gorontalopost.co.id – Hasil seleksi calon Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gorontalo, yang menuai sorotan lantaran diduga salah satu dari tiga calon Sekda yang diloloskan pernah terlibat dalam organisasi terlarang yakni Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), mendapat atensi Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Gorontalo.
Lembaga yang kepengurusanya baru saja dikukuhkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu, membahasnya secara khusus dalam rapat perdana FKPT Gorontalo, yang berlangsung Rabu (7/5) di Restoran Domestique, Kota Gorontalo. “Rapat tersebut juga membahas mengenai isu aktual seperti isu mantan HTI yang lolos tiga besar Sekda Kabupaten Gorontalo,”ujar Ketua FKPT Gorontalo, Dr. Funco Tanipu. Hanya saja, Funco tidak mengurai apa hasil rapat FKPT terkait hasil seleksi calon Sekda Kabupaten Gorontalo itu.
Selain membahas tentang hasil seleksi calon Sekda Kabupaten Gorontalo, FKPT juga membahas sejumlah isu aktual, seperti infiltrasi paham radikal di kalangan pelajar, kemitraan dengan lembaga terkait seperti TNI, BIN, Polda, BAIS, Satgaswil Densus, pemerintah daerah, ormas pemuda dan keagamaan, perguruan tinggi, serta media-media yang ada di Gorontalo.
Dalam rapat tersebut salah satu pokok bahasan utama adalah hasil Indeks Potensi Radikalisme (IPR) tahun 2024. Berdasarkan data yang disampaikan, Provinsi Gorontalo mencatat angka IPR yang cukup tinggi, bahkan menempati urutan kedua di antara provinsi se-Pulau Sulawesi. “Kondisi ini tentu menjadi perhatian serius bagi kami. Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah konkret dan terkoordinasi dalam menghadapi potensi radikalisme di daerah,” ujar Dr. Funco Tanipu.
Rapat tersebut juga merumuskan strategi pencegahan yang akan diimplementasikan ke depan, mencakup pendekatan edukatif, kultural, dan kolaboratif dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk tokoh masyarakat, tokoh agama, dan lembaga pendidikan. Sebagai langkah awal, FKPT Gorontalo menegaskan pentingnya pengumpulan data yang relevan dan akurat terkait potensi radikalisme di tingkat lokal. “Data tersebut akan menjadi dasar dalam merancang program dan kegiatan yang lebih tepat sasaran serta responsif terhadap dinamika masyarakat,” tuturnya. (tro)
Comment