logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
Logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
logo gorontalo post
No Result
View All Result
Pemkot Gorontalo
Home Disway

Novi Empat Tungku

Jitro Paputungan by Jitro Paputungan
Friday, 16 July 2021
in Disway
0
Novi Empat Tungku
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Related Post

Airmata Ira

Nikmat Karina

Kopi (K)Mojang

Hemat Syarikah

Oleh:
Dahlan Iskan

—

SEBAGAI ketua tim uji klinis vaksin Covid-19, Dr dr NoviliaSjafri tidak ingin ada ambulans datang ke rumah.

Dokter Novi tidak mau heboh –yang bisa berdampak kurang baik bagi program vaksinasi nasional. Dia memang positif Covid-19. Demikian juga suaminyi: DrsAkMeindyMursal. Pun salah satu dari tiga anak mereka.

Rabu dinihari lalu, Anda sudah tahu, dr Novi meninggal dunia. Saat itu sang suami sudah negatif. Demikian juga anaknya.

Lima menit sebelum meninggal, sang suami dan anak mereka diizinkan masuk ICU. Sang suami tahu apa yang harus terjadi. Ia langsung membisikkan kalimat syahadat. Demikian juga sang anak. Dokter Novi pun meninggal.

Di kamar jenazah sang suami memanggil dua anak laki-lakinya: salat jenazah. Anak wanitanya lagi datang bulan.

Saya pun berbicara panjang dengan Meindy, sang suami. Sesekali suara Meindy tergetar oleh isakan tangisnya. Meindy merasa ia-lah yang membawa virus itu ke rumah.

Dokter Novi orang penting di Biofarma. Ia menjabat kepala Divisi Surveilans dan Riset Klinis di perusahaan BUMN itu.

Awalnya Meindy curiga terkena virus saat donor darah.  Meindy memang pendonor paling rajin. Hari itu ia donor untuk kali Ke-107. Ia optimistis di ulangtahunnya Ke-60 tanggal 31 Juli tahun depan sudah bisa mencapai 110 kali donor.

Bukan itu.

Tiga hari setelah itu Meindy PCR: masih negatif.

Ia lantas ingat. Ia pernah, setelah donor itu, memeriksakan diri ke rumah sakit: ada ”kutil” di kulit pahanya yang menghadap ke dalam. Ia ingin kutil itu dihilangkan.

Meindy pagi-pagi ke rumah sakit. Pukul 07.00. Mumpung masih sepi. Ia pede saja: tanpa bikin janji. Ternyata, hari itu, dokternya datang agak siang. Tiga jam Meindy di ruang tunggu rumah sakit.

Besoknya Meindy batuk. Minum obat batuk. Tidak sembuh. Hari ketiga pinggangnya sakit luar biasa.

Meindy pun tes bersama istri: sama-sama positif. Salah satu dari tiga anak mereka juga positif. Itu tanggal 18 Juni lalu.

Mereka memutuskan isolasi di rumah.

Tapi batuk Novi tidak kunjung reda. Bahkan saturasinya turun tinggal 80. Mereka memang punya alat ukur tensi, temperatur, dan saturasi di rumah.

Mereka pun menyerah: mau masuk rumah sakit. Tapi tidak mau dijemput ambulans. Maka Meindy yang mengantarkan sang istri ke RS Santoso Bandung.

Setelah parunyi difoto ternyata sudah sangat ”berkabut”. Langsung dimasukkan ICU. Berbagai pengobatan dilakukan. Termasuk transfusi plasma konvalesen. Sampai pun ventilator invasif: tidak tertolong.

Apakah Novi punya komorbid? “Tidak ada,” ujar Meindy. “Hanya obesitas,” tambahnya.

Berat badan Novi memang naik terus. Sampai di atas 100 Kg.

Berbagai upaya menurunkan badan tidak berhasil. Makan beras merah. Gagal. Hanyamakan sayur dan buah, juga gagal. Dia juga pernah menuruti saran dokter dari India. Soal pengaturan makanan. Hasilnya: Novi diare.

