Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Presiden Prabowo Subianto memprogramkan pembagian 330 ribu Smart TV untuk sekolah di semua jenjang pendidikan di Indonesa, termausk tiga satuan pendidikan, yakni dua SD, dan satu SMP di Kecamatan Pinogu, Bone Bolango.
Tiga unit Smart TV didistribusikan ke tiga sekolah itu melalui Dinas Pendidikan Bone Bolango, baru-baru ini. Yang menjadi perhatian adalah proses distribusinya yang tidak biasa. Bukan diangkut truk atau mobil pikap, tapi menggunakan ojek khusus Pinogu, yang juga dirancang khusus agar bisa memuat Smat TV berukuran jumbo itu.
Ojek yang dikemudikan Urianto Daut itu menggunakan tambahan peralatan seperti kayu penyangga sehingga Smart TV bisa diangkut. Proses distribusi dengan ojek khusus itu direkam warga dengan kamera telepon genggam, dan kini viral di media sosial.
Pengemudi ojek, Urianto Daud dengan sangat hati-hati mengangkut tv jumbo bantuan Presiden itu. Ungke begitu Urianto disapa, begitu cekatan ketika ban sepeda motornya menerobos lumpur dan kubangan, kedua kakinya bahkan dijadikan penyangga kiri kanan agar motor tidak oleng.
Potret ojek motor Pinogu, merupakan aktivitas yang kerap ditemui di wilayah itu. Satu-satunya akses paling cepat ke Pinogu dan sebaliknya, adalah dengan menggunakan ojek khusus, selain itu hanya boleh dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 60 KM.
Pemerintah masih belum bisa membangun jalan layak di kawasan itu, lantaran terkendala kawasan hutan taman nasional. “Alhamdulillah ada beberapa sekolah di kecamatan Pinogu dapat bantuan fasilitas papan digital atau smart tv yang harus kita syukuri. Ini adalah bentuk dukungan pemerintah dalam hal proses belajar mengajar.
Namun dengan sulitnya akses jalan menuju Kecamatan Pinogu, yang menjadi kendala apabila ada program seperti ini. Baik itu pengadaan peralatan medis untuk puskesmas pinogu maupun untuk fasilitas pendidikan,”ujar Wawan Thalib, warga setempat dalam keterangan video yang diunggahnya ke media sosial.
Menurut dia, akses jalan yang layak sejauh ini masih sekadar mimpi bagi warga Pinogu. “Kembalinya lagi ke pokok permasalahannya, yakni akses jalan. Kalau saja pokok permasalahanya ini tuntas, saya rasa semua masalah ini selesai,”tambahnya.
Ia kemudian mengapresiasi keuletan Urianto Daud, sang ojek Pinogu yang menggunakan berbagai cara, termasuk memodifikasi sepeda motornya, agar Smart TV bantuan Presiden Prabowo itu sampai ke sekolah tujuan. “Dengan segala cara bagaimana agar barang ini (Smart TV, bisa sampai ke kecamatan Pinogu agar pendidikan di era digital ini Pinogu bisa setara dengan kecamatan lain,”tambanya.
Kepala Dinas Pendidikan Bone Bolango Andriean Andjar kepada Gorontalo Post, Ahad (19/10) via seluler, mengatakan bahwa tiga smart tv ke Pinogu itu adalah bagian dari penyaluran program bantuan Smart TV dari Pemerintah Pusat. Tidak hanya Pinogu namun seluruh satuan pendidikan baik SD dam SMP di Bone Bolango juga mendapatkan secara merata bantuan tersebut.
“Dari total 171 sekolah penerima bantuan, yang terdiri atas 132 Sekolah Dasar (SD) dan 38 Sekolah Menengah Pertama (SMP), sebagian besar telah menerima perangkat tersebut. Khusus untuk wilayah Kecamatan Pinogu, sebanyak tiga satuan pendidikan menjadi penerima manfaat, masing-masing dua SD dan satu SMP,” ujarnya.
Kadis mengatakan program Smart TV merupakan kelanjutan dari program digitalisasi pendidikan oleh pemerintah, yang sebelumnya bantuan berupa pengadaan Chromebook. Seperti diketahui, pengadaan Chromebook di-era Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, kini berproses hukum di Kejaksaan Agung.
Penyidik Kejaksaan bahkan telah menetapkan Nadiem Makarim sebagai tersangka dan dipenjara. Tahun ini, Pemerintah menyediakan media pembelajaran interaktif melalui Smart TV yang jika ditaksir nilai satuannya mencapai Rp175 juta per unit.
Kadis Pendidikan Andriean Andjar, menjelaskan bahwa peran dinas pendidikan ditiap daerah dalam program ini hanya sebatas memastikan kelancaran proses pendistribusian. Sebab seluruh tanggungjawab pengadaan, termasuk biaya pengiriman hingga ke sekolah-sekolah penerima, sepenuhnya urusan Kementerian Pendidikan.
“Mereka yang dari pusat menjadi penangungjawabnya untuk menyalurkan sampai ke sekolah penerima. kami hanya memastikan kelancarannya saja. Karena sejak pertama kami hanya diminta untuk memasukkan data satuan pendidikan penerima bantuan, termasuk kondisi ketersediaan listrik dan jaringan internet,” jelas Adrean.
Untuk wilayah Pinogu, ia bersyukur karena akses listrik kini sudah tersedia, sehingga tidak lagi menjadi kendala utama dalam pemanfaatan Smart TV. Hanya saja, kata Adrean, tantangan masih terdapat pada keterbatasan jaringan internet. Meskipun demikian, sebagian wilayah Pinogu kini telah terjangkau jaringan seluler, sehingga akses internet tetap dapat dimanfaatkan meski terbatas.
“Di dalam smart tv itu sudah ada konten pembelajarannya, sehingga bisa diakses secara ofline atau online pun lebih bagus. Maka kami berharap ini menjadi media pembelajaran interaktif dan memangkas kesenjangan digitalisasi sampai ke pelosok. Bahkan di pedalaman Bone Pesisir atau dimana pun juga dapat bantuan ini,”ujarnya. (tro/csr)











Discussion about this post