Gorontalopost.co.id, MANADO — Suasana KM Barcelona VA yang melakukan pelayaran dari Pulau Melangguane, ke Manado, tiba-tiba mencekam, siang kemarin. Kebakaran hebat terjadi di dalam kapal, para penumpang panik, mereka berebut pelampung, dan satu persatu melompat ke laut untuk menyelamatkan diri.
Suasana kepanikan itu, terekam dalam video amatir dari salah satu penumpang bernama Abdul Rahman Agu. Dengan ponselnya ia terus merekam dan membagikan videonya melalui siaran lansung di kanal facebook. “tolong, toloong, KM Barcelona lima terbakar,”kata Abdul Rahman yang terus merekam kendati sudah berada di laut.
Dalam video yang lainya, sebelum melompat ke laut, ia turut membantu sejumlah penumpang lainya. “Jangan panik bu’ jangan panik,”kata Abdul Rahman. Ia juga sempat-sempatnya menyelamatkan seorang bocah perempuan yang nampak terombang ambing bersama ibunya. “Ade so deng om, jangan takut,”ujarnya. Aksi Abdulrahman viral, banyak yang mengapresiasinya.
KM Barcelona V, diketahui terbakar di kawasan perairan Pulau Talise, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Ahad (20/7). Peristiwa itu menyebabkan lima orang meninggal sementara 284 orang selamat setelah berhasil dievakuasi. 284 merupakan jumlah penumpang dalam manivest. “5 orang dilaporkan meninggal dunia, dua di antaranya belum teridentifikasi.
Sementara itu, 284 orang berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat, termasuk 3 pasien rujukan medis dari RS Mala Kepulauan Talaud yang berhasil diselamatkan,” kata Kepala Zona Bakamla Tengah, Laksma Bakamla Teguh Prasetya dalam keterangan resminya. Tiga dari lima korban tewas yang berhasil diidentifikasi yaitu, Hugu Majuntu (diagnosis epilepsi, post-stroke), Betrivia Malimbulun (hamil 37), dan Daniel Lena (serangan jantung).
Hanya saja jumlah daftar lengkap penumpang masih simpang siur, sebab jumlah penumpang yang berhasil dievakuasi versi warga di Desa Gangga, Likupang, mencapai 369 orang. Jumlah penumpang yang dievakuasi itu diperkirakan lebih banyak lagi, sebab sejumlah nelayan di desa-desa di kawasan itu juga melakukan evakuasi.
“Jumlah penumpang yang berhasil kami warga Desa Gangga 1 selamatkan, ada 369 orang. Karena kami mencatat semua nama penumpang yang diselmatkan warga dan pemerintah Desa Gangga 1,” ujar Jenly Kadimateng, warga Desa Gangga yang juga pegawai Kecamatan Likupang Barat, kepada wartawan tadi malam.
“Belum termasuk penumpang yang diselamatkan warga Desa Gangga II, Desa Tambun, dan yang diselamatkan warga Desa Serei,” tambah Jenly Kadimateng sambil memperlihatkan daftar nama 369 penumpang yang mereka catat. Tapi menurut Jenly, kapten kapal KM Barcelona V saat ia tanya, mengaku penumpangnya hanya 200-an orang.
“Kita tanya ke kapten kapal, kapten mengaku penumpangnya ada 200-an orang,” kata Jenly. Jenly sendiri bertanya ke kapten jumlah penumpang, untuk memastikan apakah masih ada penumpang yang belum mereka selamatkan. “Bisa saja ada yang sudah tenggelam, atau masih terjebak di atas kapal. Jadi saya tanya ke lapten kapal. Karena kami sudah evakuasi sebanyak 369 orang,” jelas Jenly Kadimateng.
Dalam proses evakuasi, para nelayan di desa-desa pesisir Likupang itu bergerak cepat. Perahu nelayan berhamburan menuju lokasi kapal terbakar, dan menyelematkan para penumpang yang sudah berada di laut dengan jaket pelampung.
Tim Sar Gabungan juga langsung bergerak, Bakamla sendiri mengerahkan unsur KN Gajah Laut-404 dan HSC 32-03 yang dikomandani Letkol Bakamla Agus Tri Haryanto untuk melakukan aksi cepat tanggap darurat dalam membantu proses evakuasi penumpang. Awalnya, kapal bergerak dari Pelabuhan Melonguane, Kepulauan Talaud, sekira pukul 00.00 Wita.
Kemudian kapal singgah di Pelabuhan Lirung untuk memuat penumpang lainnya, dan bergerak sekira pukul 02.00 Wita. Dari situ kapal terus bergerak menuju Manado. Saat di kawasan perairan Likupang, tepatnya di Pulau Talise, sekira pukul 12.00 wita, terjadi kebakaran. Para korbandievakuasi nelayan ke Pulau Gangga, dan Pulau Talise, kemudian dibawa ke Manado tadi malam.
