Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Kisah inspiratif mewarnai prosesi Wisuda ke-56 Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Dari ratusan nama yang dikukuhkan, sosok Nurlia Herman, S.Pd., putri seorang penjual bensin eceran, berhasil mengukir prestasi sebagai wisudawan terbaik dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,92.
Lahir dari keluarga sederhana, Nurlia tumbuh dalam keterbatasan ekonomi. Ayahnya sehari-hari menjual bensin eceran untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sementara ibunya berperan sebagai ibu rumah tangga yang setia memberikan dukungan doa. Kondisi itu tidak menyurutkan semangatnya untuk menempuh pendidikan tinggi.
“Dengan keterbatasan ekonomi, saya ingin membuktikan bahwa anak dari keluarga sederhana pun bisa berdiri sejajar, bahkan menjadi yang terbaik, jika dibarengi dengan tekad dan doa,” ungkap Nurlia usai wisuda.
Perjalanan menuju toga sarjana bukanlah hal mudah. Di balik peluh ayah yang mencari nafkah dan doa ibu yang tak pernah putus, Nurlia melangkah mantap menempuh jalan pendidikan. Keyakinannya sederhana: pendidikan adalah jalan keluar dari keterbatasan.
Semangat itu membuahkan hasil. Selama kuliah, ia tak hanya bertahan tetapi juga berprestasi. Nurlia pernah menjadi presenter dalam International Conference on Education, meraih juara dua pada ajang Peksiminas tingkat UNG, hingga akhirnya menyandang predikat wisudawan terbaik.
Keberhasilan tersebut juga ditopang oleh bantuan beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) yang ia terima. “Beasiswa itu bukan sekadar penopang biaya kuliah, tetapi cahaya harapan yang mengantarkan saya hingga ke titik ini,” ujarnya.
Kisah Nurlia menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk meraih kesuksesan. Dengan kerja keras, doa, dan kesempatan melalui program beasiswa, anak dari keluarga sederhana pun mampu berdiri di barisan terbaik. (Tr-76)












Discussion about this post