GORONTALO-GP – Usaha parfum di Gorontalo lagi sedang tak berjalan baik. Sejak masa pandemi, omzet yang diperoleh menurun drastis. Bahkan turun hingga 90 persen akibat diperparah oleh proyek perbaikan saluran yang kini sedang dikerjakan.
Jambore parfum yang berada di kawasan kampus UNG Jalan Jenderal Sudirman, Kota Gorontalo menjadi salah satu usaha yang ikut mengalami penurunan omzet tersebut. “Karena sepi, yah imbasnya ke pendapatan,” kata Faiz Alhasni, selaku pengelola. Faiz mengaku bahwa penurunan omzet bisa mencapai 90 persen. “Pada saat awal pandemi, keadaan toko parfum tidak dapat dipungkiri sangat sunyi, terlebih bulan puasa kemarin, harap-harap bisa ramai seperti tahun kemarin, eh ternyata sunyi. Yah tidak bisa diharapkan lah,” tambah Faiz.
Jambore parfum menjual berbagai jenis parfum. Parfumnya murni tidak ada campuran apapun. Harga parfum dari yang paling murah yaitu Rp10 ribu per botol sampai dengan harga Rp75 ribu. “Ada juga parfum yang memang originalnya terjaga dengan harga Rp200 ribu per botol,” ungkap Faiz. Mengenai omzet, pada tahun sebelumnya, penghasilan bisa mencapai Rp1 juta per hari jika ramai pengunjung. Tapi kalau sepi pendapatannya hanya berkisar Rp300 ribuan. “Sedangkan untuk masa pandemi, dalam sehari yang bisa didapatkan dari penjualan parfum hanya Rp100 ribu dan bahkan hanya mendapat Rp50 ribu per hari,” tutup Faiz.(Tr-71)
Comment