Gorontalopost.co.id, GORONTALO – Beragam kegiatan yang diselenggarakan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Arpus) Provinsi Gorontalo terus menuai pujian.
Jika sebelumnya, pujian datang dari Bunda Literasi Provinsi Gorontalo, Nani Mokodongan atas penyelenggaraan lokakarya literasi digital. Kini, OPD yang dinakhodai Ridwan Hemeto itu, mendapat pujian dari Sekprov, Danial Ibrahim.
Panglima ASN di lingkup Pemprov Gorontalo itu, mengaku bangga dengan Dinas Arpus yang melaksanakan agenda bimbingan teknis (Bimtek) literasi informasi.
“Ini acara besar sebetulnya, walaupun dilaksanakan sederhana oleh Dinas Arpus. Karena Bimtek ini bisa meningkatkan kapasitas pustakawan, penggiat literasi dan para guru,” ucap Danial ketika diwawancarai usai membuka kegiatan yang akan berlangsung selama tiga hari itu.
Bagi Danial, meningkatkan kapasitas para pustakawan sangatlah penting. Karena, tujuannya bisa mewujudkan visi dan misi Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail dan Wagub, Idah Syahidah Rusli Habibie dalam hal peningkatan SDM.
Bimtek ini diikuti oleh total 150 peserta yang dibagi dalam tiga tahap. Hari pertama dan kedua berlangsung di kantor Dinas Arpus Provinsi Gorontalo, sementara hari ketiga akan dilaksanakan di Perpustakaan Kabupaten Gorontalo Utara.
Kepala Dinas Arpus, Ridwan Hemeto, dalam sambutannya menyoroti sejumlah persoalan penting terkait kondisi perpustakaan di Provinsi Gorontalo.
Ia menyebutkan empat tantangan utama yang masih dihadapi, yakni pembangunan perpustakaan yang belum merata, kesenjangan prasarana dan kelembagaan, ketimpangan jumlah dan kualitas SDM perpustakaan, serta masih banyaknya perpustakaan yang belum memenuhi standar.
“Dari total 1.585 lembaga perpustakaan di Gorontalo, baru 141 yang terakreditasi, bahkan 88 di antaranya telah kadaluarsa akreditasinya,” ungkap Ridwan.
Dia juga menyampaikan tingkat minat baca masyarakat Gorontalo yang menunjukkan tren peningkatan. Nilai kegemaran membaca tahun 2024 tercatat sebesar 64,59 persen, naik 2,16 persen dari tahun sebelumnya.
Indeks pembangunan literasi masyarakat (IPLM) juga mengalami peningkatan dari 70,39 persen pada 2023 menjadi 77,46 persen di tahun ini, meski masih berada pada kategori “sedang”.
“Kita tidak boleh puas dengan angka ini. Diperlukan gerakan literasi yang masif, dimulai dari tingkat SD hingga perguruan tinggi, dari hulu sampai hilir,” tegasnya.
Solusi untuk mewujudkan gerakan literasi yang masif, menurut Ridwan, perpustakaan perlu bertransformasi menjadi pusat peningkatan taraf hidup masyarakat, bukan sekadar tempat membaca dan meminjam buku.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan, baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga pengelola perpustakaan sekolah.
“Hal ini merupakan tanggung jawab stakeholder yang ada baik itu provinsi kabupaten atau kota termasuk pengelola perpustakaan sekolah, dan untuk mewujudkan itu semua tentu harus ada sebuah gerakan secara masif mulai dari SD sampai perguruan tinggi mulai dari hulu sampai ke hilir sebab secara kelembagaan dan sumber daya perpustakaan juga senafas dengan cita-cita melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi nasional,” ujarnya.(rwf)












Discussion about this post