Gorontalopostco.id, GORONTALO — Bank Indonesia menegaskan bahwa transformasi sektor UMKM menjadi salah satu fondasi utama untuk menjaga ketahanan ekonomi Gorontalo pada 2026.
Plh. Kepala Perwakilan BI Provinsi Gorontalo, Ciptoning Suryo Condro, menyampaikan bahwa penguatan UMKM tidak bisa lagi dilakukan secara parsial, tetapi harus melalui tiga aspek besar yakni korporatisasi, peningkatan kapasitas, dan perluasan pembiayaan.
Dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, Ciptoning mengungkapkan bahwa sepanjang 2025, berbagai program penguatan UMKM seperti HACF & GKK 2025, Pesona Tameto 2025, hingga Gebyar UMKM yang menghadirkan ribuan peserta, telah menunjukkan dampak signifikan terhadap omzet pelaku usaha.
“Transformasi UMKM ini kami lihat berkembang signifikan dan mampu meningkatkan omzet pelaku usaha lokal,” tegasnya dalam memberikan sambutan pada kegiatan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, Jumat (28/11).
Meski capaian tersebut cukup menggembirakan, BI mengingatkan bahwa 2026 bukan tahun yang ringan. Ciptoning menyoroti ketidakpastian geopolitik global, pergeseran arus modal ke aset safe haven, serta risiko perubahan iklim dan bencana alam, yang menurutnya dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan inflasi nasional maupun daerah. “Ini faktor yang perlu diantisipasi karena dampaknya bisa langsung dirasakan di tingkat lokal,” ujarnya.
Khusus Gorontalo, BI menilai ada sejumlah prioritas yang harus segera ditangani, terutama terkait produktivitas sektor pertanian. “Perlu peningkatan produktivitas dan hilirisasi pertanian, penguatan ekosistem investasi daerah, serta penanganan disparitas harga antar waktu dan wilayah,” kata Ciptoning.
Namun, BI tetap optimistis terhadap kinerja ekonomi daerah. Ciptoning menyebut bahwa pada 2026, pertumbuhan ekonomi Gorontalo diproyeksikan berada pada kisaran 5,50 hingga 6,50 persen, sementara inflasi diprakirakan tetap terjaga di tingkat 2,5 persen ± 1 persen, sejalan dengan target nasional. Optimis ini didasarkan pada arah kebijakan Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan rincian fokus utama yang akan menjadi fondasi memperkuat ekonomi daerah:
“Penguatan sektor agro-maritim, peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguatan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi daerah, percepatan pembangunan infrastruktur dan digitalisasi sistem pembayaran, serta pengembangan sektor pariwisata termasuk potensi Geopark Gorontalo,” jelasnya.
Terakhir dirinya menegaskan bahwa seluruh fokus tersebut sangat relevan untuk memperkuat ketahanan dan daya saing ekonomi Gorontalo dalam jangka menengah. “UMKM yang terorganisasi, meningkat kapasitasnya, dan lebih mudah mengakses pembiayaan akan menentukan arah daya saing Gorontalo beberapa tahun ke depan. Ini bukan sekadar program, tetapi kebutuhan,” tutup Ciptoning. (Tr-76)













Discussion about this post