Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Menuntut ilmu tidak mengenal usia. Bukan aib apabila seseorang memulai karirnya sebagai penuntut ilmu di usia senja. Dalam Islam hukumnya wajib bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan yang menuntu ilmu.
Kewajiban ini tercantum dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Karena ilmu tidak dibatasi oleh waktu maupun umur. Orang tua bahkan guru sekalipun tetap membutuhkan ilmu, agar dapat berakidah, beribadah dan bermualah berdasarkan ilmu, bukan semata prasangka dan hawa nafsu.
Sepertihalnya para guru atau tenaga pengajar di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo, yang saat ini mulai belajar mengaji untuk mempermantap cara bacaan Al Quran yang baik dan benar. Namun, cara belajar mengaji yang dilakukan para guru ini menggunakan metode Dirosa. Yakni cara cepat belajar membaca Al Quran khusus orang dewasa, dimana hanya dalam tempo 20 kali pertemuan sudah bisa membaca Al Quran.

Pantauan Goorntalo Post, pengajar yang mengisi DIROSA adalah tenaga terlatih dan berpengalaman yakni, Ustadz Bayu Razak Biya SH selaku sekretaris DPD Wahdah Islamiyah Kota Gorontalo dan Ustadzah Lutfia Martiany Tagoi, S. Keb dengan pengalaman sebagai pengajar DIROSA di instansi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, sekaligus sebagai pengajar dan Ketua Rumah Qur’an Al Yasiir dibawah Lembaga Yayasan Al Yasiir Gorontalo Berkah.
Kepala Sekolah SMP 8 Kota Gorontalo Drs. Abdul Hamid Taidi, M.Pd didampingi Wakasek Sofyan Nurdin M.Pd saat diwawancarai wartawan koran ini sangat memberikan presiasi atas semangat yang kuat para guru-guru dalam menikuti kegiatan belajar membaca Al Quran yang telah dimulai sejak 6 Maret 2025.
“Ya, pembelajaran mengji ini merupakan visi yang sifatnya religius khususnya di bulan Ramadan. Terutama membaca Quran bagi yang sudah bisa membaca dan masih ingin memperbaiki kembali bacaannya, serta bagi yang sama sekali belum bisa membaca Al Quran,”kata Abdul Hamid.

Lebih lanjut dikatakan Abdu Hamid, untuk program belajar mengaji ini pihaknya mangandeng Yayasan Al Yasir Gorontalo untuk bekerjasma dalam membantu guru terutama dalam hal belajar membaca Al Quran yang baik dan benar.
Khusus untuk siswa, pihaknya kata Kepsek, memang ada program pemberantasan buta huruf latin maupun buta huruf Al Quran. Namun dalam pelaksanaan program tersebut pihaknya terkendala pada jam pelajaran, sebab jam akademik sekolah hingga pukul 15.00 Wita.
Sehingga jika dilaksanakan program ini maka tentu para siswa mengeluh jika jam pulang sekolah melebihi Waktu yang sudah ditentukan. “Untuk saat ini kita masih gunakan skala prioritas kepada mereka yang masih buta huruf latin maupun huruf Al Quran,”ujar Kepsek.
Sehubungan dengan program ekskul pelajaran tahfiz atau hafalan Quran, Kepsek mengakui sudah merencanakan hal itu. “Kami masih mencari guru dari luar yang akan mengajar Tahfiz nanti benar-benar bisa membantu sekolah. dan itu tentu akan kita pertimbangkan system pembayaran honornya, Insya Allah kedepan kita akan tindaklanjuti program ini,”tutup Kepsek.
Sementara itu Ustadzah Lutfia Martiany Tagoi, S. Keb, Ketua Rumah Qur’an Al Yasiir mengatakan, niat baik Rumah Qur’an Al Yasiir yang semula bermaksud menawarkan program Tahfidz untuk siswa SMP 8, justru mendapatkan respon positif, dimana justru para Guru yang lebih dulu berinisiatif untuk belajar memperbaiki bacaan Al Qur’an sekaligus sebagai contoh konkrit pihak sekolah kepada siswa maupun orang tua sambil mempersiapkan langkah strategis agar program tahfidz yang diharapkan menjadi mata pelajaran ekstrakurikuler dapat terlaksana, dengan harapan lahirnya para Penghafal Al Qur’an meskipun berasal dari sekolah Negeri.
Sehingga idaman orang tua dan anak yang ingin sukses sebagai penghafal Al Qur’an namun terkendala biaya untuk bersekolah di sekolah swasta, tetap bisa terwujud dengan adanya program tahfidzdzuhur bahkan tidak menutup kemungkinan saat lulus bisa mendapatkan beasiswa disekolah menengah islam sebab hafalan Al Qur’annya.
“Untuk perdana sudah terbentuk dua kelompok yakni kelompok bapak² berjumlah ± 10 orang dan kelompok ibu-ibu hampir 30 orang, adapun pembelajaran yang diterapkan menggunakan buku panduan produk Lembaga Wahdah Islamiyah yang memang dirancang khusus untuk Belajar Al Qur’an Orang Dewasa atau lebih dikenal dengan istilah DIROSA dengan metode klasikal 20 kali pertemuan serta sensasi pembelajaran terasa lebih asyik dan menyenangkan. Terbukti para guru menjadwalkan pertemuan selama Ramadan dilaksanakan setiap hari setelah sholat dzuhur”. (roy)











Discussion about this post