Katholik St. Louis 1 Surabaya, Grape Cubes.

Sebelum kompetisi dimulai, kata Fayza, BSN telah mengadakan tiga kali pertemuan bimbingan teknik untuk pembekalan yang dimulai pada Juli 2021 lalu. Kompetisi ini diikuti oleh 40 perwakilan dari beberapa negara seperti Korea, Jepang, Singapura, China, Kenya, Rwanda, dan Indonesia. 20 tim untuk kategori middle school dan 20 tim lainnya untuk kategori high School.

Tema untuk Middle School adalah membuat standar internasional untuk Health carePandemic responseMeasures to avoid the contacts with the objects in daily life, sedangkan tema untuk High School adalah Road vehicles – Test methods for autonomous drives. “Alhamdulillah kami telah mendapat komentar positif serta banyak masukan berharga saat pelaksanaan evaluasi tugas kedua pada pertemuan ketiga bimbingan teknis dengan BSN,”ujarnya. “Kami benar benar bersyukur atas ilmu dan dukungan yang kami dapat dari pihak BSN. Kami juga ingin berterima kasih kepada kepala madrasah tercinta kami, tim panitia madrasah (Ummi Rafini, Ummi Silvana, Ustadz Agung), serta pak Ismail, pak Jemi, dan pak Sujianto atas dampingan, dukungan besar, dan dan fasilitas penunjang yang diberikan ketika berjalannya perlombaan,”tambahnya.

Selain itu, Fayza juga menyampaikan terimakasih kepada pembimbing mereka, seperti Ummi Trisnawati, Ummi Siti Maryanah, dan kak Jihad Ummul Quroo yang telah senantiasa mendampingi dan membimbing sejak pertama kali berpartisipasi dalam ajang ini pada tahun 2020. “Ini adalah kedua kalinya saya berpartisipasi dalam ajang ini, dimana pada tahun lalu alhamdulillah tim saya, Merah Putih yang diketuai oleh Muhammad Gibran Bayhaqqi berhasil meraih Special Award dari International Organization for Standardization (ISO),” katanya.

Menurut Fayza, dalam kompetisi ini, ia lebih banyak melakukan persiapan dari segi pembuatan dokumen. Seperti melakukan riset mengenai dokumen standar internasional ISO selama beberapa hari penuh untuk mencari tahu tata cara penulisannya, apa saja yang perlu dimasukkan kedalam dokumen. “Serta unsur pelengkap lainnya dan menghabiskan empat hari selanjutnya untuk mencoba membuat draft dokumen standar yang alhamdulillah mendapat feedback positif. Kami juga mengadakan 2 kali simulasi mandiri untuk mempermantap persiapan,”terangnya. Kepala MAN IC Gorontalo, Jasmaniar menyampaikan rasa syukur atas raihan prestasi ini. “Alhamdulillah satu prestasi lagi dipersembahkan madrasah dalam mengharumkan nama Indonesia di tingkat dunia. Ini menjadi pemicu untuk kami terus berupaya memberikan yang terbaik untuk peserta didik dan bagi bangsa ini.

Merupakan kebanggaan yang patut disyukuri MAN IC Gorontalo bisa menjadi juara dengan membawa nama negara,” demikian ibu yang aktif mendampingi siswanya ini dalam mengikuti lomba. Sementara itu, Kepala MAN IC Gorontalo, Jasmaniar,mengaku bangga dengan capaian anak didiknya itu. Menurutnya, setelah jadi juara nasional pada bulan Juni lalu, tim ini langsung dipersiapkan untuk level internasional.

Pemusatan latihan dan bimbingan diberikan kepada tim dengan narasumber baik dari BSN maupun internal madrasah. “Bimbingan dan latihan diberikan baik secara daring maupun luring. Alhamdulillah dari semua upaya ini madrasah mampu meraih penghargaan tertinggi di ajang ini,” urai Jasmaniar bersemangat.

Kepala Pusat Riset dan Pengembangan Sumber Daya Manusia BSN, Yopi, dikutip dari laman bsn.go.id menyampaikan, tahun merupakan kali kedua olimpiade internasional terkait standar ini diselenggarakan secara online. “Berbasis pengalaman tahun lalu, proses persiapan dan pembimbingan tim terpilih dapat dilakukan dengan lebih baik, sehingga hasil yang diperoleh sangat luar biasa,”tandasnya. (tro)

Comment