Para korban luka-luka telah dirujuk ke beberapa fasilitas kesehatan terdekat seperti RSUD Walanda Maramis, RSUP Prof. Kandou Malalayang, dan RSUD ODSK. Sebagian korban lainnya dirawat di Puskesmas Mubune, Kecamatan Likupang, termasuk warga dari Lirung, Beo, Kabaruan, Melonguane, dan sekitarnya.
Sementara menurut pengakuan salah satu penumpang yang selamat, Alwina Inang bahwa peristiwa itu terjadi sangat cepat. “Peristiwanya sangat cepat,” Alwina. “Sekitar pukul 12.00 wita, ada yang teriak kebakaran di bagian belakang kapal, kami langsung panik,” sebut istri Iptu Christian Mewengkang Kasat Lantas Polres Kepulauan Talaud itu.
Menurut Alwina, sebagian besar penumpang ada yang makan siang dan ada yang tidur saat kebakaran terjadi. “Saya lagi makan bersama keluarga, tiba-tiba kobaran asap sudah masuk di anjungan kapal. Kami langsung melompat ke laut,” ujarnya. Ketika kebakaran itu terjadi, Alwina beserta puluhan penumpang lain langsung terjun ke laut untuk menghindari asap tebal dan kobaran api.
Mereka mengaku bisa berenang dan bertahan sekitar satu jam di laut sebelum bantuan dari Tim SAR tiba. “Sekarang kami sudah ada di Pulau Serei di Minahasa Utara bersama sekitar 50 orang yang selamat. Sementara ada beberapa korban langsung dijemput mobil ambulans,” sebutnya kemarin. KM Barcelona merupakan kapal yang mengangkut penumpang Rute Manado-Tahuna, Manado-Talaud dan rute kepulauan lainnya.
SUMBER API
Penyebab kebakaran belum diketahui pasti, hanya saja sejumlah informasi menyebutkan asap pekat yang seketika terjadi kobaran api itu berasal dari kamar nomor 33 KM Barcelona. Kamar tersebut diduga adalah kamar yang ditempati salah satu penumpang.
Hal ini pula yang dikemukakan Gubernur Sulut, Yulius Selvanus saat memimpin langsung proses evakuasi di Manado, kemarin. “Terinformasi asap keluar dari kamar nomor 33, tapi kita akan cek kebenaranya lebih lanjut,”ujar Gubernur.
Selvanus mengapresiasi gerak cepat masyarakar dan tim Sar dalam mengevakuasi para korban. “Semuanya terselamatkan dan saat ini ada tiga pos titik pertama di Pulau Gangga, Manado, dan Likupang yang siap menampung mereka,” jelasnya. Yulius Selvanus pun berkomitmen menangani kejadian hari ini agar semua bisa berjalan dengan baik. “Tuhan bersama kita semua,” tutupnya.
Sementara itu, Ivon Bawotong, salah satu personil PT Surya Pasifik Indonesia yang menaungi KM Barcelona, dikutip dari Manadoline.com, nampak prihatin dengan sejumlah opini liar yang sudah terlanjur menyebar soal penyebab musibah naas ini.
“Tidak ada orang menginginkan terjadi musibah, dan dalam peristiwa ini, kami pun selaku bagian dari perusahaan tak pernah berharap akan terjadi seperti ini. Ini murni kecelakaan,” kata Bawotong dari balik sambungan telepon.
Soal penyebab musibah kebakaran, ia belum bisa memberikan keterangan secara pasti. Hanya saja, dari keterangan yang diterimanya, api diduga berasal dari dek tiga. “Soal apa penyebabnya, saya juga belum tahu persis, tapi kalau mengacu pada beberapa keterangan yang saya terima, disebutkan bahwa api pertama kali terlihat di dek tiga (3)” bebernya.
Dan jika merujuk pada keterangan ini, diduga salah satu penyebabnya ialah puntung rokok. “Kalau api dari dek satu, bisa saja itu berasal dari ruang mesin, tapi kalau dari dek tiga, salah satu kemungkinan besarnya ialah itu dari puntung rokok,” urainya.
Ia menegaskan, karena belum ada keterangan resmi, ia berharap publik tidak berspekulasi soal ini, sehingga tak memunculkan keresahan lebih. Hingga tadi malam, para korban sudah tiba di Manado, sebagian telah dijemput kerabat dan keluarga, sementara sebagian masih dirawat di rumah sakit. (net/rmb/tro)











Discussion about this post