GORONTALO – GP – Kasus pengeroyokan anggota TNI dari satuan Yonif-715, Pratu Miftahul Iksan, di tempat hiburan malam Queen Tiara Club, mengundang perhatian banyak pihak. Bukan hanya prihatin terhadap kasus penganiayaan itu, namun juga kepatuhan terhadap protokol kesehatan (Protkes). Bisa jadi, jika tempat hiburan malam itu tutup lebih cepat, atau mengikuti ketentuan protokol kesehatan, maka peristiwa penganiayaan yang terjadi dini hari itu, tidak akan terjadi.
Walikota Gorontalo, Marten Taha termasuk yang memberikan perhatian khusus dengan persoalan yang menghebohkan itu. Menurut Walikota, ia langsung mengundang owner tempat hiburan malam yang beralamat di Jl. Prof Aloe Saboe itu, dan dimintai klarifikasi sebab masih beroperasi hingga subuh. . “Setelah kejadian, saya langsung memanggil pemiliknya. Saya sudah tegur. Kok sudah dini hari, cafe masih beroperasi,”ujar Marten ditemui Gorontalo Post, (5/2) kemarin.
Walikota mengatakan, langsung membentuk tim untuk menyelidiki apakah Queen Tiara Club benar-benar melanggar ketentuan protokol kesehatan. Sebab, sesuai aturan yang ada, tempat hiburan yang mengundang keramaian, harus berehenti beroperasi saat jam 10 malam. Hal itu sesuai edaran pemerintah baik Provinsi maupun Kota, dan aturan penegakkan disiplin protokol kesehatan, segala bentuk kegiatan yang dapat memicu keramaian, seperti pengoperasian resto, cafe dan tempat hiburan dilarang diatas pukul 22.00 Wita.
“Saya sudah membentuk tim untuk melakukan penyelidikan, ada Satpol-PP, BPBD, Kesbangpol dan Satgas Covid Kota Gorontalo. Mereka akan menyelidiki, apakah benar cafe itu sudah tutup, tapi pengunjungnya masih bertahan didalam atau bagaimana. Karena informasi yang kami terima. Katanya cafe sudah tutup sesuai aturan penegakkan protokol kesehatan,” ungkap Walikota Gorontalo. Ia memastikan, jika penyelidikan menunjukan tempat hiburan tersebut melanggar protokol kesehatan, Marten tidak segan untuk memberikan sanksi tegas.
“Pastinya, kita akan tindaki. Sesuai yang diamanatkan Perda (Peraturan Daerah) nomor 4 tahun 2020 tentang penegakkan disiplin protokol kesehatan. Bahkan, jika ditemukan cafe tersebut menjual Miras, pemilik juga akan diberi sanksi yang ada dalam Perda Miras. Miras kan dilarang di Kota Gorontalo,” tegasnya.
Sementara itu, berdasarkan Perda nomor 4 tahun 2020, jika pemilik usaha ditemukan melanggar protokol kesehatan, akan disanksi dalam bentuk denda hingga penutupan tempat usahanya. Tempat usaha bisa dibuka kembali, dengan syarat pemilik wajib menerapkan protokol kesehatan.(rwf)
Comment