Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Provinsi Gorontalo menjadi daerah dengan inflasi terendah pada Desember 2024. Inflasi tahun ke tahun atau Year on Year ( Desember 2024 terhadap Desember 2023) Gorontalo mengalami deflasi -0,79 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibanding angka nasional sebesar 1,57 persen.
“Gorontalo menjadi satu-satunya provinsi yang mengalami inflasi terendah. Inflasi -0,79 persen merupakan angka inflasi terendah sepanjang daerah Gorontalo berdiri, meskipun secara metodologis mengalami perubahan,”kata Kepala BPS Provinsi Gorontalo Mukhamad Mukhanif digelaran konferensi pers, Kamis,(02/01).
Menurut Mukhanif, pencapaian ini menunjukkan proses pengendalian harga yang selama ini dilakukan. Tercatat pada Desember 2024 Provinsi Gorontalo mengalami inflasi bulanan (m-to-m) sebesar 0,57 persen.
Sementara dua daerah terbesar di Provinsi Gorontalo masing-masing Kota Gorontalo mengalami inflasi bulanan sebesar 0,28 persen dan Kabupaten Gorontalo menyumbang angka inflasi cukup tinggi yakni 0,80 persen.
“Untuk level nasional inflasi bulanan Provinsi Gorontalo yakni 0,44 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional,”tambah Mukhanif. Ia juga menjelaskan, inflasi m-to-m terjadi karena adanya kenaikan harga sebelas kelompok pengeluaran yang disumbang oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau yang memberikan angka inflasi 1,59 dengan dengan andil inflasi sebesar 0,56 persen.
Rekreasi, olahraga dan budaya menyumbang angka inflasi 0,34 persen dengan andil inflasi 0,01 persen. Perlengkapan peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,16 dengan andil inflasi 0,01 persen. “Kita maklumi ketika hari raya besar keagamaan dan tahun baru terjadi lonjakan harga sesaat atau sebulan,”tukasnya.
Selanjutnya komoditas utama penyumbang inflasi dari tahun ke tahun diantaranya Bawang merah 0,37 persen, emas perhiasan 0,27 persen, sigaret kretek mesin 0,20 persen, minyak goreng 0,17 persen dan daging ayam ras 0,16 persen.
Komoditi penyumbang deflasi yakni cabai rawit sebesar -1,72 persen, tomat -0,65 persen, ikan cakalang/ikan sisik -0,19 persen, ikan layang/ikan benggol -0,11 persen dan tahu mentah -0,08 persen. (lyd)