logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
Logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
logo gorontalo post
No Result
View All Result
Pemkot Gorontalo
Home Disway

Konvalesen Monica

Jitro Paputungan by Jitro Paputungan
Friday, 26 March 2021
in Disway
0
Konvalesen Monica
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Related Post

Airmata Ira

Nikmat Karina

Kopi (K)Mojang

Hemat Syarikah

Oleh:
Dahlan Iskan

ANDA sudah tahu lebih dulu dari saya: di balik plasma konvalesen itu ada seorang wanita istimewa. Namanyi: Theresea Monica Rahardjo.

Dialah orang pertama yang menyusun tata laksana penggunaan plasma konvalesen untuk penderita Covid-19. Bukan saja pertama di Indonesia. Bisa jadi di Asia –bahkan dunia.

Itu dilakukan di bulan April 2020. Berarti belum sampai sebulan Covid resmi masuk Indonesia. Tidak hanya menyusun tata laksananya. Di bulan April itu juga Monica sudah melaksanakan terapi plasma konvalesen. Yakni di salah satu RS swasta di Jakarta. Dasarnya adalah: kedaruratan. Ditambah otonomi pasien untuk memilih obat apa.

Baru empat atau lima bulan kemudian BPOM mengeluarkan rekomendasi untuk terapi pengobatan baru itu.

Pun FDA Amerika Serikat: akhirnya mengeluarkan izin darurat –atas desakan Presiden Donald Trump.

“Saya ini kan ahli anestesi dan konsultan ICU. Cuci plasma itu makanan saya sehari-hari,” ujar Dr dr Monica MSc MM, dan sederet gelar lainnya.

Dia tidak berhenti hanya jadi dokter. Monica tetap menjadi ilmuwan –karena dokter itu pada dasarnya memang ilmuwan. Hanya saja keilmuwanan sebagian dokter berhenti di tempat praktik.

Sampai minggu lalu sudah 25.000 bag plasma konvalesen yang didistribusikan oleh PMI ke berbagai rumah sakit. Berarti sudah lebih 12.000 orang yang menerima transfusi konvalesen –salah satunya: saya.

Belum lagi yang tidak lewat PMI. Beberapa rumah sakit kini mempunyai peralatan processing plasma konvalesen sendiri.

“Assalamu’alaikum…,” ujar Monica begitu tahu saya yang meneleponnyi. Saya terpana. Begitu fasih pengucapan salam itu. Belajar mengucapkan salam dalam bahasa Arab di mana?

“Sejak kecil saya diajarkan untuk fleksibel,” ujar Theresia Monica. Itu karena Monica lebih banyak hidup di lingkungan non-Tionghoa.

Sebenarnya Monica lahir di Purwokerto. Tapi ketika masih kecil ayahnyi pindah tugas ke Cirebon. Ayah Monica, Budi Rahardjo, pegawai distributor obat: detailer. Yang profesi itu, kala itu, dikenal memiliki ciri khas yang kuat: berkendaraan Vespa. Tebaklah siapa pun yang naik Vespa kala itu –hampir pasti benar: bahwa orang itu adalah detailer.

Sang ayah juga mengajarkan karakter pada Monica –anak  tunggal Budi Rahardjo. Ketika teman-teman sang ayah beli mobil, ayah Monica tetap naik Vespa. Rumahnya pun sederhana –untuk ukuran seorang detailer. “Rumah kami dekat sawah. Waktu kecil saya sering main di sawah,” ujarnyi. “Karena itu waktu kecil warna kulit saya agak dongker,” kata Monica.

Tetangga ayah Monica banyak orang Cirebon asli. Tidak ada yang Tionghoa. Baru di sekolah –SD sampai SMA di Saint Mary Cirebon– Monica punya teman anak-anak Tionghoa.

Ketika belajar menari pun Monica pilih tari Bali. Sampai mau dikirim ke luar negeri. Tapi sang ibu keberatan kalau putri tunggalnya itu pergi.

Sang ibu ingin putrinya itu jadi dokter.

Beberapa meter dari rumah kecilnya adalah rumah tukang becak langganan ibu Monica. Kehidupan Monica menyatu dengan budaya lokal. Bacaan ayahnya pun buku karangan RA Kosasih –cerita-cerita wayang kulit. Monica sampai hafal kisah Pandawa dan Barata Yudha.

Ketika coba saya sapa dengan bahasa Mandarin Monica ampun-ampun: pakai bahasa Sunda saja, katanya.

Ayah itulah yang menumbuhkan minat baca Monica. “Ayah membolehkan setiap kali ikut ke gereja saya pilih langsung ke perpustakaan. Bukunya bagus-bagus,” kata Monica.

Kebiasaan membaca sejak kecil itulah yang membuatnyi cinta ilmu pengetahuan.

Monica tidak puas hanya jadi dokter. Setamat FK Universitas Kristen Maranatha Bandung Monica kuliah di ITB – -ambil master ilmu kimia. Lalu mengambil dua spesialis di Unpad: anestesi dan konsultan ICU. Pun masih kuliah di dua tempat lagi –untuk mengambil master ilmu manajemen di UPH. Maka Monica bergelar doktor, dokter, MSc, MM, MARS, dan banyak lagi.

Gelar doktornya di Unpad dia raih dengan predikat summa cum laude –dengan disertasi terkait radikal bebas di wanita yang sedang melahirkan.

