Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Keresahan masyarakat terkait aktivitas anak-anak hingga remaja yang kerap bermain bahkan mandi di Kawasan sungai Bulango yang ada di Kelurahan Siendeng akhirnya berbuah kenyataan. Kali ini sungai Bulango untuk kesekian kalinnya kembali memakan korban jiwa.
Menyusul hilangnya seorang remaja berusia 15 tahun, sebut saja namannya Fauzan Gani, warga Kelurahan Siendeng itu diketahui hilang terseret arus Sungai Bulango saat mandi dan beenang bersama sejumlah teman sebayannya di sungai tersebut.
Informasi yang dirangkum Gorontalo Post, saat kejadian korban hanyut terbawa arus sungai, korban sempat ditolong salah satu temannya, namun karena temannya kecapean memegang tangan korban, sehingga korban terlepas dan terbawa arus sungai yang cukup deras.
Atas kejadian ini, keluarga korban meminta bantuan ke bapak Ismet anggota BPBD Kota Gorontalo informasi tersebut diteruskan ke petugas komunikasi Kantor Pencarian Dan Pertolongan Gorontalo.
Komandan Regu Pencarian Rezki Hasan mengatakan, setelah mendapat informasi dari warga, selanjutnya Tim Search and Rescue (SAR) gabungan dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Gorontalo, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), mencari korban diawali dengan melakukan penyisiran sepanjang sungai menggunakan perahu karet, mulai dari lokasi tenggelamnya korban sampai ke muara.
Selain itu tambah Rezki proses pencarian korban juga menggunakan satu unit drone thermal, atau alat pemantau udara yang memiliki teknologi canggih dan bisa mendeteksi suhu tubuh manusia.
Namun, karena terbatasnya jarak pandang saat malam hari dan derasnya air sungai Bulango, sehingga hal itu yang menjadi kendala dalam proses pencarian korban. “Ya, dimungkinkan tubuh korban dengan cepat terbawa arus cukup jauh dari lokasi terakhir kali terlihat,”jelas Rezki.
Karena pencarian malam tidak efektif, sehingga Rezki mengaku bahwa pencarian dihentikan sekitar pukul 21.30 Wita. Pencarian akan lanjutkan pagi dimulai pukul 06.30 Wita.
Adapun Tim SAR gabungan yang akan melakukan pencarian terhaap korban akan dibagi menjadi dua SRU (Search and Rescue Unit). SRU 1 melakukan penyisiran menggunakan perahu karet dari lokasi kejadian (LKP) hingga muara sungai sejauh dua kilometer.
SRU 2 menyisir secara manual dengan berjalan kaki di sepanjang bantaran sungai serta melakukan pemantauan udara menggunakan drone thermal di sekitar LKP.
“Kami berharap korban segera ditemukan dan segera diserahkan kepada pihak keluarga korban. Untuk itu kami butuh dukungan bantuan dari masyarakat ketika menemukan korban segera melakukan kepada tim tim pencari untuk dievakuasi,”tutup Rezki.
Sementara itu menurut Ilham Taib salah seorang warga setempat kepada wartawan koran ini mengaku bahwa remaja bahkan anak-anak di Kawasan Kelurahan Siendengan memeng kerap bermain-main di pinggiran sungai.
Warga setempat sudah beberapa kali mengingatkan kepada mereka, namun perinagatan tersebut tidak diindahkan. “Sudah cukup warga mengingatkan, akhirnya kehawatiran kami terbukti. Semoga ini menjadi pelajaran kedepan agar kejadian yang sama tidak terjadi lagi,”tandas pria yang juga berprofesi sebagai abang bentor ini. (roy)











Discussion about this post