“Novi itu, ibaratnya hanya minum air putih pun berat badannyi terus naik,” kata Meindy. “Mungkin turunan. Mertua perempuan saya juga gemuk,” katanya.

Rupanya itu juga sesuai dengan hobi Novi: masak. Lihatlah instagramnyi: @noviliahafsah. Ada 5.000 lebih foto yang diposting. Didominasi foto kue hasil masakannyi. Novi suka masak apa saja. Terutama masakan Barat. Novi juga wanita yang bisa menyeimbangkan antara karir dan rumah tangga. Novi selalu menyempatkan diri masak untuk keluarga.

Dalam hal hobi itu sebenarnya Novi, kini, lagi bahagia-bahagianya. Empat bulan lalu mereka membeli kompor baru: empat tungku. Agar bisa masak lebih banyak dan lebih cepat.

Meindy agak terlambat bertemu Novi –untuk ukuran zaman itu. Meindy sudah berumur 31 tahun. Novi sudah dokter muda. Umur Novi 7 tahun di bawah Meindy. Mereka dipertemukan oleh kakaknya.

Meindy seorang akuntan lulusan STAN Jakarta yang terkenal itu. Lalu jadi pegawai negeri di kementerian keuangan. Ia sudah bertugas di berbagai daerah. Lalu mengaudit Telkom di Bandung. Saat itulah bertemu Novi yang hampir lulus dokter di Universitas Padjadjaran.

Setelah dua tahun menjalani tugas wajib sebagai dokter, Novi melamar ke Biofarma. Tidak ada tanggapan. Setahun kemudian melamar lagi. Tidak ditanggapi. Sampai pada saatnya Meindy mendengar Biofarma mencari dokter. Meindy sendiri yang mengantarkan lamaran istrinya: diterima.

Sejak itu Meindy mengundurkan diri sebagai pegawai negeri. Ia tidak mau dipindah-pindah – -pisah dari istri. Ia bisa mengajar. Ia senang mengajar. Ia pun mengajar di Universitas Parahyangan Bandung.

Belakangan Meindy diminta menjadi komite audit di Pindad, ketika Sudirman Said menjadi dirut di situ. Sudirman–mantan Menteri ESDM– tahu bahwa Meindy adalah akuntan yang tidak mau diajak kompromi. Dan memang, itulah prinsip hidupnya. Itu pula yang menjadi salah satu pertimbangan untuk mundur dari pegawai negeri.

Saat ini Meindy menjabat komite audit PT Garuda Indonesia. Komite itu melaporkan  hasil kerjanya ke dewan komisaris Garuda.

Di Biofarma, Novi sangat berprestasi. Dia mendapat tawaran sekolah ke Australia. Tapi Novi memilih di Unpad saja. Dekat suami. Dia mengambil S-2 biomedis. Sesuai dengan keinginannyi mendalami soal virus. Ini terkait dengan kebutuhan tenaga ahli di Biofarma–yang terkenal sebagai produsen vaksin di Indonesia.

Ketika ditawari S-3 di luar negeri Novi kembali memilih Unpad. Maka di Unpad pula Novi meraih gelar doktor. Juga di bidang biomedis.

Nama Novi terkenal di berbagai forum internasional. “Kalau ke Geneva dia sudah seperti pulang kampung saja,” ujar Meindy. Novi praktis terus berkeliling ke berbagai negara.

Dia begitu penting untuk Biofarma dan Indonesia. “Almarhumah sangat ramah. Elegan. Dipercaya berbagai lembaga internasional terutama WHO,” ujar Prof Dr KusnandiRusmil, ketua tim ujicoba fase 3 Sinovac di Bandung.

Meski sering ke luar negeri Novi tidak memakai pakaian bermerek. Mobil keluarga ini sama dengan mobil sejuta umat: Avanza. Anak-anak mereka sekolah ikut kendaraan umum. Setelah masuk kuliah baru dibelikan sepeda motor.

