Pelaksanaan debat pasangan calon kepala daerah Pilkada Kabupaten Gorontalo, yang berlangsung di Damhil Hotel, Kota Gorontalo, kemarin (29/11). (foto : istimewa)
LIMBOTO -GP- Debat putaran ketiga atau debat terakhir pasangan calon yang bertarung di Pilkada Kabupaten Gorontalo, kembali bergulir Ahad malam, (29/11), di Damhil Hotel, Kota Gorontalo. Perdebatan pada debat pamungkas itu, malah lebih panas dibandingkan debat sebelumnya. Saking alotnya perdebatan, sampai-sampai moderator debat, Razak Umar, harus menegur para peserta debat. Karena materi yang dibicarakan sudah melenceng dari tema debat.
Adapun yang jadi bahan perdebatan soal gaji imam dan aparat desa. Ini berawal saat pasangan calon nomor urut 1 Tony Junus-Daryatno Gobel, pasangan nomor urut 3 Chamdi Mayang-Tomy Ishak dan pasangan calon nomor urut 4 Rustam Akili-Dicky Gobel kompak menanyakan belum cairnya gaji imam dan aparat desa kepada pasangan calon nomor urut 2 Nelson Pomalingo-Hendra Hemeto sebagai calon berstatus petahana. “Jangan karena covid-19 dijadikan alasan, padahal itu adalah hak mereka,” ungkap calon wakil Bupati pasangan calon nomor urut 1 Daryatno Gobel.
Calon Bupati nomor urut 3 Chamdi Mayang menambahkan, persoalan ini menunjukkan perencanaan yang tak matang. “Kalau mempunyai perencanaan yang mataang, pastinya tidak seperti ini,” kilah Chamdi Mayang. Menanggapi sorotan ini, Nelson Pomalingo menegaskan, pada empata tahun sebelumnya, pembayaran gaji imam dan aparat desa berjalan lancar. Tahun ini ada masalah karena terkendala covid-19. “Ditahun sebelumnya bahkan kita memberikan hibah sebesar Rp 6 milyar, hanya saja memang sempat terhenti karena untuk pemberian gaji imam pada pemerintahan sebelumnya sempat menjadi temuan BPK,” ungkap Nelson.
Ia menambahkan, selama empat tahun dirinya sudah berbuat, namun disayangkan ditahun terakhir karena adanya covid-19 membuat kondisi keuangan sempat bermasalah. “Saya rasa perencanaan kita sudah baik, terbukti disaat covid-19 sejumlah daerah merumahkan sejumlah honorer, namun di Kabupaten Gorontalo tidak demikian, walaupun memang untuk dana hibah pemerintah daerah yang lainnya dipending, karena kembali lagi untuk memilih mana yang harus diprioritaskan,” tangkis Nelson.
Diakhir debat, masing-masing pasangan calon mendapatkan waktu untuk berkampanye menyampaikan visi misinya. Mendapatkan kesempatan itu, calon bupati Nomor urut 1 Tony Junus menyatakan, APBD 2021 Kabuparen Gorontalo diketuk saat HUT Kabupaten Gorontalo. Namun sangat disayangkan anggaran untuk dana desa dan perangkat desa turun. Sehingga mempengaruhi penghasilan aparat dan pembangunan di desa. “Jika nanti kami terpilih, kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk kembali menaikkan anggaran tersebut,” ungkap Tony.
Perkataan penutup pasangan nomor urut 1 pun dibalas oleh pasangan nomor urut 2 Nelson-Hendra. Pada kesempatan itu, Nelson mengatakan, sudah menjadi resiko orang yang bekerja akan disoroti. Karena itu dia mengajak seluruh elemen baik itu masyarakat, aparat dan perangkat desa untuk bersama-sama melalui semua masalah yang ada.
“Kami ada bersama kalian. Berikan kesempatan kepada kami untuk meneruskan program yang ada untuk kesejahteraan masyarakat ke depan dua kali lebih baik,” tandas Nelson.
Sementara itu pasangan nomor urut 3 Chamdi-Tomy, mengajak masyarakat untuk berkolaborasi memilih mereka. “Karena kami adalah pasangan yang termuda sehingga kami rasa dengan semangat baru bisa membangun Kabupaten Gorontalo menjadi lebih baik kedepan,” tandas Chamdi. Sementara itu pasangan nomor urut 4 Rustam-Dicky mengatakan, dari data BPS 2018, angka kemiskinan Kabupaten Gorontalo sebesar 18,2 persen. Karena itu, bila terpilih pihaknya akan berupaya menurunkan angka kemiskinan tersebut dengan sejumlah program untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat. “Yang pasti di tanggal 9 Desember nanti, kami berharap jangan mencederai demokrasi dan jika kami yang terpilih kami akan berupaya untuk istiqomah dan tidak menghianati amanat rakyat,” pungkas Rustam. (wie)
Comment