Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Permintaan Pemerintah Kota Gorontalo menarik seluruh saham dari Bank Sulut Gorontalo (BSG) senilai Rp 34 miliar akan menjadi akhir hubungan bisnis dari dua lembaga yang sudah terjalin sangat lama itu.
Permintaan Pemkot Gorontalo itu sudah menemui titik terang. Setelah Kanwil BSG Gorontalo berkonsultasi dengan BSG Pusat. “Kami sudah menyampaikan ke BSG pusat. Dan hasilnya sudah ada,” ungkap Pimpinan Wilayah BSG Gorontalo, Rudiyanto Katili kepada wartawan, Kamis (20/11).
Menurut Rudiyanto, hasil tersebut bukan berarti pihaknya langsung menyetujui permintaan Pemkot Gorontalo. Sebab, kata dia, sesuai dengan mekanisme yang ada, penarikan saham harus diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
“Insya Allah RUPS akan dilaksanakan pada bulan Februari 2026 mendatang,” beber Rudiyanto yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon aplikasi WhatsApp, kemarin.
Penarikan penyertaan modal dilakukan Pemkot Gorontalo sendiri, bukan tanpa sebab. Persoalan ini pertama kali mencuat usai RUPS Luar Biasa BSG yang berlangsung di Manado pada april 2025 yang lalu.
Dalam RUPS yang dipimpin Gubernur Sulut Yulius Selvanus sebagai pemegang saham pengendali itu, mempertontonkan dihadapan para kepala daerah dari Gorontalo yang juga pemegang saham BSG, bagaimana satu-satunya wakil Gorontalo dalam jajaran komisaris BSG didepak, dan diganti dengan orang-orang dekat Gubernur Yulius Selvanus.
Yulius bahkan menempatkan, Ramoy Luntungan, ketua tim suksesnya saat Pilgub Sulut sebagai komisaris utama. Pencoretan ‘orang Gorontalo’ dalam jajaran komisaris dan direksi, memicu amarah para kepala daerah dari Gorontalo.
Bupati Gorontalo Sofyan Puhi ketika itu bahkan bilang, jika RUPS saat itu digelar hanya untuk menyingkirkan orang Gorontalo. Sofyan bahkan sempat berkelakar untuk menarik saham Pemkab Gorontalo dari BSG.
Hal yang sama disampaikan Bupati Boalemo Rum Pagau, sebagai salah satu pesaham terbesar di BSG, Rum menyampaikan kekecewaanya terhadap hasil RUPS saat itu. Ia juga menyuarakan untuk menarik diri dari BSG.
Tak kalah berang adalah Wali Kota Gorontalo Adhan Dambae. Ia menjadi satu-satunya kepala daerah di Gorontalo yang memberanikan diri tarik hengkang dari BSG.
Sebagai bentuk protes didepaknya orang Gorontalo dari komisaris BSG, Adhan bahkan langsung memindahkan Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) dari BSG ke Bank Tabungan Negara (BTN).
Tidak cuma itu, Pemkot Gorontalo juga melayangkan somasi untuk menarik aset Pemkot berupa lahan yang kini ditempati Kantor BSG Cabang Gorontalo. Belum cukup, Adhan juga serius menarik saham Pemkot Gorontalo dari BSG.
Bahkan keseriusan itu ditandai dengan presure berupa aksi massa ke kantor BSG Cabang Gorontalo pekan lalu. Aksi itu dipimpin langsung Adhan Dambea, dan mendesak BSG mengembalikan saham Pemkot.
Adhan menyebut, penyertaan modal pada ‘torang pe bank’ itu, akan lebih berguna untuk dimanfaatkan pada kepentingan lain, terutama untuk membangun infrastruktur dan fasilitas publik di Kota Gorontalo. “Untuk pembangunan kantor wali kota dan sejumlah infrastruktur lainnya,” ucap Adhan beberapa waktu lalu. (rwf)












Discussion about this post