Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Pembangunan Masjid Raya Gorontalo makin berlarut. Hampir 25 Tahun Provinsi Gorontalo berdiri, daerah dengan mayoritas umat muslim ini, belum memiliki masjid raya representatif. Berganti Gubernur, hanya programnya yang ada, tapi progresnya tak nampak.
Harapannya, Gubernur Gorontalo yang memimpin saat ini, Gusnar Ismail bisa merealisasikanya. Hanya saja, Wali Kota Gorontalo Adhan Dambea, pesimis Gusnar bisa mewudjukan Masjid Raya. “Gubernur saya lihat tidak serius,”ujar Adhan dalam pernyataan persnya pada Jumat (25/4).
Adhan menyebut, harusnya Gubernur Gusnar Ismail sudah bergerak agar Masjid Raya bisa segera dibangun. Ia mengatakan, membangun masjid tidak sulit. “Kalau Pemprov tidak mampu, kasih tahu ke kami. Insya Allah kami (Pemkot Gorontalo) siap membangun masjid raya,” tegas Adhan.
Mantan anggota DPRD Provinsi Gorontalo ini menyebut, jika ada kemauan dan semangat untuk membangun Masjid Raya pasti ada jalan. Apalagi, kata Adhan, mendirikan masjid adalah kegiatan yang sangat mulia, pasti akan ada saja jalan yang diberikan sang pencipta hingga masjid bisa terbangun untuk dimanfaatkan kegiatan-kegiatan keagamaan. “Pasti banyak yang sumbang. Jadi, semua tinggal kemauan. Kalau tidak ada kemauan, masjid raya tidak akan terwujud,” kata Adhan.
Urusan membangun masjid, Adhan punya pengalaman. Saat menjabat Wali Kota Gorontalo pada periode 2008-2013, ia membangun 10 unit masjid. Menariknya, masjid yang dibangun tanpa disentuh anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). “Artinya bisa, kalau kita ada kemauan untuk membangun masjid,”tambahnya.
Selain itu, Adhan menyoroti pembangunan Masjid Raya Gorontalo, yang ternyata telah ada anggaran Rp Miliar. Anggaran itu bersumber dari pemotongan gaji ASN Pemprov setiap bulan, yang dimulai saat kepemimpinan Pj Gubernur Gorontalo, Prof. Zudan Arif Fakhrulloh, pada tahun 2016 lalu. Ia mempertanyakan keberadaan uang ‘celengan masjid’ tersebut. “Uang yang terkumpul dari ASN provinsi itu, Rp. 3.060.000.000. Sekarang uangnya dimana, sudah tidak jelas,” ujar Adhan.
Adhan mengungkapkan, informasi terakhir yang diterimanya, dana tersebut, dikelolah yayasan. Namun, kendati pernah menjadi Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, ia sendiri mengaku tidak tahu keberadaan yayasan itu. Harusnya, kata Adhan, dana untuk pembangunan tempat ibadah ini, tidak dipindah tangankan, dan tetap dikelola Pemprov.
“Itu harusnya dikelola Pemprov Gorontalo. Waktu saya anggota DPRD kemarin, sudah saya ingatkan hal ini, uangnya harus dikembalikan ke kas daerah. Sebab, saya mendapatkan informasi yang akurat, jika dananya sudah digunakan untuk keperluan diluar pembangunan masjid,” tegas Adhan.
“Dari informasi itu pula, dananya sudah tidak (utuh) Rp 3.060.000.000 lagi. Sisa kurang lebih Rp 2,1 miliar,” beber Adhan. Agar dana ini tak berkurang lagi, Adhan menyarankan ke Pemprov Gorontalo untuk segera mewujudkan pembangunan masjid raya. Dia juga meminta kepada Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail dapat menseriusinya.
Sementara itu, Gubernur Gusnar Ismail menanggapi soal pembangunan Masjid Raya Gorontalo. Saat mengunjungi warung kopi Dino di Kota Gorontalo, Ahad (27/4), Gusnar dalam unggahan video yang dikutip Gorontalo Post, singkat membeberkan rencana pembangunan Masjid Raya Goronbtalo. Ia menyebut sudah memiliki kawasan lahan yang bakal didirikan masjid raya.
“Areal potensial itu kita sudah dapat, ada 21 hektar area potensial,”kata Gusnar, hanya saja dalam video itu tidak gambarkan secara jelas lokasi, dan kapan waktu mulai pembangunanya. Juru Bicara Gubernur Gorontalo, Noval Abdussamad yang coba dimintai tanggapannya terkait rencana pembangunan Masjid Raya, semalam, tak memberikan jawaban. “Nyetir aku tadi, masih di Bengsol,”tulisnya dalam pesan whatsapp. Hingga berita ini ditulis, tak ada konformasi lanjutan lagi dari Jubir Noval. (tro/rwf)











Discussion about this post