Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Kekerasan seksual hingga aksi perundungan (Bullying) masih saja sering terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini sesuai dengan data dari Asesmen Nasional Kemendikbudristek 2022 bahwa sebesar 34,51 persen peserta didik berpotensi mengalami kekerasan seksual.
Berangkat dari persoalan tersebut, mahasiswa Program Mengajar di Sekolah (PMS) MBKM Batch 7 Universitas Negeri Gorontalo, menggelar sosialisasi dengan tujuan meningkatkan kesadaran siswa tentang bahaya kekerasan seksual, perundungan (bullying), dan intoleransi, di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Suwawa, Jumat (23/05/2025).
Dalam kegiatan tersebut, para siswa menerima materi terkait bahayanya kekerasan seksual dan dampak negatif dari bullying bagi siswa. Materi tersebut dibawakan oleh Ketua Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran (LPMPP) Universitas Negeri Gorontalo, Drs. Moh Yusuf, S.Pd., M.Pd. dan juga dosen Drs. Nurhayati Tine, S.Pd.I., M.H.I.,
“Salah satu contoh kecil bullying adalah memanggil teman dengan nama yang tidak disukai. Jika hal ini terus terjadi, anak bisa merasa tidak aman, stres, bahkan enggan bersekolah,” jelas Ketua LPMPP, Moh Yusuf.
Sama halnya Yusuf, Nurhayati Tine menambahkan bahwa bullying dapat menghancurkan motivasi belajar siswa sehingga menjadi masalah serius di lingkungan pendidikan.
Dengan bullying yang sering dilakukan akan membuka perbuatan-perbuatan yang negatif lainnya. Sehingga pencegahan melalui edukasi, komunikasi, intervensi, dan dukungan sangat penting untuk dilakukan.
“Saat ini kita berada dalam situasi darurat kekerasan di lingkungan pendidikan. Ini bukan hanya sekadar sosialisasi, melainkan edukasi yang mendesak,” tambah Nurhayati Tine
Selain itu, Nurhayati juga menguraikan hak-hak korban kekerasan seksual dan pentingnya penanganan yang tepat. Ia juga menjelaskan isu intoleransi yang kerap muncul di lingkungan pendidikan dan bagaimana hal tersebut dapat merusak keharmonisan antar siswa. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif dan berakhir dengan lancar.
Sementara itu, Rio Ardiansyah, selaku koordinator sekolah PMS MBKM Batch 7 berharap sosialisasi ini dapat memberikan wawasan baru bagi siswa dan guru agar terus mengingatkan dan mencegah perilaku negatif di lingkungan sekolah.
“Semoga siswa bisa berkembang dari materi yang mereka dapatkan, dan para guru juga bisa terus mengingatkan siswa tentang pentingnya menjauhi tiga dosa besar ini,” pungkas Rio optimis. (Mg12)












Discussion about this post