GORONTALO – GP – Soalisasi, advokasi, komunikasi informasi dan edukasi (KIE) program pembangunan keluarga, kependuudkan dan keluarga berencana (Bangga Kencana) yang diselenggarakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), kembali digelar, Kamis (18/3) berlangsung di Graha Azizah,Kota Gorontalo. Kali ini melibatkan mitra kerja dari kalangan, akademisi, mahasiswa, kelompok GenRe, dan pewakilan kepala desa.
Wakil ketua komisi IX DPR RI, Dr.Hj. Nihayatul Wafiroh, yang turut memberikan materi dalam sosialisasi ini mengatakan, negara harus hadir dalam urusan kependudukan. Sebab untuk memastikan kualitas penduduk Indonesia. Yang dikandung seorang perempuan, menurut bu Ninik, sapaan akrab Nihayatul Wafiroh, bukan saja anak dari keluarga itu sendiri, namun menjadi anak bangsa Indonesia, yang nantinya menjadi generasi pemimpin dimasa depan.
Makanya, lanjut Bu Ninik, perencanaan kehamilan itu sangat penting dilakukan setiap pasangan suami-isteri. “BKKBN itu menganjurkan bagaimana bekeluarga itu selalu berencana,”terangnya. Kata dia, usia yang tepat untuk menikah adalah 21 tahun, usia itu juga pas untuk kehamilan. Dibawah usia itu, menurut politisi asal Jawa Timur itu akan sangat beresiko, karena terlalu muda. Selanjutnya, juga jangan terlalu tua, karena hal itu termasuk dalam golongan kehamilan yang beresiko.
Juga jangan terlalu sering, dan jangan terlalu banyak. Ia berharap kehamilan benar-benar direncanakan, termasuk menyiapkan asupan gizi bagi ibu hamil dan anak yang lahir nantinya. Ia mengatakan, dengan melakukan rencana dalam keluarga, akan melahirkan generasi yang berkualitas. Misalnya, pasangan suami isteri yang hanya mampu secara ekonomi untuk dua orang anak, jangan memaksakan melahirkan lima anak.
Dua anak akan bisa ditangani, seperti gizi, perhatian orang tua, dan pendidikan. Ketika menjadi lima anak, bisa jadi pendidikan terabaikan, dan gizi tidak teratur, kondisi itu merusak generasi. “Jika ada 100 pasang suami isteri di Kota Gorontalo, punya pemiliran seperti itu, maka ada 500 anak di Kota Gorontalo yang 20-30 tahun akan datang adalah generasi muda yang tidak punya skil, tidak berkualitas. Jangan harap Kota Gorontalo bisa maju,”terangnya.
Labih lanjut Bu Ninik menambahkan, berencana dalam keluarga juga bisa menghindari anak dari kategori stunting. Kondisi stunting kini menjadi perhatian pemerintah. Ia berharap program Bangga Kencana dapat dilakukan sebaik-baiknya di Gorontalo, sehingga stunting bisa ditekan.
Sementara itu, dr. Ceci Wolok Karim, dokter spesialis gizi klinik dalam kesempatan itu, mengatakan, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh, kondisi itu ikut dipengaruhi karena sulitnya akses gizi dan airbersih anak. Rektor Universitas Negeri Gorontalo, Dr.Eduart Wolok, yang hadir dalam sosialisasi, kemarin, memberi apresiasi kepada BKKBN karena melibatkan generasi muda untuk sosialisasi program bangga kencana.
Rektor UNG, Dr.Eduart Wolok, yang hadir dalam kesempatan itu, mengatakan, sosialisasi, advokasi dan edukasi program bangga kencana, sangat penting dilakukan, terutama untuk mencapai tujuan penanganan stunting di daerah. Kata dia, pelibatan generasi muda dalam sosialisasi program Bangga Kencana sudah tepat, sebab model komunikasi era ini, memang membutuhkan keterlibatan milenial. Sosialisasi juga turut dihadiri asisten ekonomi pembangunan Setda Provinsi Gorontalo, Sutan Rusdi. (tro*)
Comment