Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Tahapan pelaksanaan Pilkada serentak di Provinsi Gorontalo memasuki tahap akhir, setelah seluruh tingkatan KPU di Provinsi Gorontalo menyelesaikan tahapan pemungutan dan penghitungan suara.
Secara keseluruhan pelaksanaan tahapan Pilkada berlangsung lancar, aman dan sukses. Tidak terdapat kendala yang mengancam gagalnya pelaksanaan Pilkada. Suksesnya pelaksanaan Pilkada itu, tak lepas dari dukungan masyarakat, dan stakeholder tertkait.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo, Sophian Rahmola, secara khusus mengapresiasi dukungan semua pihak, terutama stakeholder terkait, seperti Pemerintah Daerah, Forum Komunukasi Pimpinan Daerah, TNI/Polri, Bawaslu, partai politik, pasangan calon, tim pemenangan, tokoh agama, tokoh pemuda, dan tokoh masyarakat, termasuk media.
“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur atas kesuksesan dalam gelaran Pilkada di Gorontalo tahun 2024 yang berlangsung aman, lancar dan damai,” kata Ketua KPU Provinsi Gorontalo, Sophian Rahmola.
“Terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran penyelenggara pemilu, peserta Pilkada, saksi, dan masyarakat yang telah berperan aktif dalam memastikan kelancaran proses pilkada tahun ini. Kunci Pilkada serentak berjalan dengan aman dan terkendali karena sinergisitas yang terjaga dengan baik antara semua pihak, baik dari Pemprov, Forkopimda dan Bawaslu,” tambahnya.
Salah satu indikator kesuksesan Pilkada, tidak saja pada pelaksanaan tahapan yang berlangsung lancar dan sukses, namun dilihat juga pada tingkat partisipasi pemilih. Menurut Sophian, untuk Provinsi Gorontalo angka partisipasi pemilih Pilkada mencapai kurang lebih 80 persen, atau mengalami kenaikan dari pelaksanaan Pilkada sebelumnya yang hanya mencapai 77 persen.
”Kita sudah mendengar bersama-sama tadi bahwa kendala yang dihadapi hingga banyak wajib pilih yang tidak ikut berpartisipasi kali ini, antara lain banyak undangan yang tidak sampai dikarenakan sudah pindah alamat, sudah meninggal, bahkan ada yang sudah menerima undangan tapi memilih untuk tidak menggunakan haknya untuk memilih. Sehingga memang untuk seluruh daerah di Indonesia mengalami penurunan angka partisipasi,” ujarnya. (tro/rwf)










