Pimpinan Komisi IX : Berencana Itu Keren

GORONTALO – GP – Badan kependudukan dan keluarga berencana nasional (BKKBN) Provinsi Gorontalo, bersama Komisi IX DPR RI melakukan sosialisasi dan advokasi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Bangga Kecana, di Kota Gorontalo, Selasa (16/3). Sosialisasi yang berlangsung di Hotel Dumhil, Kota Gorontalo itu, dibuka langsung Wakil Walikota Gorontalo, Ryan F Kono, dan dihadiri Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Hj. Nihayatul Wafiroh, penyuluh KB Ahli Utama BKKBN RI, H.Nofrizal, serta Sekretaris BKKBN Gorontalo, Efendi Korompot.

Wakil Wali Kota Gorontalo, Ryan Kono, bahwa advokasi dan KEI Program Bangga Kencana merupakan program yang sangat penting untuk keluarga. Ia menyebutkan dengan program ini, keluarga bisa diarahkan untuk melakukan perencanaan. “Program ini sangat penting, sehingga sangat perlu untuk kita lakukan, jika kita gagal melakukan perencanaan, berarti kita melakukan perencanaan suatu kegagalan,” kata Ryan Kono.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Hj. Nihayatul Wafiroh menyebutkan, urusan kependudukan di Indonesia, menjadi urusan penting pemerintah. Sebab, kata dia, pemerintah tentunya tidak menginginkan kualitas penduduk Indonesia dibawah dan kalah bersaing secara global. Kualitas penduduk ikut dipengaruhi dengan kondisi keluarga. “Makanya mengapa penting pemerintah ikut campur dalam urusan kependudukan,”ujarnya.

Ia menceritakan, kualitas sebuah keluarga dengan jumlah anak yang banyak, dibandingkan dengan anak yang maksimal dua. “Kemampuan keluarga hanya bisa dua anak, tapi dipaksakan lima anak,”ujarnya. Kondisi itu, lanjut dia, mempengaruhi pendidikan anak, yang ujungnya berdampak pada kualitas penduduk Indonesia. Terkait dengan itu, lanjut Hj. Nihayatul Wafiroh, maka perencanaan dalam sebuah keluarga sangat dianjurkan.

Merencanakan kapan menikah bagi remaja, dan kapan memiliki anak bagi pasangan suami -istri. “Berencana itu bagus, dan sangat dianjurkan,”katanya. Berencana, lanjut politisi PKB ini, dengan menerapkan ’empat terlalu’. Yakni, jangan terlalu muda. Menurutnya, hamil dalam usia yang terlalu muda, misalnya dibawa 20 tahun itu memiliki resiko tinggi. “Hamil bukan hanya persoalan fisik, tapi juga psikis,”terangnya.

Kedua, adalah jangan terlalu tua. Menurutnya, jika sudah tua, baiknya menghindari terjadi kehamilan, sebab itu juga merupakan kehamilan beresiko, dan berdampak pada anak. “KB itu terkait perencanaan rumah tangga, bukan hanya urusan perempuan, tapi suami isteri,”katanya. Ketiga adalah jangan terlalu sering. Menurutnya, kondisi kelahiran yang terlalu sering, akan berdampak pada anak, misalnya anak yang lainya tidak lagi mendapat perhatian maksimal dari orang tua. “Kasihan juga tubuh perempuan kalau keseringan,”paparnya.

Terakhir adalah jangan terlalu banyak. Alasan ini, lanjut dia, adalah terkait dengan kualitas manusia. “Kalau kemampuan hanya dua, jangan paksakan lima, jangan bandingkan dengan orang lain,”katanya. Ia berharap masyarakat Gorontalo dapat turut serta mensukseskan program Bangga Kencana.

Sementara itu, penyuluh KB Ahli Utama BKKBN RI, H.Nofrizal juga menyampaikan hal yang sama, menurutnya berencana dalam sebuah keluarga sangat penting, karena itu terkait dengan kualitas penduduk. “Peningakatan jumlah penduduk kita sangat cepat, dengan Bangga Kencana kita ikut memperbaiki kualitas penduduk,”terangntya. (tro)

Comment