Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Langkah sejumlah pemerintah daerah menarik dana dari Bank Sulut Gorontalo (BSG), buntut kekecewaan atas hasil rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS-LB) belum lama ini, rupanya mulai membuat BSG ketar-ketir.
Terinformasi, jajaran direksi BSG ingin menggelar kembali RUPS LB. Untuk membahas kemungkinan penempatan wakil dari Gorontalo di jajaran komisaris atau direksi BSG.
Kabar ini terungkap menyusul rencana jajaran direksi BSG yang ingin menemui Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea. Pertemuan itu terinformasi akan membahas pelaksanaan RUPS LB. “Dari BSG meminta waktu untuk bertemu dengan pak wali. Kabarnya, pertemuan untuk rencana pelaksanaan RUPS luar biasa ulang,” kata salah satu orang dekat Adhan ketika berbincang dengan awak media.
Menyikapi kabar ini, Adhan mengaku tak keberatan jika BSG akan kembali menggelar RUPS. Hanya saja, kata Adhan, RUPS harus digelar di Gorontalo. Bukan cuma itu syarat dari Adhan.
Dia meminta agar Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Yulius Selvanus Komaling (YSK) menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Gorontalo yang kecewa dengan hasil RUPS tanpa mengakomodir satu orang Gorontalo pun di jajaran komisaris. Dimana, dari empat komisaris yang diganti pada RUPS LB belum lama ini, semuanya adalah orang dekat dari YSK.
“Kalau minta RUPS ulang, syaratnya Gubernur Sulawesi Utara harus minta maaf ke rakyat Gorontalo. Yang kedua RUPS bikin di Gorontalo,” tegas Adhan Dambea yang diwawancara usai meninjau embung di Kelurahan Limba U II, tepatnya di kompleks belakang SMA Negeri 3 Gorontalo pada Ahad (13/4/2025).
Sebelumnya, Adhan bersama sejumlah Kepala Daerah dari Gorontalo mengkritik habis hasil RUPS itu. Wakil Gorontalo dijajaran komisaris yakni Ferdiyanto Koniyo didepak, bahkan usulan yang disampaikan para kepala daerah dalam pertemuan yang berlangsung di kantor pusat BSG itu juga diabaikan.
Adhan bahkan menyebut YSK arogan dan merusak hubungan ‘torang basudara’ yang selama ini terjaga antara Sulut dan Gorontalo karena memaksakan seluruh orang dekatnya masuk dalam jajaran komisaris. Mereka masing-masing Ramoy Markus, sebagai komisaris utama. Ramoy diketahui merupakan ketua tim pemenangan YSK saat Pilgub Sulut tahun 2024 lalu.
Tiga komisaris independen lainya yakni Sam Sachrul Mamonto, Jacklyn Koloay, dan Djafar Alkatir yang disebut Adhan juga adalah tim sukses YSK di Pilgub. Dalam RUPS LB itu, Adhan tidak hanya menyayangkan sikap YSK, tapi juga menyoroti peran Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail yang seperti tak berdaya dalam keputusan RUPS itu.
Langkah Adhan seiring dengan Bupati Boalemo Rum Pagau, Rum bahkan langsung memindahkan rekening kas umum daerah (RKUD) dari BSG ke Bank Rakyat Indonesia (BRI), sementara Bupati Gorontalo Sofyan Puhi juga melakukan hal yang sama, yakni memastikan hengkang dari BSG, dan kini sedang menjajaki kerjasama dengan Bank Mandiri untuk pengelolaan rekening kas umum daerah. (rwf)











Discussion about this post