LIMBOTO—GP— Teka teki kematian seorang Pembantu Rumah Tangga (PRT) di Rumah Dinas (Rudis) Wakil Ketua DPRD Kabupaten Gorontalo Irwan Dai Jumat (22/1) pekan lalu masih tanda tanya. Pasalnya, menurut keterangan dokter yang memeriksa, bahwa untuk memastikan penyebab kematian korban harus melalui proses outopsi.
Kasat Reskrim Polres Gorontalo Iptu Muhammad Nauval Seno, SIK ketika dikonfirmasi wartawan koran ini menjelaskan, hasil pengecekan/pemeriksaan luar di tubuh jenazah korban yang dilakukan oleh Dr.dr Nurhija Pakaya yang bertugas di Puskesmas Limboto.
Terungkap, jika pada tubuh mayat tidak terdapat tanda kekerasan meski dari mulut mayat mengeluarkan darah. Namun, menurut Dokter bisa akibat pembuluh darah pecah. “Menurut dokter bahwa untuk memastikan penyebab kematian haruslah dilakukan Otopsi kepada mayat,”ungkap Nauval. Hanya saja diakui Nauval, dari pengakuan ibu almarhum, jika dirinya sudah ikhlas menerima dan tidak ingin dilakukan autopsi. Sebulmnya kata Nauval, setelah menerima laporan adanya penemuan mayat di rudis Wapimdekab Goorntalo. Pihaknya langsung mendatangi dan melakukan olah TKP.
Selain itu pihaknya melakukan penyelidikan dengan melakukan klarifiksasi saksi saksi yang ada di TKP dan membawa korban ke Rumah sakit, untuk dilakukan VER Mayat. Menurut Nauval dari penjelasan Irwan Dai saksi pertama yang melihat korban, awalnya Irwan pada jam 08.30 WITA berniat membangunkan korban untuk diminta pergi membeli sarapan pagi.
Namun, saat akan dibangunkan, korbansudah tidak merespon panggilan dari Irwan. Saat itu juga Irwan memangil adik sepupunya Ishak Hubulo untuk meminta datang mengecek korban yang sudah tidak merespon panggilan Irwan. Setelah tiba di kediaman Irwan Dai, saksi Ishak Hubulo langsung diminta untuk memastikan keadaan korban, saat itu Ishak pertama kali melihat korban dalam keadaan tidur tengkurap, kemudian saksi juga melihat di bagian belakang korban terdapat kerumunan semut.
Saat itu Ishak telah berfirasat bahwa korban telah meninggal dunia. Untuk memastikan keadaan korban saksi langsung membalikan badan korban yang tadinya tidur tengkurap menjadi terlentang. Ketika Ishak melihat di bagian mulut korban mengeluarkan darah dan seluruh tubuh korban sudah susah untuk di gerakkan (kaku). Saksi kembali memastikan kondisi korban dan pada waktu saksi menggerak-gerakan tubuh korban dirinya tidak juga merespon.
Terasa tubuh korban sudah kaku sehingga lebih meyakinkan saksi bahwa korban telah meninggal dunia. Kejadian ini praktis menggemparkan warga warga sekitar. Sementara itu Irwan Dai mengakui jika empat hari sebelum kejadian, almarhum juga mengeluh sakit dada tetapi saat akan diajak ke dokter almarhum menolak. “Dia menolak saya ajak ke dokter dan dia cuma bilang jika sakitnya akan hilang dengan meminum air mineral yang banyak,” jelas Irwan. Ibu almarhum Rita Mantuli (40) juga mengakui jika almarhum memang punya penyakit sesak nafas dan sakit dada dan sempat masuk puskesmas selama dua kali, yakni sekitar bulan September dan November tahun 2020. “Saya sudah ikhlas dan tidak keberatan dan ini sudah takdir,” kunci Rita. (Wie)
Comment