“Obat bius yang diberikan kepada wanita melahirkan dengan cara caesar itu mengandung antioksidan yang tinggi,” kata Monica berdasar hasil penelitian untuk gelar doktornyi itu.

Karena itu pemberian propofol kepada wanita yang akan melahirkan tersebut sekaligus bisa berdampak mengendalikan radikal bebas –yang sangat potensial muncul di ibu yang melahirkan itu. Itu karena propofol mengandung unsur fenol. Fenol itulah antioksidan yang bisa menekan kortisol. Munculnya kortisol bisa disebut sebagai penanda datangnya radikal bebas.

Monica adalah ilmuwan yang terus memikirkan apa yang dia lakukan. Dia juga terus melakukan apa yang dia pikirkan.

Termasuk soal Konvalesen itu. Sebenarnya, ternyata, plasma Konvalesen itu tidak hanya baik untuk penderita Covid. Pun juga untuk orang yang belum terkena Covid. “Tapi kali ini kita fokus saja untuk  pengobatan Covid,” ujar Monica.

Plasma Konvalesen sendiri, kata Monica, bukan ilmu baru. Plasma itu sudah pula dipaka pada pandemi Flu Spanyol nun di tahun 1918. Lalu dipakai lagi di setiap ada pandemi seperti Ebola atau MERS.

Di Maranatha, Monica tidak hanya mendapat gelar dokter umum. Tapi juga mendapat suami: Aloysius Suryawan –alumni asrama SMA Santo Yusuf Malang. Dari perkawinan ini lahir anak tunggal. Jadi dokter juga.

Sang ayah sempat tahu ketika Monica mendaftar ke fakultas kedokteran. Sempat tahu juga kalau Monica diterima, meski belum lagi masuk kuliah. Keesokan harinya sang ayah meninggal dunia. Umurnya 56 tahun. Punya penyakit tekanan darah tinggi.

Tinggal ibunda yang menyaksikan putrinya dengan prestasi tingginya. Sang ibu, 86 tahun, kini tinggal bersama Monica di Bandung.

Monica bangga dengan Surabaya: penyumbang plasma Konvalesen tertinggi di Indonesia. Apalagi Sidoarjo, tetangga Surabaya juga di urutan kedua –dengan Jakarta sebagai runner up-nya.

Memahami fenomena konvalesen ini saya kembali teringat Vaksin Nusantara –topik Disway edisi besok, atau Kapan-kapan. (*)

Tags: beritagorontaloDahlan IskanDiswaygorontalogorontalo hari inigorontalopostKonvalesen Monica

Related Posts

Mantan Direktur Utama PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi-Istimewa-

Airmata Ira

Monday, 24 November 2025
--

Nikmat Karina

Tuesday, 18 November 2025
Kopi (K)Mojang

Kopi (K)Mojang

Monday, 17 November 2025
Hemat Syarikah

Hemat Syarikah

Thursday, 13 November 2025
Angsa Hitam

Angsa Hitam

Wednesday, 12 November 2025
Sugiri Sancoko dan reog Ponorogo-Foto: Dokumentasi Pemkab Ponorogo-

Meritokrasi Ponorogo

Monday, 10 November 2025
Next Post
Diskumperindag Fasilitasi Akses Pembiayaan Koperasi-UMKM

Diskumperindag Fasilitasi Akses Pembiayaan Koperasi-UMKM

Discussion about this post

Rekomendasi

Personel Samsat saat memberikan pelayanan pengurusan pajak di Mall Gorontalo.

Pengurusan Pajak Kendaraan Bisa Dilakukan di Mall Gorontalo

Monday, 1 December 2025
Personel Satuan Lalu Lintas Polresta Gorontalo Kota mengamankan beberapa motor balap liar, Ahad (30/11). (F. Natharahman/ Gorontalo Post)

Balap Liar Resahkan Masyarakat, Satu Pengendara Kecelakaan, Polisi Amankan 10 Unit Kendaraan

Monday, 1 December 2025
Anggota DPRRI Rusli Habibie bersam Wagub Gorontalo Idah Syahidah RH. (Foto: dok pribadi/fb)

Rusli Habibie Ajak Sukseskan Gorontalo Half Marathon 2025, Beri Efek ke UMKM

Friday, 28 November 2025
ILustrasi

Dandes Dataran Hijau Diduga Diselewengkan, Dugaan Pengadaan SHS Fiktif, Kejari Segera Tetapkan Tersangka

Monday, 13 January 2025

Pos Populer

  • Rita Bambang, S.Si

    Kapus Sipatana Ancam Lapor Polisi

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Senggol-Senggolan di Pemerintahan

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Ruang Inap Full, RS Multazam Bantah Tolak Pasien BPJS

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • GHM 2025, Gusnar Nonaktifkan Kadispora

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Dugaan Persetubuhan Anak Dibawah Umur, Oknum ASN Gorut Dibui

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
Gorontalopost.co.id

Gorontalo Post adalah Media Cetak pertama dan terbesar di Gorontalo, Indonesia, yang mulai terbit perdana pada 1 Mei 2000 yang beral...

Baca Selengkapnya»

Kategori

  • Boalemo
  • Bone Bolango
  • Disway
  • Ekonomi Bisnis
  • Gorontalo Utara
  • Headline
  • Kab Gorontalo
  • Kota Gorontalo
  • Kriminal
  • Metropolis
  • Nasional
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Persepsi
  • Pohuwato
  • Politik
  • Provinsi Gorontalo

Menu

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.

No Result
View All Result
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.