Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Isu beras oplosan turut memicu kekhawatiran masyarakat. Kabar baiknya, Gorontalo dipastikan aman dari beras oplosan. Hal ini terungkap dalam High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Semester II yang berlangsung di Ballroom Gedung Azlea, Kota Gorontalo, Kamis, (17/7).
Dikutip dari laman resmi Pemprov Gorontalo, dalam pertemuan itu Bulog memastikan bahwa stok beras untuk Provinsi Gorontalo masih aman hingga Desember 2025 dan tidak ditemukan kasus beras oplosan berbahaya.
Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie yang memimpin jalanya HLM TPID mengatakan, untuk memastikan beras berkualitas sampai ke masyarakat, penting dilakukan sidak pasar. Langkah ini juga menjadi cara kongkret pengendalian inflasi di Gorontalo.
Dalam kesempatan itu, Wagub Idah juga menyoroti tingginya konsumsi beras masyarakat Gorontalo yang mencapai 7,53 kilogram per bulan per orang. Menurutnya, ini menjadi tantangan tersendiri dalam menekan inflasi, sehingga perlu didorong diversifikasi konsumsi pangan lokal seperti singkong, jagung, dan umbi-umbian.
“Inflasi bukan sekadar isu ekonomi, tapi soal kesejahteraan masyarakat, terutama yang rentan dan berpenghasilan rendah. Karena itu, kita semua harus bersinergi dan bekerja kolaboratif,” tandasnya.
Idah menegaskan bahwa permasalahan inflasi di Gorontalo hampir merata, terutama pada sektor kebutuhan pokok seperti beras, cabai, tomat, dan bawang. Untuk itu, ia mengapresiasi langkah Dinas Ketahanan Pangan yang bekerja sama dengan Bulog dalam menyalurkan bantuan beras kepada masyarakat yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) desil I dan II.
“Pemprov Gorontalo bersama Bulog telah menyiapkan sekitar 116 ton beras untuk disalurkan selama bulan Juni dan Juli, masing-masing 10 kilogram per bulan. Kami harapkan distribusi ini tuntas pertengahan Juli agar manfaatnya segera dirasakan masyarakat yang membutuhkan,” jelas Idah. (tro)












Discussion about this post