Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya (FSB), Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Alya Marwa Kobandaha, berhasil menorehkan prestasi di tingkat nasional.
Ia meraih juara pertama dalam lomba penulisan cerpen yang diselenggarakan oleh Penerbit Penulis Pustaka, melalui karya berjudul “Janji Tanpa Tanda Tangan.”
Kepada wartawan, Alya mengaku keikutsertaannya dalam lomba awalnya didorong oleh kebutuhan akademik, yakni sebagai syarat mengumpulkan sertifikat untuk persetujuan Kartu Rencana Studi (KRS).
“Sebenarnya awal ikut lomba ini cuma untuk dapat sertifikat, karena dosen P.A minta bukti aktivitas atau prestasi. Tapi ternyata bisa sampai menang, itu di luar ekspektasi saya,” ujarnya.
Proses penulisan cerpen tidak berjalan mulus. Alya harus membagi waktu antara menyelesaikan cerpen dan menjalani Ujian Akhir Semester (UAS). Ia mengaku sempat kewalahan.
“Waktu nulis itu pas lagi masa UAS, jadi pikiran terbagi antara tugas kampus dan naskah. Cerpen ini sempat saya revisi beberapa kali karena merasa narasinya belum pas. Bahkan sempat ganti alur agar lebih nyambung dengan tema lomba,” kisahnya.
Cerpen “Janji Tanpa Tanda Tangan” diangkat dari tema utama lomba, yakni Janji, Bukti, dan Setia. Menurut Alya, judul tersebut dipilih karena mewakili makna cerpen yang bercerita tentang kesetiaan terhadap janji yang tak pernah diucapkan secara resmi.
“Cerpen ini tentang janji yang tidak pernah ditulis atau diucapkan secara formal, tapi tetap dijaga sampai akhir. Saya ingin menyampaikan pesan bahwa tidak semua janji harus tertulis untuk dianggap serius. Terkadang janji yang tidak ditandatangani pun bisa menjadi bukti kesetiaan yang paling kuat,” jelas Alya.
Kemenangan ini menjadi kejutan tersendiri bagi Alya. Ia mengaku tidak terlalu percaya diri dengan hasil karyanya karena ditulis dalam tekanan waktu dan pikiran yang bercabang.
“Saya benar-benar tidak menyangka bisa menang. Awalnya cuma berharap dapat e-sertifikat saja. Pas diumumkan juara, rasanya campur aduk antara senang dan tidak percaya,” ucapnya.
Ke depan, Alya berharap bisa terus mengasah kemampuan menulis dan menghasilkan karya-karya yang dapat menginspirasi banyak orang. “Semoga saya bisa terus belajar, berkembang di dunia kepenulisan, dan semoga karya-karya saya bisa menginspirasi orang lain,” tutupnya.(Mg04)












Discussion about this post