Tapi kalau libur Lebaran mereka sering ke luar negeri. Alasannya: menyiapkan wawasan anak-anak. Sering juga mampir dulu ke Makkah: Umrah.

Suami istri ini sama-sama berdarah Minang. Sama-sama lahir di Padang. Tapi Novi sudah lebih fasih berbahasa Sunda.

Novi bekerja lebih keras setahun terakhir. Tidak ada Sabtu atau Minggu. Tidak ada pula tanggal merah. Vaksinasi adalah misi besarnyi.

Rasanya Novi sempat tahu hasil kerja kerasnyi: Biofarma sudah berhasil memproduksi vaksin Sinovac di Bandung, 1,5 juta sehari. Novi pergi dengan membawa prestasi. (*)

Tags: Catatan DahlanDahlan IskanDiswayNovi Empat Tungku

Related Posts

Mantan Direktur Utama PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi-Istimewa-

Airmata Ira

Monday, 24 November 2025
--

Nikmat Karina

Tuesday, 18 November 2025
Kopi (K)Mojang

Kopi (K)Mojang

Monday, 17 November 2025
Hemat Syarikah

Hemat Syarikah

Thursday, 13 November 2025
Angsa Hitam

Angsa Hitam

Wednesday, 12 November 2025
Sugiri Sancoko dan reog Ponorogo-Foto: Dokumentasi Pemkab Ponorogo-

Meritokrasi Ponorogo

Monday, 10 November 2025
Next Post
Tak Ada Calon Mengalah, Musda Golkar Kabgor Terus Diulur

Tak Ada Calon Mengalah, Musda Golkar Kabgor Terus Diulur

Discussion about this post

Rekomendasi

Personel Samsat saat memberikan pelayanan pengurusan pajak di Mall Gorontalo.

Pengurusan Pajak Kendaraan Bisa Dilakukan di Mall Gorontalo

Monday, 1 December 2025
Personel Satuan Lalu Lintas Polresta Gorontalo Kota mengamankan beberapa motor balap liar, Ahad (30/11). (F. Natharahman/ Gorontalo Post)

Balap Liar Resahkan Masyarakat, Satu Pengendara Kecelakaan, Polisi Amankan 10 Unit Kendaraan

Monday, 1 December 2025
Anggota DPRRI Rusli Habibie bersam Wagub Gorontalo Idah Syahidah RH. (Foto: dok pribadi/fb)

Rusli Habibie Ajak Sukseskan Gorontalo Half Marathon 2025, Beri Efek ke UMKM

Friday, 28 November 2025
ILustrasi

Dandes Dataran Hijau Diduga Diselewengkan, Dugaan Pengadaan SHS Fiktif, Kejari Segera Tetapkan Tersangka

Monday, 13 January 2025

Pos Populer

  • Rita Bambang, S.Si

    Kapus Sipatana Ancam Lapor Polisi

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Senggol-Senggolan di Pemerintahan

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Ruang Inap Full, RS Multazam Bantah Tolak Pasien BPJS

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • GHM 2025, Gusnar Nonaktifkan Kadispora

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Dugaan Persetubuhan Anak Dibawah Umur, Oknum ASN Gorut Dibui

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
Gorontalopost.co.id

Gorontalo Post adalah Media Cetak pertama dan terbesar di Gorontalo, Indonesia, yang mulai terbit perdana pada 1 Mei 2000 yang beral...

Baca Selengkapnya»

Kategori

  • Boalemo
  • Bone Bolango
  • Disway
  • Ekonomi Bisnis
  • Gorontalo Utara
  • Headline
  • Kab Gorontalo
  • Kota Gorontalo
  • Kriminal
  • Metropolis
  • Nasional
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Persepsi
  • Pohuwato
  • Politik
  • Provinsi Gorontalo

Menu

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.

No Result
View All Result
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.