Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Tingkat literasi masyarakat Indonesia terhadap ekonomi syariah masih tergolong rendah. Berdasarkan hasil survei Bank Indonesia tahun 2024, angka literasi ekonomi syariah nasional baru mencapai 42,84 persen. Untuk mengejar target 50 persen di tahun 2025, Bank Indonesia terus memperluas edukasi publik, salah satunya dengan menggandeng para jurnalis.
Melalui kegiatan Training of Trainers (TOT) Literasi Ekonomi Syariah yang digelar, Kamis (31/7/2025), Bank Indonesia Provinsi Gorontalo memberikan pelatihan khusus kepada wartawan se-Provinsi Gorontalo. Kegiatan ini bertujuan memperkuat peran media dalam menyebarluaskan informasi terkait ekonomi syariah dan gaya hidup halal kepada masyarakat luas.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo, Ciptoning Suryo Condro, dalam sambutannya menegaskan bahwa peningkatan literasi ekonomi syariah merupakan bagian dari strategi nasional untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia.
“Penguatan literasi ekonomi syariah tidak hanya bertujuan meningkatkan pemahaman individu, tetapi juga untuk mendorong praktik ekonomi yang adil, inklusif, dan sesuai prinsip syariah dalam kehidupan sehari-hari. Peran media sangat vital dalam menyampaikan nilai-nilai ini kepada masyarakat,” jelasnya
Dalam pelatihan tersebut, Kepala Kurikulum TMI Pesantren Hubulo, Ustadz Mohamad Shubran, memaparkan prinsip dasar ekonomi syariah yang menitikberatkan pada pengendalian harta, distribusi pendapatan secara adil, investasi produktif di sektor riil, dan partisipasi sosial. Ia juga menjelaskan jenis-jenis transaksi yang dilarang dalam Islam, seperti gharar, maysir, risywah, dan praktik manipulasi pasar.
Sementara itu, dari Perwakilan Bank Indonesia, turut memberikan materi tentang gaya hidup halal (halal lifestyle), termasuk pentingnya konsumsi produk halal dan thayyib (baik), serta kewajiban sertifikasi halal yang kini dijalankan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
“Sertifikasi halal kini dapat diperoleh melalui dua skema: self-declare yang gratis dan reguler yang berbayar. Ini merupakan bagian dari amanah Presiden untuk mendorong penguatan ekosistem halal nasional,” jelasnya.
Selain membahas aspek makanan dan minuman, peserta juga diperkenalkan pada konsep halal dalam busana, kosmetik, pariwisata, media, hingga obat-obatan. Hal ini sejalan dengan strategi Bank Indonesia yang mencakup tiga pilar utama: penguatan ekosistem produk halal, keuangan syariah, serta integrasi dan inklusi gaya hidup halal.
Sebagai bagian dari evaluasi, para wartawan yang mengikuti pelatihan ini juga menjalani post-test untuk mengukur pemahaman terhadap materi yang telah dipaparkan. Hasilnya diharapkan dapat menjadi indikator awal efektivitas TOT dalam meningkatkan literasi ekonomi syariah di kalangan media.
Dengan dukungan dan peran aktif wartawan, Bank Indonesia berharap pesan-pesan ekonomi syariah dapat tersampaikan lebih luas dan mampu mendorong masyarakat menjalani kehidupan ekonomi yang lebih etis, inklusif, dan sesuai prinsip keadilan Islam. (Tr-76)












Discussion about this post