GORONTALO – GP – Jumlah koperasi di Gorontalo makin tergerus, tidak sedikit koperasi yang harus gulung tikar, dan tidak bisa melanjutkan usaha. Di Gorontalo, tercatat 1.337 koperasi yang tersebar di seluruh kabupaten/kota, dari jumlah itu koperasi yang aktif hanya 907 koperasi, atau 430 koperasi saat ini progres usahanya sedang tak sehat, bahkan cenderung mati suri, lantaran tak lagi ada aktivitas koperasi.
Kondisi ini mengundang perhatian Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Provinsi Gorontalo, Risjon Sunge. Pejabat yang baru sepekan memimpin Diskumperindag itu, langsung mengumpulkan jajaran bidang koperasi dan membahas persoalan mati suri-nya, ratusan koperasi itu. “Kita membedah alasan koperasi yang tidak aktif atau ‘sakit’ ini, agar diketahui permasalahanya, dan diperbaiki,”ujar Risjon Sunge.
Menurutnya, beragam persoalan yang muncul, sehingga membuat koperasi tidak aktif. Misalnya, strukturnya yang tidak terurus, permodalan yang macet, dan terkait kepengurusan. “Itu yang diperbaiki, jika demikian maka anggotanya akan terbantu dan bisa sejahtera,”ujar Risjon saat memimpin rapat koordinasi koperasi, di kantornya, Senin (25/1).
Rakor tersebut, juga membahas tentang kemudahan akses permodalan, termasuk untuk koperasi. Lebih lanjut Risjon mengatakan, pihaknya segera menurunkan tim evaluasi ke kabupaten/kota untuk menelusuri persoalan-persoalan yang dihadapi ratusan koperasi itu. “Koperasi harus kita hidupan, karena ini menjadi motor ekonomi masyarakat. Jika koperasi terkelola dengan baik, maka bisa memberi kesejahteraan untuk anggotanya,”terang Risjon.
Selain itu, kata Risjon, koperasi harus menyesuaikan era, sehingga tidak tergerus zaman. Prinsip koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan, diharap mampu bersaing dengan lembaga keuangan lain, apalagi terhadap rentenir. (tro)
Comment