Gorontalopost.co.id, GORONTALO – Komoditas pertanian di Gorontalo makin menggiurkan, selain jagung yang selama ini menjadi andalan, produk olahan hasil bumi Gorontalo, seperti kelapa ternyata cukup laku di pasal global.
Kamis (19/6) kemarin, sebanyak 52 ton santan beku senilai Rp 1,6 Miliar dari Gorontalo, dikirim ke Tiongkok. Ekspor dilakukan oleh PT Millenium Agroindo Selebes, bertempat di Kantor PT Transcontinent Hub Gorontalo, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo, kemarin.
Gubernur Gusnar Ismail menyebut pelepasan ekspor santan kelapa beku ini merupakan langkah strategis dan simbol penting bagi ekonomi daerah. Menurutnya, untuk pertama kalinya, komoditas olahan rakyat Gorontalo dapat langsung diekspor dari daerah asal tanpa melalui pelabuhan besar di luar provinsi.
“Ini momen penting dan strategis. Pertama, karena komoditas yang diekspor merupakan hasil kerja keras petani kelapa lokal. Kedua, karena kita tidak perlu lagi mengirim produk ke Surabaya yang selama ini justru menghilangkan nama Gorontalo dari catatan ekspor. Sekarang, semua dilakukan dari sini, dan ini pencapaian besar,” ujar Gusnar.
Ia juga mengapresiasi PT. Transcontinent atas penyediaan fasilitas Pusat Logistik Berikat (PLB) yang memungkinkan proses ekspor, mulai dari administrasi, pelabelan hingga pengiriman diselesaikan di daerah sendiri. Hal ini menurutnya dapat memangkas biaya logistik dan mempercepat waktu pengiriman.
“Ini bukan hanya soal ekspor, tapi soal bagaimana kita membuka peluang kerja baru, mendorong ekonomi rakyat, dan memperkuat daya saing komoditas lokal. Harapan saya, ke depan lebih banyak produk unggulan Gorontalo yang bisa tembus pasar global,” tambahnya.
Gorontalo sendiri dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kelapa. Namun, selama ini produk turunannya belum tergarap secara maksimal. Ekspor santan kelapa ini diharapkan menjadi awal dari industrialisasi komoditas kelapa di Gorontalo. “Kita akan dorong pengembangan produk turunan lainnya seperti air kelapa, sabut, tepung kelapa, lidi hingga tempurung. Potensinya luar biasa,” tandasnya.
Berdasarkan data Semester I tahun 2025, komoditas ekspor Gorontalo cukup beragam. Dari sektor pertanian, tercatat ekspor wood pellet sebanyak 129.376 ton, kelapa parut 3.474 ton, dan santan kelapa 745 ton.
Dari sektor perikanan, terdapat ekspor kerang darah 42,63 ton, tenggiri 19,14 ton, dan tuna (loin) 18,54 ton. Negara tujuan ekspor meliputi Jerman, Belanda, Polandia, Tiongkok, Thailand, Jepang, dan Singapura.
Direktur Standar Karantina Tumbuhan, Badan Karantina Indonesia (Barantin), A. M. Adnan, kemarin mengatakan, pelepasan ekspor ini adalah langkah awal yang sangat penting untuk membuka gerbang bagi produk-produk pertanian Gorontalo lainnya untuk juga bisa menembus pasar internasional. “Momentum ini menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kualitas, produktivitas, dan daya saing produk-produk Indonesia,”katanya.
Mengenai teknis karantina, Kepala Karantina Gorontalo, Ende Dezeanto Ende Dezeanto menjelaskan proses meliputi pengujian laboratorium untuk memastikan santan kelapa bebas dari cemaran mikroorganisme berbahaya dan telah memenuhi standar kualitas dan persyaratan ekspor negara tujuan.
Selain itu, aspek pengemasan juga menjadi perhatian utama untuk menjamin produk tiba di negara tujuan dalam kondisi prima. Kata dia, jika eksportir santan ini harus terdaftar pada General Administration of Custom of the Peoples’s Republic of China (GACC) terlebih dahulu agar dapat melakukan ekspor ke China.
Hal ini wajib bagi eksportir bahan pangan utama yang akan ekspor kesana. Berdasarkan data Best-Trust periode Januari hingga Juni 2025, Karantina Gorontalo telah melakukan fasilitasi ekspor santan kelapa sebanyak 27 Kali dengan volume 745 ton tujuan Cina, Malaysia, Selandia Baru, Kenya, Sri Lanka, dan Tanzania dengan nilai ekonomi mencapai 329 Miliar. (tro/mg-10)











Discussion about this post