LIMBOTO BARAT – Setiap hujan deras di wilayah Limboto Barat (Limbar) Kabupaten Gorontalo, warga mulai tak tenang. Ancaman banjir bandang terus mengantui. Wilayah ini memang menjadi langganan banjir bandang. Rabu (5/5) kemarin, kawasan ini kembali dihantam banjir bandang, banjir serupa juga terjadi sekira tiga pekan lalu, dan kerap terjadi saat hujan dengan intensitas tinggi.
“Memang Desa haya-haya dan Padengo ini sering menjadi langganan banjir dan biasanya air yang melanda dua desa ini langsung dari gunung, karena air mengalir sampai ke bawah karena adanya pembuatan jalan GORR,” ujar Safrin (28) warga setempat. Warga setempat kata Safrin, butuh solusi konkrit tentang penanganan banjir di Limbar. Ia menilai, banjir seperti teror yang membuat warga tak nyaman saat musim hujan.
Banjir bandang yang melanda kemarin, terbilang lebih besar dibanding dengan tiga pekan lalu. Bahkan tingginya lebih dari 50 Cm, deras, dan bahkan menutupi badan jalan trans Limboto-Isimu, sehingga mengakibatkan akses transportasi terganggu.
Pantauan Gorontalo Post, banjir bandang mulai terjadi sekira pukul 15.00 wita. Debit air yang sangat deras, diperparah dengan sistem drainase yang buruk, membuat air sangat cepat naik, dan merendam banyak rumah, bukan hanya di Desa Padengo dan Haya-haya, Kecamatan Limbar, namun beberapa desa juga ikut terdampat. Desa Haya-haya tercatat yang paling parah terdampak banjir, karena ada 77 rumah warga yang terendam. Di Desa Padengo merendam 11 rumah.
Camat Limboto Barat Fatma Tuna, mengatakan, banjir bandang tersebut memang cepat surut, kendati begitu ada beberapa rumah yang bagian dapurnya masih terendam, hal itu mengakibatkan perabotan dapur ikut terendam. Sementara itu Kepala BPBD Kabupaten Gorontalo, Sumanti Maku menambahkan, selain Desa Padengo dan Desa Haya-haya, Desa Hutabohu juga ikut terendam.
Di Kecamatan Limboto, terdapat Keluraahan Hunggaluwa, Bolihuangga, Tenilo dan Pone yang ikut terdampak. BPBD mencatat kurang lebih 1300 jiwa terdampak banjir dan kerusakan beberapa areal pertanian. Informasi yang diperoleh, untuk Kecamatan Limboto Barat, tanaman padi terendam air, seluas kurang lebih 50 hektare, sementara untuk Kecamatan Limboto terdiri dari Kelurahan Tenilo, terdampak terendam 162 ha sawah, Kelurahan Bolihuangga limboto 87 hektare, dan kelurahan hunggaluwa 18 hektare. Rata-rata usia tanaman padi tak lebih dari 30 hari.
BMKG Gorontalo sendiri mengeluarkan peringatan dini untuk mewaspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, yang dapat disertai kilat dan angin kencang di sebagian wilayah di Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten Bone Bolango, dan Kota Gorontalo. (wie)












Discussion about this post